past [1]

1.1K 136 0
                                    







Kelopak mata kecil terbuka, menampilkan manik berwarna ungu yang sangat indah.

Anak laki laki itu adalah Izana, yang baru saja berumur 3 tahun.

" Izu, Bagun. " Ucapnya, sambil menggoyangkan tubuh adik kembarnya, ynag tertidur di sebelahnya.

Perlahan Izuna membuka matanya.
" Ohayou, Iza. " Sapanya, dengan suara khas bangun tidur.

" Ohayou, Izu. " Sapa balik Izana.

Sepasang kakak beradik itu, beranjak dari tempat tidur mereka, dan berjalan keluar kamar.

Aroma sedap, masuk kedalam indra penciuman keduanya, langsung saja mereka berdua berjalan menuju dapur.

" Kaasan, ohayou. " Sapa keduanya, ketika melihat sang ibu dengan berkutik di dapur.

Nyonya Kurokawa yang melihat kedua anaknya telah bangun, langsung menghentikan aktivitasnya.

" Ohayou, Izana, Izuna. " Sapanya, lalu berjalan mendekati kedua anaknya.

Si kembar Kurokawa itu, langsung memeluk sang ibu dengan erat.

Tentu saja sang ibu membalas pelukan kedua anaknya.
" Bagaimana tidur kalian? Nyenyak?  " Tanya sang ibu, sambil mengelus surai putih kedua anaknya itu.

Izana dan adiknya menengguk, lalu melepaskan pelukan mereka.
" Tentu, kita tidur dengan nyenyak. " Jawab keduanya antusias.

Tidak lama kemudian suara langkah kaki terdengar.

" Wah kalian sudah aktif aja ya, pagi pagi. "

Perhatian si kembar dan ibunya, beralih ke asal suara tersebut.

Senyuman Keduanya mengembang.

" Ohayou Tousan. " Sapa keduanya.

Pria Kurokawa tersebut, menghampiri kedua anaknya dan istrinya. Lalu memeluk keluarga kecilnya.

" Ohayou. " Sapanya kembali.

Setelah melakukan sapaan pagi, nyonya Kurokawa, kembali melakukan aktivitas memasaknya, lalu tuan Kurokawa, bersama kedua anaknya, menunggu di meja makan.

Keluarga kecil tersebut, melakukan aktivitas pagi, dengan aura hangat, senyuman, dan tawa, yag menyelimuti mereka.

'Kebahagiaan ini terus bertahan' itulah yang di harapkan oleh keluarga kecil tersebut.

























Tetapi, takdir Berkata lain.






















Satu tahun berlalu.

Kini Izana dan Izuna telah, berumur empat tahun. Keluarga kecil tersebut, menyambut ulang tahun si kembar dengan bahagia.

" Ne Iza, apa harapanmu kedepannya. " Tanya Izuna.

Keduanya kini berasa di ruang keluarga, sementara kedua orang tuanya, tengah bermesra mesraan di dalam kamar.

Izana yang awalnya menatap TV, kini beralih menatap adik kembarnya yang tengah duduk di sebelahnya.

" Harapan ya. " Gumamnya.

" Aku ingin kita berempat terus bersama. Tertawa bersama, tersenyum bersama. Aku ingin kehangatan ini tetap bertahan. " Ucapnya dengan antusias.

Izuna yang mendengar jawaban itu, langsung mengangguk setuju.

" Ne Izu, berjanjilah kita akan terus bersama. " Ucap Izana, sambil mengulurkan jari Kelingkingnya.

Sang adik membalas uluran jari Kelingking sang kakak, dengan jari kelingkingnya juga.

Jari kelingking keduanya saling bertautan.

Di malam yang gelap, sepasang kakak beradik tersebut mengucapkan janji, untuk tidak saling meninggalkan satu sama lain.

Bukankah terlihat imut.
















Tetapi kenapa? Dengan kejamnya. takdir tidak membiarkan janji keduanya terpenuhi.










Bukankah itu sangat kejam?












Takdir dengan mudahnya, menghancurkan harapan kedua anak kecil tersebut.


























To be continue~

Izana Twins { Kurokawa Izana }✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang