YongJae🌹🍑

1.5K 91 15
                                    

— 9 Bulan Kemudian —

Drrtt... Drrtt...

Suara kasur dorong rumah sakit memenuhi pikiran dan isi benak Taeyong.

Jaehyun mengalami pendarahan pada saat dia memasak, entah kenapa.

Taeyong terus mengikuti Jaehyun sambil mengecupi jidat Jaehyun. Jaehyun menutup matanya, tapi belum meninggal

Hingga pada saat Jaehyun dimasukkan kedalam ruang operasi, mereka berdua di pisahkan oleh pintu besi ruangan itu.

Taeyong mengusap kasar wajahnya. Taeyong lalai menjaga Jaehyun. Seharusnya dia yang memasak tidak membiarkan Jaehyun bergerak terlalu banyak.

Taeyong terduduk di kursi tunggu dan terus mengutuk dirinya sendiri. Mengusap rambutnya berkali-kali ke belakang menimbulkan efek berantakan pada rambutnya.

Dia berusaha menahan tangisannya tapi pecah begitu saja saat Jaejoong datang dan memeluknya dari samping.

"Momm maafkan aku. Maafkan aku maafkan aku. Ini semua salahku maafkan aku. Brengsek pria brengsek seperti ku tidak bisa bersama Jaehyun brengsek hiks"  ucap Taeyong di akhiri dengan isakan

"Jangan menyalahkan dirimu Taeyong. Ini semua takdir, ini bukan salahmu" jawab Jaejoong

Yuta datang setelah 10 Jaejoong, Yunho, Donghae datang. Tentunya dia menangis mendengar Jaehyun yang sampai masuk kerumah sakit.

Dia sempat ingin mengomel kepada Taeyong tapi Win-Win berkata supaya menahan emosinya. Karena emosi tidak bisa menyelesaikan semua masalah.

"Daddy" pekik Mark dan Jeno secara bersamaan

Taeyong dengan cepat mengusap air matanya dan memperbaiki penampilan nya.

"Daddy kenapa daddy nangis"  tanya Mark

"Daddy tidak menangis sayang. Kalian kenapa kemari? Bukan kalian berdua masih sekolah?" tanya Taeyong.

"Cekolah hanya campe jam cembilan daddy" jelas Jeno.

Jaejoong tau Taeyong ingin sekali menangis sekarang. Menangis sepuasnya. Meneriaki kesalahannya

Dia membawa Mark dan Jeno pergi dari sana. Alasan memberikan mereka ice cream kesukaan mereka.

Kini Yunho mendekat dan mendekap Taeyong ke pelukannya dan berkata "Tenangkan dirimu Tae. Jangan sampai kau ke walahan"

Sedangkan Donghae hatinya sakit melihat anak semata wayang nya menangis begitu keras. Apalagi dia adalah anak kesayangan

"Anak Appa harus kuat. Jangan menangis" ucap Donghae

Setelah mendengar permintaan dari Donghae, hati Taeyong menghangat dan tangisan beserta isakannya mulai mereda.

2 jam berlali dokter sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda adanya perubahan pada Jaehyun.

Taeyong berharap supaya Jaehyun sangat belahan jiwanya dan anaknya selamat. Dia hanya bisa berdoa memohon kepada tuhannya.

Hingga 30 menit selanjutnya semua kembali ke kursi tunggu dan diselingi datangnya sangat dokter.

Taeyong dengan buru-buru menghampiri dokter dan segera bertanya tentang Jaehyun "Bagaimana dengan Jaehyun dan calon anakku?" tanya Taeyong

Dokter itu menunduk dan mengeleng-gelengkan kepalanya dan menjawab pertanyaan Taeyong "Hanya ada satu nyawa yang bisa diselamatkan tuan"

'Tidak Jaehyun kumohon itu Jaehyun. Dengarkan permintaan ku Tuhan sekali saja' batin Taeyong

BackwardsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang