09

32 4 0
                                    

Terlihat banyak sekali koper berwarna hitam di depan rumah milik Hyunsuk. Hari ini adalah hari keberangkatan mereka berdua belas untuk berlibur. Niatnya ingin kumpul di rumah Jihoon dan Jeongwoo, tapi tidak jadi perihal kedua pemuda itu tidak mau ribut persoalan orangtuanya sudah balik dari Sumatera.

Alhasil mereka berkumpul dirumah Hyunsuk.

Lima belas menit lagi busnya bakal sampai. Kini keduabelas pemuda itu tengah menikmati camilan berserta minuman dingin yang telah di suguhkan oleh pelayan rumah Hyunsuk.

Disisi lain Doyoung cs tengah berkumpul di satu titik, yakni belakang rumah dekat kolam renang. Disana mereka sedang merencanakan sesuatu.

"Lagi pada apa si, main bisik-bisik? Ikut dong." Itu Yedam yang secara tiba-tiba datang dengan membawa es cekek yang habis di teguknya barusan.

"Engga ada apa-apa bang, kita berempat cuman bahas tentang anak sekolah yang, eh—" tiba-tiba sebuah ide cemerlang melintas di benak Junghwan, "a-anu kita lagi ngebahas tentang crush Jeongwoo yang ternyata crushnya si Haruto juga bang, cuman itu. Hehe..."

Jeongwoo dan Haruto hanya bisa tersenyum pasrah, disatu sisi Doyoung tengah memberikan isyarat untuk menerima tindakan Junghwan barusan.

"Buset dah triangle love dong? Kayak di pilem-pilem barat."

"Udah deh bang Yedam masuk aja sana. Gak denger apa bang Ji lagi manggil tuh." Saut Jeongwoo hingga beralih pergi dari sana menuju dalam rumah.

Yang lainnya juga ikut mengekori Jeongwoo.

Terlihat ada Jihoon sedang menelesik iPad hitam milik Hyunsuk di atas sofa. Sesekali melihat ada destinasi apa saja yang ada di hotel, yang akan mereka kunjungi nantinya. "Udah saatnya kita liburan. Cape banget gue di kota ini, rasanya pengen cepet-cepet nyebur di pantai."

"Eh— emang ada pantainya bang Ji?"

"Iya ada, lu gak lupa bawa kacamata berenang gue kan ya? Kalau lupa lo gue tabok ya Woo."

Jeongwoo memelas, "idih emang gue pembantu Lo. Enteng banget ngomongnya gue sentil juga tu mulut ya biar tau rasa."

"Dih, adek durhaka. Insap woo, bentar lagi bulan puasa."

Hyunsuk tiba-tiba datang menengahi adik kakak itu, "kalian mau berdebat atau berangkat? Sopirnya udah klakson noh dari tadi, buruan yang lain pada angkat barang kalian, dan masuk ke dalam bus."

Kalau sudah Hyunsuk yang menyuruh, semuanya akan cepat bergerak.

Tak lama kemudian semuanya sudah duduk diatas jok bus besar yang di sewa Hyunsuk. Tapi tunggu dulu...






























"Kok ada kain kafan? Siapa yang bawa?" itu Junkyu yang bersuara, netranya benar-benar menangkap sekantong kain kafan, yang berada di bawa koper milik Mashiho.

Jaehyuk dan Junkyu yang memang bersebelahan duduk, kini bergidik ngeri melihat Mashiho yang sudah tersenyum sangat aneh kearah mereka berdua. Mengingat perihal beberapa waktu yang lalu dirinya sempat melihat Mashiho tengah melakukan ritual jelangkung.

Tak lama senyuman menakutkan itu turun. "Aneh deh lo berdua, ini bukan kain kafan tau," Mashiho mengeluarkan kain tersebut dari dalam kantong, "nih liat aja."

Dan,

Bagaimana bisa? Itu jelas dan benar apa yang dilihat Junkyu dan Jaehyuk seketika berubah menjadi kain handuk. Kedua pemuda itu kaget tak karuan, keringat dingin sudah membanjiri dahinya.

"Jae lu liat sendirikan tadi yang gue liat?" Jaehyuk mangguk mendengar Junkyu yang baru saja berbisik.

Tiba-tiba Doyoung mengeluarkan suara, "gue rasa ada yang aneh." Perkataannya membuat semua orang heran. Kecuali Mashiho dan dua pemuda lainnya yang duduk di bagian belakang.

"Apa sih lu ribut-ribut ganggu gue main onet tau gak. Udah gak ada yang aneh-aneh, kita ini mau liburan, bukan mau penelusuran setan."

Asahi berdehem, "bukannya itu tujuan awal lo ya bang?"

Yoshi mematung pandangannya beralih menatap Doyoung cs yang memang berada di jok paling belakang. Sudah ia duga kalau akhir-akhir ini Asahi tampak mencurigakan.

Hingga notif di dalam ponsel mereka berbunyi,

Hanya kita berlima

Jeongwoo
Bang Yos, berarti apa yang gue liat malam itu bener kan.

Junghwan
Ada yang aneh sama bang Sahi sih, kata gue

Haruto
Bang udah jangan dibales, diam aja. Yang jadi kalau lu bicara yang lainnya bisa pada curiga

Doyoung
Bener yang ruto bilang bang. Diem aja dah, ntar kalau sampai gue bakal cerita. Gue curiga ada yang gak beres sama temen-temen kita.

Gue
Yaudah deh, gue tutup mulut aja. Daripada ribet entar.

Dua pasang mata tengah melirik satu sama lain. Dan itu membuat pertanyaan muncul di benak Doyoung. Kenapa mereka seperti sedang merencanakan sesuatu?

"Dam gue mau nanya kemarin kok gak mampir kerumah gue ya? Lu kan mau minjem kapak."

"HAH?"

Jihoon berbalik badan melihat Yedam, "lu mau ngapain main kapak-kapakan dam?"

"Gue pengen kapakin orang bang, biar kayak di pilem-pilem."

Jihoon mendegus kasar lalu ia kembali melanjutkan tidurnya. Seperti biasa Yedam selalu saja begitu, dulu saat selesai menonton Harry Potter dirinya berkata ingin pindah ke Hogwarts dan berharap memiliki tongkat yang bisa mengeluarkan sihir ajaib.

Hotel | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang