Note : ada beberapa kata kasar, yang nggak perlu dicontoh kawan-kawan!
Aku kasih sedikit drama lah, biar gak garing amat mwehehe.
Selamat membaca dan semoga suka."Ling janc*k, malah main kejar-kejaran anjir." Benedetta mengomel dengan kata kasar yang sesekali keluar dari mulutnya. Dia juga sebal, baru saja atap rumahnya itu jadi beberapa hari yang lalu. Tapi cowok dengan rambut putih itu malah membuatnya jebol---tanpa bertanggung jawab---alhasil dia berusaha mengejar sampai tertangkap.
Ling sebenarnya tahu Benedetta mengejarnya dibawah, seolah tuli dia melanjutkan terbangnya yang tidak pernah menembus awan.
"Anjir, energi gue habis," Ling berbicara pelan, kedua matanya melirik Benedetta yang semakin menyusulnya.
"Woi, turun gak lo?!" Teriak Benedetta yang hanya dihadiahi decakan pelan dari Ling.
"Ling bangsat, sok keren banget anjing." Sungguh, Benedetta ingin sekali membuat Ling dengan wajah sok cool-nya itu jera.
Benedetta harus menangkap Ling secepatnya, yang dia tahu saat ini Ling kehabisan energi. Sama sekali tidak ada keraguan dalam benaknya, Benedetta mengambil ancang-ancang untuk memanjat tembok yang malah diduduki cowok itu. Pertama-tama Benedetta menyimpan pedangnya, lalu segera melompat naik mencari pijakan.
"Ngapain?" Tanya Ling heran—terlebih bertanya pada dirinya sendiri. Ling menatap Benedetta dengan diam, membiarkan cewek itu bergerak sesuka hati.
"Duduk sini gih, dari pada lo ngomel karena atap rumah lo jebol." Ling menepuk sebelahnya yang kosong, saat Benedetta sudah mencapai atas.
"Lo tau perasaan gue lagi gak enak, mending duduk-duduk dulu aja." Lanjutnya.
Ah sial, batin Benedetta. Dia lemah dengan cowok yang satu ini. Seberapapun Ling melakukan kesalahan, cowok itu selalu dapat Benedetta maafkan. Terlepas dari itu semua, Benedetta sudah menyukai Ling sejak pertemuan awal klub asasin. Namun entahlah, dia tidak berniat memiliki.
"Karina nggak maksud nyakitin lo," Benedetta memulai percakapannya. Dilihatnya cowok itu menunduk diam.
Ling tersenyum samar, "gara-gara Karina yang ikut campur urusan gue sama Zilong, gue jadi menaruh suka ke dia."
Benedetta sendiri baru mengenal Ling dan Zilong yang nampak kompak itu.
"Gue ama Zilong seperti gak bisa akur lagi. Makanya Karina bikin gue baikan sama Zilong."
Oh kayak gitu, tapi kan Wan Wan dekat sama dia. Kok malah sukanya ke Karina sih?
"Gue gak mau bahas lagi deh, yang jelas gue udah baik-baik aja ditolak Karina."
Benedetta tertawa keras sambil menggaplok pundak Ling, "sekarang benerin atap rumah gue. Gue gak mau kehujanan sewaktu tidur."
***
Fanny : awokawok ngakak gue
Lancelot : waalaikumsalam fanny
Fanny : eh iya lupa, assalamualaikum
Gusion : waalaikumsalam
Alucard : waalaikumsalam
Yi Sun Shin : waalaikumsalam
Zilong : waalaikumsalam
Saber : waalaikumsalam
Karina : waalaikumsalam
Lesley : waalaikumsalam
Hayabusa : waalaikumsalam
Hanzo : waalaikumsalam

KAMU SEDANG MEMBACA
Mobile Legends FanFict [Group Chat]
Hayran KurguLing itu cowok yang kelihatan kalem dan cool kalau lagi diam. Tapi selagi dia ada yang ngeganggu, sifat macannya bakalan keluar. Ling juga susah banget buat senyum dikit. Sebetulnya Ling nggak terlalu punya banyak teman, cuma Zilong yang jadi teman...