"Kalian adalah seorang 𝗠𝗮𝘃𝗲𝗿𝗶𝗰𝗸."
"Satu-satunya pemain yang 𝘁𝗲𝗿𝘀𝗶𝘀𝗮 adalah pemenangnya."
"𝐓𝐇𝐄 𝐎𝐍𝐋𝐘 𝐑𝐔𝐋𝐄 𝐈𝐒 𝐓𝐎 𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊 𝐓𝐇𝐄 𝐑𝐔𝐋𝐄𝐒"
Sebuah permainan di mana satu-satunya peraturan adalah tidak mengikuti aturan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Salah satu peraturan disini tidak memperbolehkan kita untuk menyebut nama asli, bagaimana jika kita memanggil dengan nomor yang ada di pakaian masing-masing?" Sebuah usulan dari Jacob Bae- pemain nomor 30 terdengar sangat bagus menurut mereka.
"Aku setuju, bagaimanapun juga, kita pasti akan saling membutuhkan satu sama lain." Mereka semua mengangguk mendengar perkataan dari Ju Haknyeon- pemain nomor 09 yang berdiri paling pinggir.
Ada keraguan dimata Ji Changmin- pemain nomor 02. Ntah mengapa, di situasi yang seperti ini, dia merasa tidak ingin percaya pada siapapun. Melihat banyak senjata api yang terdapat disebelah CCTV, membuat nya yakin, bahwa akan ada sesi pembunuhan.
Mereka semua mencoba untuk akrab satu sama lain, tapi tidak dengan pemuda bernama Eric Sohn- pemain nomor 22 itu. Sejak tiba ditempat, dia hanya terdiam dan menurut, bahkan saat dicemooh oleh Lee Hyunjae- pemain nomor 24, dia hanya mendengus dan diam saja.
Lebih memilih untuk mengambil jarak dari orang-orang itu. Tidak begitu tertarik dengan beragam cerita yang mereka semua lontarkan.
"Ada apa dengan mu?" tanya Changmin. Pemuda dengan surai hitam kemerahan itu sedikit mendongak untuk melihat Changmin yang sedikit lebih tinggi dari nya.
Dan ya.. hanya sebuah gelengan yang di dapat oleh Changmin. Merasa sedikit heran karena orang yang dia yakini lebih muda darinya itu terus diam dan tidak mengucapkan kalimat barang sepatah katapun.
"Mengapa kau hanya diam saja?" Pertanyaan dari Changmin sukses membuat pemuda lain tertarik akan perkataannya barusan. Dia berbalik arah untuk melihat interaksi Changmin dan Eric.
Sangyeon- pemain nomor 82 itu masih menyaksikan Changmin yang memberikan begitu banyak pertanyaan ke Eric, namun Eric hanya diam dan mengangguk saja. Terkadang, Eric melontarkan sedikit senyuman disana.
"Apa kau percaya pada orang-orang itu?" Changmin memelankan suaranya, Dia berbisik ke Eric. Dan apa yang Eric jawab? Yups, hanya gelengan kepala tanda tak mengerti maksud dari ucapan Changmin.
"Dengan melihat banyak nya senjata yang menempel di dinding itu, apa kau yakin ini tidak ada hubungannya dengan pembunuhan?"
Mendengar pertanyaan dari seorang Ji Changmin, Lee Sangyeon dan Eric terlonjak kaget.
"Aku saran 'kan kepadamu, untuk tidak mempercayai siapapun, bahkan pada ku." Senyuman kecil yang terlihat manis tercetak di wajah Changmin. Eric juga ikut tersenyum pada pemuda itu.
"Sepertinya menarik, apa yang sedang kalian bicarakan?" Sangyeon mendatangi mereka berdua.
"Tidak ada, aku permisi." Lantas, pemuda dengan leher jenjang itu pergi dari sana meninggalkan Eric dan Sangyeon.
"Ada sesuatu dibalik diam mu itu, apa kau ingin mengatakan sesuatu pada ku?" Sangyeon melipatkan tangannya di depan dada. Eric menatap mata pemuda yang ada disampingnya itu hingga dalam, mencari sesuatu?