"Sayang!"
Jaemin menarik tangan sang istri yang sudah keluar dari gerbang sekolah. Mark berniat pulang sendiri ternyata."Ada apa?"
Tanya Jaemin dengan lembut. Mark menunduk masih dengan tangan kirinya yang menutup wajahnya."Hei..ada apa?"
Tanya Jaemin lagi sambil menarik atensi Mark agar tertuju kearahnya. Mark melepas tangannya yang menutupi wajahnya lalu melihat kearah Jaemin dengan mata sembabnya. Mark menangis dan itu karena ia cemburu.Jaemin hanya bisa tertegun saat melihat wajah memerah Mark. Hatinya merasa sedih jika melihat Mark menangis seperti ini.
"Kenapa nangis?"
Tanya Jaemin yang masih bingung bercampur panik."A-Aku mau pulang.."
Ucap Mark yang mencoba menahan tangisnya tapi tetap saja keluar."Oke, tunggu sebentar. Aku ambil mobil dulu"
Ucap Jaemin. Mark mengangguk pelan. Sedangkan Jaemin langsung berlari kearah parkiran mobil untuk mengambil mobil miliknya. Ia masih memakai seragam basketnya dan masih dengan tubuh yang penuh keringat. Tapi Mark ingin pulang dengan mata sembab dan air matanya. Bagaimana bisa Jaemin menolak keinginan istrinya itu.Sesampainya di dalam apartement. Jaemin langsung membersihkan dirinya. Sedangkan Mark masih sibuk dengan rasa malunya karena sudah menangis di depan Jaemin tadi.
Jaemin keluar dari dalam kamar mandi dengan rambut basahnya. Menoleh ke arah sang istri yang masih menutup wajahnya lantaran malu.
"Aku udah selesai, sayang"
Ucapnya menarik atensi Mark. Mark yang mendengar hal itu langsung menoleh kearah Jaemin. Ia mengangguk dan segera masuk ke dalam kamar mandi dan langsung melucuti seluruh pakaiannya."Baby, kamu lupa bawa handuk!"
Ucap Jaemin. Mark merutuki dirinya. Bagaimana ini? Ia sudah telanjang."B-Bisa tolong ambilkan handuknya?"
Ucap Mark dengan gugup. Jaemin mengangguk lalu mengambil handuk sang istri yang bertengger di sebelah handuknya. Ia melihat tangan Mark yang keluar dari dalam pintu. Jaemin yang melihat hal itu langsung tersenyum tipis. Ia mendorong pintu kamar mandi secara paksa, hingga membuat Mark terpaksa mundur ke belakang."J-Jaemin!?"
Panik Mark berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya. Jaemin yang melihat hal itu hanya tertawa pelan."Kamu ngapain?"
Tanyanya."Ya kamu yang ngapain? Aku mau mandi. Kamu ngapain masuk?"
Tanya Mark yang protes."Kamu minta handuk tadi, kan?"
Ucap Jaemin sambil menunjukan handuk milik Mark."I-Iya sih..tapi kan kamu nggak perlu masuk juga"
Ucap Mark gugup."Aku mau ngeliat kamu mandi"
Ucap Jaemin dengan santainya. Mark yang mendengar hal itu langsung kaget bukan main."Ha!?"
Ucapnya yang masih bingung dan kaget."Ayo buruan mandi. Kamu mau telanjang terus?"
Ucap Jaemin. Pria itu mendudukan dirinya di atas wastafel sambil terus mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil di tangannya. Mark masih gugup, namun akhirnya ia memilih mandi. Mark mendengus pelan saat melihat tatapan menggoda dari sang suami untuknya.Mark menyalakan showernya. Membasahi dirinya dengan air hangat yang keluar dari shower itu. Jaemin yang melihat lekuk tubuh sang istri untuk kedua kalinya hanya bisa terdiam. Ah, ini pemandangan yang sangat indah untuknya.
Jaemin akui ia tidak pernah suka atau tertarik dengan siapapun sebelumnya. Tapi Mark langsung menarik perhatiannya setelah mereka menikah dan tinggal bersama. Entah mengapa Jaemin merasa nyaman jika Mark selalu ada disisinya.
Jaemin turun dari atas wastafel. Membuang handuk yang ia pakai untuk mengeringkan rambutnya. Melepas kaos putih yang membalut tubuhnya. Ia hanya menyisahkan celana training hitam yang ia pakai untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.
Mark tertegun saat merasa ada lengan yang melingkar di perutnya. Sedikit kaget saat menyadari jika itu adalah tangan Jaemin. Pria tampan itu mendekatkan wajahnya kearah leher Mark dan kembali mencium leher putih itu. Tubuh atletis Jaemin kembali basah, ia sudah mandi dan ingin mandi lagi saat melihat tubuh indah sang istri.
"J-Jaemin.."
KevanoAlvynSuldarta
KAMU SEDANG MEMBACA
Different But Already Married (MinMark)
JugendliteraturMark, ketua osis yang sangat pintar dan baik hati menikah dengan Jaemin, kapten basket dan siswa berandalan namun sangat populer.