01. Gentala Menyebalkan

624 178 772
                                    

HALLO, SELAMAT MEMBACA FATAMORGANA

jangan lupa vote dan komen, ya!

tandai juga kalau typo

bantu koreksi - koreksi

happy reading

•••|FATAMORGANA|•••

Aku terbangun dari tidur ketika mendengar suara bising berasal dari luar jendela kamar dengan gorden tertutup rapat. Merasa masih mengantuk, dengan mata setengah terbuka aku melirik ke arah jam yang menempel di dinding kamar, ternyata pukul 11.10 malam. Aku berdecak kesal, siapa juga orang nekat menggedor jendela tengah malam seperti saat ini? Kalau bukan orang iseng dan tidak memiliki pekerjaan pasti tidak mungkin akan melakukan hal semacam ini. 

Aku tidak mempedulikan suara bising dari luar seolah tidak terganggu sama sekali. Rasa kantuk yang luar biasa apalagi baru beberapa menit memejamkan mata membuatku malas menghampiri sumber suara. Padahal sebenarnya ingin sekali keluar dan memarahi orang yang sesekali menggedor jendela kamar sambil terus menerus memanggil namaku dengan setengah berbisik.

Sekitar setengah jam kubiarkan orang itu menggedor jendela kamar. Bukannya berhenti tetapi, dia malah semakin menjadi. Pasti oknum di balik kejadian yang baru saja terjadi ini tidak mengetahui harus berbuat apa hingga akhirnya memilih menggedor jendela kamar. Dengan perasaan kesal yang sudah kupendam sejak tadi, aku menghampiri sosok manusia jadi-jadian sekaligus menyebalkan yang sudah mengganggu kegiatan tidurku.

"Gentala! Kamu ngapain, sih?! Ganggu orang tidur aja! Ini udah malam, Genta! Besok kita sekolah dan aku nggak mau kita bangun terlambat!" aku langsung menyemburkan omelan, kala salah satu jendela sudah sedikit terbuka dan mendapati Gentala berdiri di samping jendela dengan posisi menyender pada kayu sambil memasang wajah minta ditempeleng.

Gentala Stefanus, cowok dengan wajah tanpa berdosa hanya diam tidak menanggapi ucapanku dan jangan lupakan sebuah cengiran tidak jelasnya yang malah membuatku semakin kesal.

Aku berkacak pinggang. "Aku marah sama kamu! Awas aja besok—"

"Awas aja besok bakal aku diemin seharian," celetuk Gentala menyela perkataanku.

Mulutku sedikit terbuka mendengar perkataan yang baru saja terlontar dengan gamblang. Ah, dengar, sepertinya Gentala sudah hafal beberapa kata andalanku ketika sedang marah dengannya. Tetapi, lihat saja besok, dengan sepenuh hati akan aku diami seharian. Supaya Gentala juga paham kalau perbuatannya tidak benar. Gentala pikir sopan tengah malam membangunkan seorang gadis dengan paksa? Lewat jendela sambil berbisik lagi. Untung saja aku sudah tidak terlalu kaget dengan salah satu kebiasaan anehnya dia yang ini. Ya, meskipun tetap ada rasa dongkolnya.

"Ayresha, sebenarnya aku ke sini ada keperluan mendadak banget," kata Genta dengan raut wajah serius.

Aku meliriknya dari atas sampai bawah menggunakan ekor mata. "Keperluan apa?!" sahutku ketus.

Gentala yang semula berhadapan denganku, kini beralih menatap bintang yang menghiasi gelapnya langit malam bersama bulan purnama. Aku menebak kalau dia selesai menonton film atau membaca buku yang membuatnya terlihat seperti orang sedang galau.

"Keperluan mendadak apa, Genta?!" tanyaku mengulang karena dia tidak kunjung menjawab pertanyaan yang aku ajukan sebelumnya.

"Aku mendadak kangen sama seseorang." Tuh kan, cewek mana lagi yang bisa membuat dia seperti ini.

FATAMORGANA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang