08

48 7 0
                                    

Tak banyak bukti yang bisa menguak mengenai kasus kematian mahasiswi Hukum tersebut. Kematiannya seakan-akan ada yang janggal. Hingga, banyak diluar sana yang berspekulasi bahwa kematian Luna disebabkan oleh adanya kasus bullying hingga mental yang diapit oleh wanita malang itu sudah repuh, hingga berniat mengakhiri untuk bunuh diri.

"Kok serem banget." Saut Junkyu seketika merinding membaca artikel yang ia ketik di google.

Jaehyuk menoleh sembari memikirkan sesuatu yang akan ia ucapkan, "tapi itu masih spekulasi. Berarti tandanya belum ada bukti yang bener-bener terkuak, iya kan bang?"

Junkyu hanya mengangguk, eh bentar kenapa mereka berdua tiba-tiba bicarain orang yang sudah mati?

“Bang kok gue tiba-tiba merinding?"

"Iya kok gue juga jir, padahal siang-siang bolong gini."

Karena merasa ada yang tidak beres, keduanya memilih untuk keluar dari kawasan kosan dan Junkyu seketika mengambil kunci mobilnya dan beralih bersama Jaehyuk menuju rumah Mashiho.

Selama perjalanan kedua pemuda itu hanya diam.

Hingga...

BRUKKK

Junkyu tersadar tengah menabrak sesuatu. Mereka sekarang tengah berada di jalanan yang terbilang sangat sepi pengendara.

Junkyu hendak turun dari mobil tapi, "bang udahlah cuman kucing doang itu." ucap Jaehyuk yang merasa biasa saja.

"Mataloh Jaenudin! Klo kucingnya meninggal gimana?"

"Gak, gue tadi liat kucingnya lari di gang sebelah sana."

Karena Jaehyuk meyakinkan akhirnya Junkyu hanya pasrah, dan kembali melajukan mobilnya.








































































Padahal nyatanya memang ia sedang menabrak seekor kucing hitam...






































































Rumah Mashiho tampak sunyi, seakan-akan menjadi rumah kosong untuk sesaat. Udara kian mendingin, daun juga sudah gugur, sepertinya hujan akan segera turun.

Akhir-akhir ini dikota mereka sedang terjadi musim hujan.

Tapi tunggu sebentar, hawa dikawasan rumah Mashiho sangat aneh. Jaehyuk yang sudah memasuki teras rumah kini berbalik dan tak melihat batang hidung Junkyu yang ia kira ikut bersamanya turun dari mobil.

Junkyu
Gimana? Ada orangnya engga?

Anda
Belum gue ketuk sama mencet bel rumahnya bang. Buruan sini deh, gue ngerasa ada yang aneh

Junkyu
Perasaan dari tadi lu ngerasa aneh. Apa jangan-jangan itu karena kita nabrak kucing?

Jaehyuk
Udahlah bang, buruan kesini.

Yaudah, daripada banyak bacot di aplikasi chatting Junkyu memutuskan untuk turun dari mobil.

Junkyu saat ini bisa merasakan hal yang Jaehyuk alami tadi. Dingin dan merinding.

"Bang!"

Jaehyuk memanggil Junkyu yang hampir saja memencet bel rumah Mashiho. Pemuda itu tengah berada di depan jendela besar milik rumah Mashiho.

Junkyu mengerutkan dahinya bingung, "Ngapain lu manggil? Mau bilang ada yang aneh lagi?"

"Ada yang aneh bang."

Nah, lagi-lagi si Jaenudin. Tapi kali ini memang sangat aneh, dia melihat Mashiho sedang duduk diantara lilin-lilin dari luar.

Akhirnya Junkyu ikut mengintip dari luar dan netranya menangkap temannya sedang melakukan aksi.

Jelangkung

"Anjir Jae lariii, buruuuann."

"Ee-h, i-iya bang jangan narik-narik bisa gak si?"

Junkyu dan Jaehyuk berlari menuju mobil dan saat sampai dengan secepat kilat Junkyu menjauh dari kawasan rumah Mashiho.

Apa yang mereka tangkap barusan? Kenapa Mashiho sedang bermain jelangkung di siang" bolong? Maksudnya apa motifnya?

“Ya Allah bang kok Mashi jadi kek gitu?"

"Bentar gue lagi haus. Tolong ambilin minum di tas gue dong." Suruh Junkyu, karena memang tasnya ada di dekat Jaehyuk.

Sebelum meneguk minumannya, kedua pemuda itu dikejutkan oleh satu hal lagi.

BRUKKK

Seekor kucing hitam berlumuran darah jatuh tepat di kaca depan mobil Junkyu sontak membuat empat manik mata tersebut turun dari dalam mobil.

Baunya sangat amis.

"Wuuuekkk, anjir bau banget. Bang singkirin dong."

"Iya ini gue mau nyari sesuatu, tapi aneh banget kok bisa ada yang buang kucing mati dari atas mobil gue?"

Tiba-tiba Junkyu teringat perihal tadi sebelum sampai di rumah Mashiho, sekarang ia merasa bahwa keanehan sedang melandanya saat ini.

"Gue juga bilang apa? Ini semua gara-gara lu!" Junkyu berdecak sebal.

"Kok malah jadi gue si yang lu salahin bang?"

"Seandainya gue tadi gak nurutin lo. Pasti kucing yang kita tabrak tadi udah gue kubur. Dan liat, bentar lagi malapetaka datang ngehantuin kita berdua."

Jaehyuk menggigit bibir bawahnya, sekarang ia merasa takut. Dengan cepat ia bersama Junkyu mengambil kucing tersebut dan menguburnya di bawah pohon yang memang tanahnya lumayan basah.

Sepertinya ucapan Junkyu bakal tidak ada apa-apanya, karena mereka berdua sudah mengubur kucing tersebut.

Dan memilih untuk pergi ke rumah Hyunsuk.

"Jae gue harap kejadian hari ini cuma kita doang yang tau. Perihal Mashi, lu jangan cerita kesiapa-siapa, gue pengen ngecek lebih jauh soal ini."

Ungkapan Junkyu membuat Jaehyuk susah menelan salivanya. Sebenarnya sedari tadi ia ingin sekali menceritakan hal ini kepada semua teman-temannya, tapi apalah daya. Selang insiden tadi, ia malah takut untuk menceritakan segalanya.

"Kok malah bengong kayak orang tolol?"

"Buset dah bang, santai dong. Orang pinter kaya gue kok di bilang tolol, tolong ngaca ya bang." Jaehyuk tertawa kecut dan membuat Junkyu berdecak malas. Udahlah kyu gak usah diladenin anaknya

Junkyu memalingkan wajahnya ingin sekali menabok manusia yang satu ini, "bisa gak jaga rahasia? Kalo engga gue sumpahin lu jadi batu."

"Emang ini zaman maling Kundang main sumpah-sumpahan?"

"Iya gue janji gak bakal ceritain kesiapa-siapa." Lanjutnya dan berhenti mengoceh melihat wajah Junkyu sedang dilanda kekesalan karena dirinya.

Hotel | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang