0

503 42 3
                                    

Di tengah malam yang gelap, ombak laut di sisi selatan pulau Korea Selatan bergulung tinggi, ditambah hujan deras dan angin kencang. Satu kapal nelayan pencari ikan terbawa ombak ke area tersebut. Seluruh awak kapal berusaha bertahan dengan berpegangan pada tiang kapal yang melaju dengan mesin tersebut.

"Kakek!! Bagaimana ini?!!!" Tanya salah satu awak kapal. Tubuhnya yang basah kuyup karena air laut terus menghantam kapalnya. Tubuhnya terombang-ambing searah dengan guncangan di kapal.

Pria tua yang berdiri di depan kemudi kapal hanya bisa terdiam. Tangannya yang memegang tuas, terasa kaku. Ia mengetahui bahwa mesin kapal mati dan kini ia tak tahu harus berbuat apa.

Tak lama kemudian, sebuah sosok raksasa tampak dari kegelapan. Kilatan petir menunjukkan sepasang mata kuning menyala yang bergerak mendekat ke arah kapal.

"A- APA ITUUUU... !!!!" Seru awak kapal lain.

Seluruh awak kapal menatap ngeri sosok yang semakin mendekat itu. Keadaan makin mencekam saat sebuah suara misterius menggema di sekitar kapal, seolah keluar dari dalam laut dan disertai suara petikan alat musik harpa.

Dengar kan suaraku di bawah laut
Tidur sekarang begitu damai
Di dasar laut
Tidur untuk selamanya

Suara indah itu menghipnotis para awak kapal, kecuali pria tua yang mengendalikan kemudi kapal. Pikiran mereka kosong, kaki mereka bergerak sendiri ke dek depan. Mata mereka terpaku pada sosok indah yang duduk di atas batu karang yang menjulang ke permukaan laut, kilatan cahaya petir menunjukkan sosok setengah manusia dengan bagian kakinya menyerupai ekor ikan bersisik hijau zamrud dengan corak keemasan. Jari-jari lentiknya memetik harpa emas di pangkuannya. Wajahnya tak terlihat jelas, namun sepasang mata indah sebiru laut menenggelamkan para awak kapal dalam pesonanya. Rambutnya segelap langit malam sepanjang pundak yang tertiup angin melambai kepada para awak kapal untuk mendekat.

"TUTUP TELINGA KALIAN!!!" Seru pria tua di belakang kemudi kapal. Kedua telinganya tersumbat kain.

Namun seruannya sia-sia, kru-nya tak merespon. Beberapa dari mereka berniat menceburkan diri ke laut.

"Ini dia, Siren!!" Batinnya. Ia meninggalkan kemudi kapal untuk mengambil senapan panah yang sudah ia persiapkan dari rumah. "Akhirnya kau muncul, makhluk biadab!! Bersiaplah untuk mati!!?" Serunya.

Pelaut dengan gelisah
Ikutlah denganku, tidurlah dengan tenang
Dengarkan lagu Siren ini
Khawatir tidak ada yang salah

Ia berjalan pincang karena kaki kirinya merupakan kaki palsu. Ia berjalan menuju ujung kapal sambil menodongkan senapan panahnya. Satu panah telah terlontar, namun sebuah tentakel raksasa muncul dari dalam laut dan menepis panah tersebut, melindungi sosok yang masih terus bernyanyi sembari memainkan harpa.

"Kraken sialan!!" Umpatnya. Ia bahkan tak memperdulikan beberapa awak kapalnya yang menceburkan diri ke laut.

Pria tua itu masih berusaha menembakkan panahnya, namun tetap tak berhasil, karena sosok menyerupai gurita raksasa dengan mata kuning menyala dan tentakel besarnya terus menghalangi. Saat seluruh awak kapal telah terjun ke laut, panah yang ia siapkan telah habis, hanya tersisa dirinya sendiri di atas kapal yang hampir tenggelam karena tentakel Kraken melilit setengah dari badan kapal.

Tak habis akal, ia berlari ke kotak kayu dan mengeluarkan banyak dinamit. Menyalakannya dan melemparkannya ke arah tentakel Kraken. Namun, itu semua sekali lagi sia-sia. Ledakan yang disebabkan dinamit, sama sekali tak melukai kulit tebal dari tentakel Kraken.

"Manusia bodoh... " Bisik Siren di sela nyanyiannya. Tangannya terulur memberi perintah pada Kraken untuk semakin meremukkan badan kapal.

Dalam genggaman tentakel Kraken, kapal itu di bawa mendekat pada si Siren. Pria tua yang telah kehabisan akal itu hanya dapat berpegangan pada sisi depan kapal.

Tangan kurus dengan sisik hijau di punggungnya, terulur pada pipi si pria tua. Sensasi dingin dan bau amis dapat ia rasakan. Matanya menatap lurus pada mata sayu si pria tua. Wajah yang semula cantik sekaligus tampan itu berubah menyeramkan, ekornya berubah menghitam dan kuku tajam tumbuh memanjang menusuk kulit keriput pria itu. Mata yang semua berwana biru laut itu berubah menjadi hitam sepenuhnya, ditambah taring hitam keluar dari bibir semerah darah.

Siren melepas penutup telinga si pria tua dan membisikkan nyanyian nya. "Biarkan suaraku menuntunmu kesini. Aku tidak akan menyesatkan mu. Percayalah padaku saat kita mencapai tepi. Melompat keluar dimana pria telah mati~~~ "

Pria tua itu tak bisa mengelak lagi, inilah akhir dari hidupnya.

"Kraken sayang... kuberikan dia padamu, aku tidak suka manusia tua... "

Suara geraman dari Kraken membuat si Siren tersenyum, ia tahu monster laut itu menyukai usulannya. Dan dalam sekejap tentakel Kraken menghancurkan badan kapal dan membuat pria itu itu jatuh ke laut dan menjadi mangsanya.

.
.
.

TBC

Kembali setelah... mmm... berapa tahun?
Dengan cerita baru? Of course!!
Mumpung mood baik dan ide mengalir,
Cerita lain yg ongoing menyusul, krn lupa jalan ceritanya 😜

Sabar... Ini masih awal...

Maaf kalau masih banyak typo 🙏🏻

Thank you for reading 😊

See you next time 🤗

[END 1st SEASON] Siren's Lullaby - JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang