chapter 8

1.2K 177 2
                                    













Keesokan harinya, para petinggi Tenjiku melakukan rapat.

Manik Izuna tak terlepas dari Ran dan Rindou, yang memiliki luka lebam, tidak lupa plester luka dan perban, yang terpasang di tubuh dan wajah mereka. Hal itu membuat adik Kurokawa Izana itu bingung.

Tangan kanan Izuna menepuk bahu Shion yang ada di sebelahnya. Shion mengalihkan pandangannya ke arah pangeran Tenjiku itu.

" Itu, Ran sama Rindou, kenapa kok penampilannya kayak gitu? " Tanyanya, membuat semua orang disana terdiam.

" Bertengkar, mereka berdua bertengkar. " Jawab Shion.

Karena Izuna sedang dalam mode polosnya, jadi dirinya hanya mengangguk.

Izana yang sempat menghentikan pembicaraan nya, kini kembali berbicara.

Di sisi lain, Ran dan Rindou tengah meratapi keadaan diri mereka sendiri.

" Kita janji, nggak bakalan bawa pangeran keluar lagi deh. " Batinnya keduanya.

Ran meringis, ketika mengingat kejadian kemarin. " Untung gak mati. " Gumamnya.

Berbeda dengan kakaknya, kini Rindou tengah menatap Izuna yang sedang berbicara dengan Shion dan Kakucho.

" Pangeran memang tampan, tetapi juga cantik. " Batinnya.

Pemuda itu menundukkan kepalanya. " Perasaan ini luka kok semakin sakit ya. " Gumamnya, sambil menyentuh dadanya.

Dengan cepat Ran memukul kepala sang adik, membuat adiknya itu kesakitan dan menatapnya kesal.
" Jangan mikir aneh aneh. " Ucapnya.

Rindou hanya diam, tak membalas ucapan sang kakak.

" Lagian, pacar kamu belum kamu putusin. " Tambahnya, membuat Rindou membulatkan kedua matanya.

" Bener juga. Pengen ganti pacar, tapi aku bukan Aniki. " Gumamnya.

Ran menatap datar adiknya itu.
" Aniki juga mau ganti pacar, sudah bosen sama dia. " Ucapnya, lalu bangkit dari duduknya, dan berjalan menuju kulkas Tenjiku.

" Terserah Aniki. "










*****












" Bosan. " Gumam Izuna.

Beberapa menit yang lalu rapat si bubarkan. Masing-masing anggota petinggi Tenjiku melakukan aktifitas mereka masing-masing.

Manik Izuna tak sengaja melihat, lima anggota Tenjiku, yang menyeret lima orang, yang sepertinya pengkhianat.

" Pingin mainan. " Gumamnya, dirinya beranjak dari tempat duduk dan berjalan mendekati kakaknya itu.

Izana yang menyadari kehadiran sang adik, langsung tersenyum hangat. " Ada apa Izuna? Apa kau perlu sesuatu? " Tanyanya dengan lembut.

Izuna menatap kakaknya itu, lalu tersenyum lebar. " Kulihat, ada pengkhianat yang tertangkap lagi hari ini. Apa aku boleh bermain, Niisan? " Tanyanya dengan antusias.

Si sulung Kurokawa tersebut memasang raut berfikir.
" Boleh. " Ucapnya, sambil menatap manik mata yang sama dengannya itu.

Langsung saja Izuna memeluk Izana erat dan,

Cup

Mengecup singkat pipi sang kakak, lalu melenggang pergi. Sementara Izana, membeku di tempatnya karena serangan mendadak dari sang adik.

Izana Twins { Kurokawa Izana }✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang