Part 6 |Ananta Anindira|

55 19 1
                                    

"Makanya, kalau jalan itu hati-hati. Tuh, luka kan?" Bibi Nurul mengoles betadine ke kaki Ara. Spontan Ara teriak. "Aw sakit Bi." Dia menghembuskan nafasnya ke luka itu. "Habis ini ganti baju ya, kita mau pergi." Bibi Nurul beranjak dari duduknya dan memyimpan kotak P3K itu ke lemari. "Hah? Pergi kemana Bi?" Tanya Ara.

***


  Kedua pasangan sejoli itu tampak mesra di dalam mobil. "Sayang, gapapa kan?" Tegas Faisal tersenyum manis kepada wanita itu. "Gapapa sayang. Aku udah sehat karena liat kamu." Jawab wanita itu ingin memeluk Faisal, namun terhenti karena penolakan Faisal. "Ntar dulu, kamu masih sakit. Oh ya, motor kamu ntar aku bawa bengkel. Cewe tadi juga ngasih biaya buat berobat kamu." Faisal mulai menghidupkan mesin mobilnya.

"Hah? Kok kamu sih sayang. Emmm, tadi aku denger kayanya cewe itu kenal kamu, iyakan?"

"Hmm, betul. Dia temenku. Udah, kamu aku anterin pulang ya?"

"Yaudah, maaacihh tayang."

   Faisal masih kepikiran dengan kejadian yang menimpa kekasihnya. Apa? Kekasih? Iya, wanita yang berada di dalam mobil Faisal adalah Salsa. Nyaris Faisal hampir menabrak pengguna sepeda motor di arah yang berlawanan. "Kenapa sayang? Kamu ga fokus kan?" Tanya Salsa. "Ahhh iya maaf. Kepikiran kamu soalnya." Jawab Faisal mengalihkan keraguan Salsa. Faisal mengelus kepada Salsa, tak ingin Salsa kepikiran dengan keteledoran Faisal.
  

***

  Faisal masuk ke dalam rumah. Menyelonong begitu saja, sebab mengucap salam pun tiada siapa yang menjawab. Dia mengendus-endus agar tidak diketahui Papanya. Faisal selalu bolos kerja di perusahaan kelak Papanya tidak di kantor.

"Oh gitu? Yowes, jam 9 aja. Biar saya tunggu. Hahaha, iya-iya, mari, Assalamualaikum." Papa Fauzan berdeham keras. Dia tau keberadaan Faisal yang menyelinap seperti pencuri. "Darimana aja kamu? Umur udah gede kelakuan seperti anak-anak. Malu-maluin keluarga." Papa Fauzan menyimpan tangannya di sela-sela kantong dan menggeleng tidak karuan kepada Faisal. "Iya Pa, maaf. Faisal habis itu tadi, emmm, anu, yang sama cewe semalam." Faisal berbohong kepada Papanya. Dia tidak mau memberi tau bahwa dia masih masih berhubungan dengan Salsa. Sebab apa? Papa dan Mama Faisal tidak setuju jika Faisal menikah dengan Salsa. Ada sebab lain yang sampai sekarang Faisal pun tidak tau.

"Kamu sehabis ini jangan kemana-mana, di rumah. Ada acara penting." Papa Fauzan pergi meninggalkan Faisal. "Sal, psst, Isal. Papa kamu ngomong apa?" Tanya Mama Faisal. "Katanya ada acara penting. Mama tau?" Jawab Faisal. Mamanya menggeleng tidak tau. "Yaudah, mungkin masalah proyek, gih mandi, habis itu makan. Mama masakin sambal kentang kesukaan mu."

***

   Ara masih bingung harus memakai pakaian apa. Sampai sekarang, dia pun bertanya-tanya mau pergi kemana. Bibi Nurul masih merahasiakan itu semua. Tidak, bukan hanya Bi Nurul, tapi semua orang. "Duh gusti, pake apa ya? Hmm, yaudah ini aja. Terus kerudungnya apa ya? Hmm." Ara mencari cari modelan jilbab di lemarinya. Diam sejenak dan langsung mencari bungkusan yang di beri Faisal semalam. "Nah ini aja hehe. Baru dan cantik. Sama kaya yang make." Ucapnya kegirangan.
   Bu Sarah, mang Damar, Bi Nurul, dan Om Tejo menunggu diluar. "Bi, cepet panggil Ara, kita udah kelamaan. Heuh." Bu Sarah menghembuskan nafas begitu dalam. Tak lama kemudian, Ara keluar dengan style nya yang begitu cantik. Semua terpana dengan kecantikan Ara. "Maaf Bu udah nunggu hehe." Om Tejo masuk ke dalam mobil dan memberi klakson. "Yaudah, ayo masuk." Tegas Bu Sarah.

"Bi, kita mau kemana sih?" Bisik Ara kepada Bi Nurul.

"Loh, ndak tau? Kita nya mau ke rumah......" Penjelasan Bi Nurul terpotong karena Bu Sarah. "Bik, sst. Ntar tau sendiri." Ujar Bu Sarah.

Ananta AnindiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang