Memorie

16 8 5
                                    

Hi hallo,annyeong! selamat membaca, sempatkan vote ya!.

Gausa lama-lama Sudah siap kah?!.

Com berangkat!!.

_________________

Menunggu hampir sejam lamanya karena sekarang sudah pukul 02.30 dini hari. Shelina masih betah berada di tempat yang sekarang ia pijak.

Mengelus lengannya yang basah dan perih disekitar siku karena tabrakan tadi, Shelina hanya mampu menghembuskan nafas karna sudah lelah. Ingin rasanya pulang untuk istirahat dan tidur nyenyak.

"Hufffttt.. apa kakak tadi lukanya parah banget ya?." sambil sesekali mengintip jendela bergorden yang berada di samping pintu tersebut.

"Shh.. pantat aku cenut cenut lagi. Ini juga siku sama lutut pake acara nyusruk segala. Huh."

Meniup kedua telapak tangannya dan menggosoknya, lagi lagi Shelina menghembuskan nafas beratnya melalui bibir yang bergetar karena badan basah dan dinginnya angin di pagi buta yang berhembus kencang.

"Aw.. aduh bi.." ringisnya.

"Akh!!."

"Papaaaaa.. akh.. awss!! sakit bi!."

"Tahan ya, ini kenapa bisa gini hah?."

"Pel-akh.."

"Aduh bi.. pelan pelan ini Akh.." 

Shelina melotot kaget mendengar suara teriakan kesakitan tadi. Apakah separah itu?. Ya tuhan bagaimana ini, jika ia disuruh ganti rugi lalu pakai apa untuk gantinya?

Shelina mundur selangkah, berjongkok lalu duduk dengan memeluk kedua kakinya serta kepala menunduk dalam menyandarkan punggung di tembok rumah ini. Kepalanya sangat pusing sekarang, mungkin karena kehujanan.

"Pusing banget kepala, mana dingin. Yaallah Shelina capek." gumamnya sambil menatap sayu kedepan.

Meresapi dinginnya angin malam dengan keadaan masi basah oleh air hujan, tak sadar hingga ia tertidur dengan terduduk sangking lelahnya. Cukup lama tertidur hingga-

ceklekk..

🌊🌊🌊

ceklekk..

Pintu terbuka lebar.

Baru saja membuka pintu ia dikaget akan kehadiran seseorang yang belum pernah bi Sari kenal. Masih diam diambang pintu dengan mata berkedip kedip.

"Loh." ucapnya setelah sadar akan keterdiamannya.

Bi Sari berjalan pelan guna melihat siapa orang yang berteduh diteras rumah majikannya ini. Menunduk kebawah dan berjongkok sambil mengerutkan alis, tangannya memegang bahu orang yang tengah duduk bersandar di tembok tersebut.

SAALGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang