Keseleonya Samudra

18 9 4
                                    

Hi hallo,anyeong! selamat membaca, sempatkan vote ya!.

akhir akhir ini bingung mau ngapain.lah malah curhat!hehe maap.

Gausa lama-lama Sudah siap kah?!.

Com berangkat!!.

_________________

Tin..Tin..

Mengklakson, dan gerbang pun terbuka lebar. Karna satpam sudah membuka kan pintunya.

"Silahkan den." ucap satpam rumah dengan ramah. Namun tatapannya beralih ke belakang punggung majikannya, jok  belakang motor yang biasanya kosong itu tiba tiba terisi seseorang.

Sang satpam pun berlari untuk menemui majikanya dan membantu memarkirkan seperti biasa.

"Dari mana den? sampai basah kuyup seperti ini, biasanya neduh dulu kalo hujan." ucap satpam tersebut sambil mengambil alih motornya.

Lelaki itu mencoba turun sebisanya karena kakinya masih sedikit sakit karena tertimpa motor tadi.

"Dari rumah Biru mang, biasa main."

"Walah, tumben ndak menginap biasanya menginap. Eh.. ini motornya kenapa? aden jatuh dari motor?." tanya sang satpam setelah memarkirkan motor tersebut.

"Heem."

Mendengar jawaban Samudra. Ia segera mengecek keadaannya, menatap intens dari atas sampai bawah lalu memegang kedua bahunya dan membalikkan badan kekar tersebut untuk meneliti ada yang parah atau tidak.

"Waduh den kok bisa jatuh kek gini. Tapi ndak papa kan ya? ada yang sakit ndak? ati ati dong den Yaallah." ucap sang satpam khawatir dengan keadaan majikannya.

"Aku ngga kenapa kenapa mang cuma kaki aku aja tadi ketimpa badan motor." jawabnya.

"Oh ya, gimana papa ada ngga didalem?."

Setelah acara cek mengecek Sang satpam menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia sampai lupa untuk mengatakan jika tuannya sudah pergi 1 jam yang lalu.

"Eh iya, bapak udah berangkat 1 jam yang lalu den ke Kalimantan. Memang bapak tidak pamit ke aden?."

Mengangguk anggukan kepala, percuma tadi ia mengebut ternyata sang papa sudah berangkat 1 jam yang lalu. Melepas helm full face dan menyibak rambutnya kebelakang.

"Udah."

"Mang tolong bilang ke mbak lastri untuk obatin dia yah." lanjutnya.

Sang satpam menatap gadis itu, dilihatnya seumuran dengan Veline, sedangkan gadis itu yang ditatap menunduk dalam karena gugup, takut dan malu bercampur menjadi satu.

"Walah, sek sek. Lastriiii.. " panggil sang satpam kepada istrinya yang juga bekerja disini.

"Lastrii!! weh cepet rinio."

Tak lama seseorang yang dipanggil Lastri itu pun datang dengan membawa lap ditangannya sambil ngomel ngomel.

"Opo- opo? ojok rame ae, wes bengi iki!" jawab seorang perempuan yang baru datang dengan tergesa-gesa. (apa- apa? jangan ramai aja, ini sudah malam!.)

SAALGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang