part 3

9.3K 836 1
                                    

Pagi harinya Mark bangun cukup awal. Ini memang kebiasaannya di setiap harinya. Namun saat menoleh ke samping tubuhnya, ia tidak melihat keberadaan Jaemin sama sekali.

Tidak terlalu mempedulikan hal itu, Mark memilih untuk langsung bangkit dari tidurnya dan mandi. Setelah mandi, ia tidak lupa membereskan tempat tidur mereka lalu turun ke lantai bawah untuk membuat sarapan dan mencari Jaemin.

Sesampainya di lantai bawah, Mark menoleh kesana kemari untuk mencari keberadaan sang suami. Namun yang Mark temui hanya bibi Kim yang bekerja sebagai pelayan di apartement mereka. Pasti wanita itu yang Jaemin maksud semalam.

"Selamat pagi, bi"
Sapa Mark.

"Selamat pagi, nak"
Jawabnya.

"Euhm, bi. Bibi ada ngelihat Jaemin?"
Tanya Mark yang masih mencari keberadaan sang suami.

"Tuan Jaemin sedang lari pagi, nak. Sekitar 30 menit yang lalu"
Ucap bibi Kim.

Mark yang mendengar itu langsung mengangguk paham dan memilih membantu sang bibi membuat sarapan untuk Jaemin.

Sarapan sudah siap bersamaan dengan Jaemin yang sudah pulang dari kegiatan rutinnya. Mark tau betul jika bentuk badan dan kesehatan pria itu sangatlah terjaga. Karena Jaemin yang sangat menyukai olahraga. Mengesampingkan sifat berandalannya. Tapi Jaemin sangat berprestasi di bidang olahraga dan juga di beberapa pelajaran sekolah.

Mark menyusun sarapan pagi mereka di atas meja makan. Ia dan Jaemin sempat saling menatap saat pria itu yang hendak pergi ke lantai atas. Namun tatapan mereka terputus karena Jaemin memalingkan wajahnya.

Butuh 15 menit, Mark menunggu sang suami selesai mandi. Jaemin terlihat turun dari lantai atas dengan seragam sekolahnya.

Ia duduk di depan Mark dan memulai sarapan mereka dengan tenang.

"Lo pergi naik apa?"
Tanya Jaemin dengan tiba-tiba. Mark menoleh kearahnya dengan ragu.

"N-Naik mobil"
Ucap Mark.

"Naik mobil?"
Tanya Jaemin.

"Pak Kim yang akan menjemput ku"
Ucap Mark menjelaskan. Jaemin yang mendengar itu memilih mengangguk pelan.

"Lo nggak biasa naik motor?"
Tanya Jaemin sekali lagi.

"A-Aku nggak pernah naik motor"
Ucap Mark sedikit menunduk.

Jaemin kembali mengangguk pelan lalu meletakkan sendoknya di atas piring.

"Kita pergi nggak barengan. Karena gue naik motor dan lo di antar sama pak Kim"
Ucap Jaemin. Mark mengangguk paham.

Jaemin kembali naik ke lantai atas untuk mengambil tas dan buku pelajaran seadanya. Lalu setelahnya ia kembali turun ke bawah, dan menoleh sebentar kearah Mark.

"Gue pergi"
Ucap Jaemin. Mark kembali mengangguk, menoleh kearah sang suami yang menghilang dari balik pintu apartement itu.

Helahan nafas Mark keluarkan. Ia memilih untuk naik ke lantai atas dan mengambil tas dan juga bukunya. Mungkin pagi ini akan menjadi awal yang baru untuk dirinya.



















Sesampainya di sekolah. Mark langsung di hampiri kedua teman dekatnya yaitu Renjun dan Haechan, mereka adalah sekretaris dan bendahara osis sedangkan wakil Mark adalah Chenle teman manisnya yang sepertinya belum datang.

"Pagi, Mark"
Sapa keduanya dengan senyuman.

"Pagi juga"
Balas Mark yang ikut tersenyum.

"Eh, kita udah pada denger loh tentang kabar lo yang nikah sama pangeran sekolah"
Ucap Renjun yang di angguki setuju oleh Haechan. Mark yang mendengar itu jadi salah tingkah.

"Oh ya..?"

"Iya! Beritanya kan masuk tv"
Ucap Haechan. Mark hampir terbatuk pelan saat mendengar perkataan Haechan.

Masuk tv? Memangnya sebenarnya seberapa kaya keluarga Mark ini, hingga berita pernikahan mereka saja sampai di tayangkan di tv.

"Berita kalian trending tau"
Sambung Renjun. Mark yang mendengar itu hanya tersenyum malu.

"Gue nggak tau soal itu"
Ucapnya.

Keduanya hanya tersenyum dan memilih untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas. Namun di pertengahan jalan ketiganya harus menghentikan langkah mereka saat mendengar suara jeritan dari seluruh siswi yang ada disana. Mereka menoleh kebelakang dan melihat Jaemin dan juga anggota gangnya yang tengah berjalan menelusuri lorong kelas.

Renjun yang melihat itu langsung menyenggol lengan Mark.

"Lihat tuh suami lo, populer banget"
Ucapnya.

"Lo nggak cemburu, Mark?"
Tanya Haechan.

Mark yang mendengar perkataan kedua temannya yang seakan menggodanya memilih untuk menggeleng pelan.

"E-Enggak"

Itu jawaban Mark dari mulutnya, namun di hatinya ia merasa sedikit kesal dengan para siswi yang meneriaki nama sang suami.










































SanzionNakamura

Different But Already Married (MinMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang