kalau udh lupa sama cerita ini, baca part sebelumya ya :D
kalau ada typo tolong koreksi
selamat membaca
•••|FATAMORGANA|•••
"Sebuah kecelakaan yang terjadi di Jalan Soedirman tadi pagi sekitar pukul 04.15 menewaskan sedikitnya 6 orang. Dari kecelakaan tersebut hanya 1 orang saja yang selamat dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kecelakaan diduga karena rem blong dan jalanan yang licin akibat guyuran hujan tadi malam-" Suara reporter yang menyiarkan berita terkini secara langsung di lokasi kejadian tentang kecelakaan tadi pagi pada salah satu stasiun televisi menjadi satu-satunya pengisi ruangan yang memang sangat hening sedari tadi.
"Sial, kenapa masih ada yang selamat?" gumam pria setengah baya, kedua matanya menatap intens layar televisi yang masih menyiarkan tentang kecelakaan beberapa jam yang lalu.
Tangan kirinya sibuk mencari nomor seseorang yang sekiranya ia butuhkan saat ini. Tak lama akhirnya ketemu dan langsung memencet telepon.
"Halo selamat pagi, pak. Ada yang bisa saya bantu?" ucap seseorang diseberang telepon ketika panggilan sudah terhubung.
Pria setengah baya itu terdiam, tetapi matanya masih menatap layar televisi meskipun sudah menyiarkan berita lain.
"Halo, pak?"
"Saya ingin mengetahui siapa korban yang selamat atas kecelakaan di Jalan Soedirman tadi pagi pukul 04.15," ucap pria itu dengan nada tegas.
"Baik, pak. Sebentar."
"Dari informasi yang saya dapatkan, korban bernama Ayresha Zalferina berumur 14 tahun yang merupakan salah satu putri tunggal dari pasangan Alfan dan Erina. Kedua orangtuanya dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian," ujar pria diseberang sambil mengetikkan sesuatu di keyboard laptop nya.
"Terimakasih," jawab pria setengah baya lalu mengakhiri panggilan telepon.
"Apa kamu masih mau melanjutkan balas dendam ini?" suara merdu istrinya dari arah belakang membuat pria itu menolehkan kepalanya.
"Tentu saja."
"Bukannya semua sudah selesai? Kamu sudah membuat mereka meninggal dunia," kata sang istri mencoba untuk membuka pikiran suaminya yang diselimuti oleh dendam pribadi.
"Anaknya masih hidup!" sentak pria itu tiba-tiba, yang mana membuat istrinya sedikit tersentak kaget.
"Mau balas dendam bagaimana lagi? Sekarang kamu mau menggunakan siapa lagi?"
Pria itu tersenyum sambil menatap lekat istrinya, "putra kita."
•••|FATAMORGANA|•••
Sepulang dari sekolah, Ayresha pulang seperti biasanya bersama Gentala dan Seandra. Saat di pertigaan jalan menuju rumah Ayresha, Gentala berhenti untuk membeli cilok terlebih dahulu sedangkan Ayresha dan Seandra hanya menunggu Gentala saja.
Dahi Seandra mengernyit heran ketika matanya tidak sengaja melihat keramaian di sekitar depan rumah Nenek Arumi, neneknya Ayresha. Matanya melotot kaget karena melihat bendera kuning yang terpasang di gerbang rumahnya. Seandra tidak bodoh dan dia mengetahui fungsi bendera kuning itu.
Seandra menoleh kearah Ayresha yang sudah menyusul Gentala ke dalam warung. Dengan sedikit berlari, Seandra mendekati Ayresha lalu memeluknya erat. Gentala dan Ayresha tentu saja kebingungan melihat tindakan Seandra yang tiba-tiba dan sangat aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA [HIATUS]
Teen Fiction•••|FATAMORGANA|••• Gentala Stefanus adalah salah satu nama orang yang masuk dalam list cowok menyebalkan dalam hidupku. Seharusnya, Gentala harus aku hindari. Tetapi, hal itu malah berbanding terbalik. Aku dan Gentala tidak bisa berada terlalu jauh...