Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading all🤸***
"Itu cincin siapa yang lo pake?
"Oh, ini gue dapet di jalan. Kenapa emang?"
"Gue pernah liat tuh cincin percis di pake temen gue yang meninggal di kampus waktu itu."
"..."
Sunyi. Tak ada jawaban serta pernyataan yang keluar dari mulut pria berkulit tan itu. Jika di pikir, sebenarnya ia takut dengan kata kakaknya. Mengingat cincin ini merupakan bagian dari ilmu hitam.
Selepas makan bersama, Jeongwoo masih kepikiran mengenai cincin yang ia pakai sekarang. Netra coklatnya menatap Lamat cincin batu itu dan mengingat perkataan Doyoung untuk tetap memakainya karena, jika dia melepaskan nya, akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu, ia berusaha melupakan perkataan Jihoon. Dan berusaha untuk tetap berpikir positif.
Pemuda dengan otot besarnya, kini berjalan kearah adiknya dengan netra yang ia tangkap sedang melamun di teras belakang rumahnya.
Dirinya duduk di sebelah Jeongwoo, "gak usah kepikiran, sama apa yang gue omongin." Katanya sembari menyeruput kopi dinginnya. "Jujur aja sama gue, lu dapet itu dari mana?"
Jeongwoo mengalihkan pandangannya ke arah samping kanannya. "Kan gue nemu di jalan bang." bohongnya, tak akan memberi tahu mengenai asal usul cincin hitam itu. Batinnya mengingat ucapan Doyoung tempo hari itu.
Jihoon menghela nafasnya dan segera mencairkan suasana, dengan mengubah topik pembicaraan tentang perjalanan mereka bersama dengan teman-temannya untuk liburan.
Minggu depan mereka sudah berada di masa-masa libur sekolah maupun kuliah. Entah apa yang di buat pemerintah, hingga meliburkan para mahasiswa serta pelajar lainnya di sekolah. Mana waktunya dua Minggu pula, sungguh nikmat.
***
Junkyu tengah merapikan barang-barangnya di dalam koper. Tak banyak yang ia bawa hanya beberapa pakaian serta alas kaki.
Tiba-tiba suara dering ponselnya berbunyi. Ia tak menjawab karena masih sibuk dengan tugasnya merapikan pakaiannya. Hingga sampai dengan ketiga kalinya, ia berniat mengambil ponsel itu di atas kasurnya.
"Halo? Selamat siang?" Sapa Junkyu tenang.
"Kim junkyu~"
Seketika Junkyu menjauhkan bagian spiker ponsel dari telinganya. Mendengar suara wanita berbisik dari panggilan barusan. Ia juga tak mengenali nomor yang memanggilnya.
"Halo, kamu jangan main-main. Mungkin ibu atau bapak salah sambung." katanya sembari melihat sekelilingnya takut tiba-tiba ada yang nongol.
Lagi dan lagi panggilan itu memanggil namanya, yang entah siapa orang itu dan ada tujuan apa bicara dengan nada seakan-akan meneror. Suaranya membuat bulu kuduk pria tampan itu berdiri.
Dengan cepat Junkyu mengakhiri panggilannya. Dan melotot tak percaya tentang apa yang baru saja di pikirannya.
Dirinya teringat akan sesuatu tentang film horor yang di tonton bersama Yedam, juga Jaehyuk kala itu. Yang mana ada seseorang di telfon dengan nada seperti yang terjadi dengannya barusan, hingga tak lama pemeran dalam film itu di teror habis-habisan sama suara mengerikan tersebut.