Bonschap 1.1

1K 76 3
                                    

'Leechaiyapornkul family'

"Bunda!" teriak si sulung Hendery.

"Apa sih pagi-pagi udah treak2" balas Johnny.

"Bunda baju Dery mana? Jangan2 bunda cuci lagi ya?"

"Dih cari dikamar pasti ada. Kalau bunda yang cari dan dapet bunda robek" ucap Johnny.

Hendery berdecak malas sebelum akhirnya dia berjalan menuju kamarnya.

Johnny sibuk memasak dan di kejutkan dengan kedatangan si bungsu Haechan

"Hei Chan" panggil Johnny

"Apa bun?"

"Uuuu jutek banget sih anak bontot nya bunda. Gemes" ucap Johnny sembari mencubir gemas pipinya.

"Apasih bund,cepat Echann mau berangkat"

"Iya sabar bunda bikinin bekal dulu. Oh iya, kamu dekat sama Mark kan?" tanya Johnny.

Haechan yang tadinya sibuk dengan  ponselnya kini menatap Johnny yang sibuk menatap bekalnya.

"Dulu Bunda sempat pacaran sama om Taeyong lo"

Haechan oh oh aja. Haechan kalau di ajak bicara sama Johnny pasti dia biasa saja dengan hal yang dibicarakan Johnny

Dia hanya akan menjawab 'oh' saja.

"Lalu?"

"Kami pernah slebew2an" ucap Johnny bangga.

"Heh bunda bicarain apa sih? Udah sini kotak bekal Echan" ucap Haechan sambil merampas kotak makan siang yang di tata oleh Johnny

Johnny merasa sangat sedih dengan perlakuan Haechan yang begitu kasar

"HAECHAN!" bentak sang ayah dari ambang pintu.

"Apa sih yah? Echan mau berangkat dulu" ucap Haechan

Ten berjalan cepat dan melayangkan satu tamparan di pipi Haechan.

Pipi Haechan memerah seperti kepiting rebus. Tamparan Ten sangat kuat.

Sedangkan Johnny hanya bisa menahan tangisannya melihat Ten kasar dengan anak kesayangannya.

"A-ayah?" Haechan tidak percaya.

"Diam! Ayah sudah pernah bilang harus sopan dengan bunda bukan?"

"Ini bukan urusan ayah jangan ikut campur"

"Anak sialan kau. Jangan berani menginjakkan kakimu kerumah ini sebelum kau meminta maaf kepada bunda mu. Sekarang pergi sebelum aku menendangmu keluar"

Haechan keluar tanpa meminta maaf kepada bunda nya. Ten sangat geram dengan sifat Haechan yang begitu semena-mena.

Ten berbalik dan menatap Johnny yang bergetar. Dia menangkup kedua pipi Johnny "baby, kau tidak apa-apa?" tanya Ten.

"Daddy seharusnya tidak boleh membentak Haechan"

"Tapi dia kasar terhadap mu baby. Lihat saja nanti kalau dia tidak meminta maaf padamu dia tidak boleh kembali ke rumah ini"

Johnny menangkup kedua pipi Ten. Dan kini mereka saling berpegangan pipi.

Johnny terhanyut dalam tatapan Ten dan ada akhirnya di akhiri dengan sebuah ciuman.

Ten menarik pinggang Johnny untuk mendekat  kepadanya. Sekarang mereka berdua saling menempel satu sama lain.

Semakin lama ciuman tersebut semakin menuntut membuat Johnny terkukung di meja makan.

Tangan Ten mulai meraba-raba semua bagian tubuh Johnny dengan lihainya.

"Hmphhh hmngghh daddy hmm"

Seolah lidah Ten mengetuk gigi Johnny, Johnny membuka mulutnya dan memberi akses untuk Ten.

Ten tersenyum miring sebelum akhirnya memasukkan lidahnya dan 'memperkos' dalam mulut Johnny.

"Bun--"

Hendery melotot melihat kegiatan kedua orang tuanya itu. Dia tidk ingin mengganggu keduanya.

Hendery diam-diam keluar dari rumah supaya tidak ketahuan oleh Johnny.

Johnny mulai kehabisan nafasnya, dia memukul dada bidang Ten.

"Ha ha ha huftt"

Johnny meraup udara sebanyak-banyaknya dengan rakusnya.

"Baby, aku menginginkan ini" ucap Ten sambil memasukkan tangannya kedalam celana piyama Johnny dan mengusap lubang analnya.

"Hhnnn daddy ehmm"

Johnny mendorong kuat tubuh Ten dan berkata "bekerjalah" ucapnya 'kau bisa melakukannya saat pulang nanti' bisik Johnny

Senyum Ten mengembang mendengar ucapan Johnny. Dia pun berangkat kerja sesudah mengecup bibir Johnny

BackwardsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang