Sesuai janji yang telah Hongjoong ucapkan pada Kolonel Choi bahwa ia akan memimpin pasukan 8 dengan caranya, ia tak main-main dengan ucapannya itu. Dalam 3 hari pertama, ia menawarkan kepercayaan pada pasukan berjumlah 36 orang itu dengan berbagai cara. Mulai dari sering menghabiskan waktu bersama, mengajak mereka makan bersama hingga mengajak mereka kamping di gunung. Walau dalam waktu singkat, Hongjoong mencoba terbuka pada pasukannya itu, karena baginya kapten dan anggota hanyalah sebuah pangkat, selain itu kepercayaan adalah yang paling penting.
Hongjoong dikenal sebagai pribadi yang ulet dan keras terhadap dirinya sendiri, namun ia dapat menyesuaikan dengan siapa ia berurusan. Para anggota pasukan 8 bukan tak mempercayai Hongjoong mereka hanya belum bisa lepas dari bayang-bayang Lee Minhyuk, mantan kapten mereka.
Di suatu pagi, tiga anggota pasukan 8 mendatangi Hongjoong yang sedang menikmati kopinya di balkon atap gedung. Mereka saling mendorong untuk berbicara dengan Hongjoong.
Hongjoong menoleh saat mendengar suara dari arah pintu masuk balkon. "Apa yang kalian lakukan?"
Ketiganya langsung terdiam. Salah seorang anggota pasukan 8 di dorong maju dan terpaksa menghadap Hongjoong. Ia memberi hormat pada Hongjoong sebelum berbicara.
"Ada yang ingin kami tanyakan, Pak"
"Apa?"
"Maaf jika kami lancang, dua hari yang lalu kami baru mengetahui bahwa anda berbicara dengan Kolonel Choi tentang pasukan 8 dan kapten Lee. Dengan segala hormat, kami tak bermaksud membedakan Anda berdua karena bagi kami siapapun yang memimpin pasukan 8, maka orang itu adalah yang patut kami ikuti. Dari dulu andalah orang kepercayaan Kapten Lee, jadi kami tak pantas meragukan anda"
"Kalian... "
Salah seorang anggota lain berbicara. "Kami kemari ingin mengajak anda bertemu anggota lain yang menunggu di lapangan latihan"
Sebenarnya Hongjoong bingung, namun ia seperti mendapat firasat baik tentang hal ini. "Baiklah, kita kesana"
Hongjoong dan 3 anggota pasukan 8 itu berjala menuju lapangan latihan yang biasa di pakai latihan anggota pasukan 8. Lapangan tersebut berada 300 meter dari gedung markas. Sesampainya disana, Hongjoong dibuat terdiam dengan semua anggota pasukan 8 yang telah berbaris rapi dalam posisi istirahat. Tiga anggota yang tadi menyusulnya bergabung berbaris dengan anggota lain.
Hongjoong berdiri di depan mereka dengan wajah bingung. Tiap wajah anggota yang bisa ia lihat, kini sedang tersenyum ke arahnya.
Seorang anggota pasukan yang berdiri di depan pojok paling kanan pasukan. "Kapten Kim Hongjoong, terimalah hormat kami!"
Seluruh anggota pasukan 8 memberi hormat pada Hongjoong. Ia terperangah melihat pemandangan yang baginya menakjubkan itu. Pemandangan yang akan selalu ia patri dalam ingatannya. Tangan nya terangkat membalas hormat pada pasukan yang kini telah menaruh kepercayaan besar padanya.
"Latihan denganku berbeda dengan Kapten Lee. Aku tidak menerima keluhan apapun!!" Seru Hongjoong tegas.
"Siap Kapten!" Balas seluruh anggota.
Mulai hari itu, latihan pasukan 8 resmi dimulai. Diawali dengan mereka berkumpul di bawah pohon besar di sisi lapangan. Seluruh anggota duduk membentuk setengah lingkaran, sementara Hongjoong berdiri di depan mereka membelakangi papan whiteboard.
"Seperti yang telah kalian tahu bahwa pasukan 8 masih belum resmi ikut misi ke laut selatan, namun aku menjanjikan kita akan ikut dalam misi tersebut. Kenapa? Bukan untuk unjuk kekuatan pada siapapun, hanya saja pasukan Kapten Bang dan pasukan Kapten Lee tidak punya anggota dengan pendengaran setajam Yunho, tidak punya anggota dengan kemampuan navigasi terbaik seperti Jongho, dan yang pasti mereka tak punya cukup anggota terbaik dalam pertempuran bawah laut sebaik kalian. Jika kalian menganggap aku merendahkan pasukan lain, memang iya. Yang ku tahu kalian lah yang lebih pantas ikut dalam misi itu... "
KAMU SEDANG MEMBACA
[END 1st SEASON] Siren's Lullaby - JoongHwa
FantasiMonster laut telah kembali menebarkan teror pada penduduk pulau Hilangnya beberapa kapal nelayan memanggil pasukan khusus angkatan laut untuk turun tangan Pertemuan pertama dua makhluk beda alam yang mengubah takdir keduanya Mampukah mereka menjalan...