Menjelang istirahat pertama tadi, Seandra sempat meneleponku. Dia mengatakan kalau aku harus menemuinya di perpustakaan yang berada di lantai bawah setelah jam istirahat dibunyikan.
Sekarang sudah lima menit dari bel istirahat dibunyikan. Dengan sedikit tergesa aku menuruni setiap anak tangga yang ku lewati. Untungnya untuk menuju perpustakaan tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Apalagi keadaan koridor saat ini sepi, banyak murid menghabiskan waktu istirahatnya di kantin.
Setelah mengisi nama, kelas, dan tujuan ke perpustakaan di buku yang telah disediakan, aku berjalan menuju rak dimana novel-novel berjajar dengan rapi.
Mengambil salah satu novel yang sekiranya menarik bagiku, lalu kembali melangkah mencari keberadaan Seandra yang katanya berada di bangku ujung.
"Hai, maaf lama."
Seandra mengangguk singkat.
"Ada apa?" tanyaku setelah duduk sempurna di depan Seandra.
Seandra menutup buku yang sedang ia baca. Menyisihkan buku itu lalu menatapku beberapa detik dan dia cuma diam saja. Aku mengerutkan kening merasa aneh dengan Seandra.
"Hari ini sibuk?" tanya Seandra sambil memainkan bolpoin yang sempat ku bawa tadi.
Aku berfikir sebentar untuk mengingat kembali jadwal kegiatan sepulang sekolah hari ini. Sepertinya aku gak sibuk banget.
"Nggak. Kenapa?"
"Mau ikut aku ke toko baru yang ada di sebrang pasar?"
"Oke."
Seandra berdehem singkat, sebelum mengucapkan sebuah kalimat yang membuatku merasa tak karuan.
"Selamat ulang tahun, Ayresha Zalferina."
Cowok itu mengingat hari ulang tahunku. Aku jadi memikirkan Gentala yang mulai kemarin sampai tadi di kelas selalu bersikap baik kepadaku. Maksudnya, tidak membuatku merasa kesal karena ucapannya yang tidak jelas maupun karena tingkah lakunya.
"Sebenarnya aku pengen jadi orang pertama yang ngucapin, tapi pastinya udah ada Gentala," Seandra berujar sambil membuka kembali buku yang sempat ia tutup tadi.
Ternyata Seandra salah, padahal Gentala belum mengucapkan kata itu sama sekali. Orang pertama yang mengucapkan selamat ulangtahun kepadaku itu kamu Seandra.
"Kamu salah, Sean."
Seandra mendongak. Menunggu kalimat yang keluar dari mulutku.
"Orang pertama itu kamu."
Seandra kembali melanjutkan membacanya, sesekali menulis catatan di buku kecil yang dibawanya.
"Gak mungkin, Ay," gumam Seandra.
Aku menghela nafas panjang, "terserah kamu."
Dering telepon yang berasal dari ponselku membuat Seandra meliriknya sekilas. Cowok itu kembali sibuk pada buku dan catatan kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA [HIATUS]
Fiksi Remaja•••|FATAMORGANA|••• Gentala Stefanus adalah salah satu nama orang yang masuk dalam list cowok menyebalkan dalam hidupku. Seharusnya, Gentala harus aku hindari. Tetapi, hal itu malah berbanding terbalik. Aku dan Gentala tidak bisa berada terlalu jauh...