Reza menyodorkan sayur ke piring Ara. Ara membulatkan matanya dan menatap tajam Reza.
"Gue nggak suka sayur!"
"Lo harus makan sayur biar lo sehat. Lo harus makan makanan seimbang"
"Gue udah bilang gue nggak mau!"
"Lo harus mau!" ucap Reza tak kalah tajam
Ara menyingkirkan piringnya yang berisi sayur itu, kemudian mengambil piring lain dan mulai menyendokkan nasi dan mengambil satu potong ayam goreng.
"Ara!" ucap Reza tak habis pikir, ia pun kembali menyendok sayur untuk menyimpannya di piring Ara.
Namun kali ini Reza tak berhasil, Ara langsung menyembunyikan piringnya dibelakangnya.
Reza greget melihat tingkah Ara, ia pun berjalan mengitari meja makan dan ke arah Ara.
Ara berdiri menjauh sehingga terjadilah kejar-kejaran itu.
"Lo harus makan sayur, Ara!"
Ara tak menggubrisnya, ia menyuapkan makanan ke mulutnya sambil tetap berjalan.
Reza mempercepat langkahnya ia sedikit berlari mengejar Ara sambil membawa semangkuk sayur di tangan kanannya. Bahkan Reza tak melihat Sayuran yang di pegangnya sudah tumpah-tumpah.
Reza semakin geram, ia berlari cepat mengejar Ara.
Ara terus menoleh ke belakang hingga tubuhnya tiba-tiba terhuyung ke depan untung saja Reza langsung menangkapnya.
Tanpa di duga piring Ara mengenai wajah Reza sehingga wajah Reza penuh dengan nasi.
Ara tak bisa menahan tawanya, refleks ia langsung tertawa melihat wajah Reza.
Reza mengerjapkan matanya berulang kali, baru kali ini ia melihat Ara tertawa lepas dan itu mampu membuat jantung Reza berdetak lebih cepat. Ternyata Ara jika tertawa sangat sangat cantik!
Reza melepaskan tangannya dari punggung Ara untuk mengusap wajahnya yang penuh nasi.
Ara yang tiba-tiba dilepas begitu saja tidak bisa menahan keseimbangannya. Ia terjatuh di lantai. Ara meringis merasakan tangannya seperti tertusuk sesuatu.
Ara menoleh dan melihat pecahan mangkuk sayur yang sudah retak. Punggungnya dia abaikan rasa sakitnya karena menyentuh lantai dengan keras, ia mengangkat tangannya dan melihat punggung tangannya yang tertancap pecahan mangkuk.
"Shhh" rintih Ara saat merasakan tangannya sedikit perih, ia perlahan melepaskan pecahan mangkuk itu dari tangannya.
"Akhhh" pekik Ara saat pecahan itu sudah terlepas dari tangannya. Darah Ara langsung mengalir sedikit deras dari tangannya.
Reza terpekik kaget saat mendengar teriakan Ara, ia langsung melihat Ara yang sedang memejamkan matanya.
"Ara!"
Reza terkaget saat melihat tangan Ara terus mengeluarkan darah. Ia merutuki kebodohannya saat tak sengaja melepaskan Ara begitu saja. Ia dapat melihat pecahan mangkuk di dekat Ara dan sudah pasti semua karena pecahan mangkuk itu. Ia lupa tadi dia membawa mangkuk hingga terjatuh saat dia menolong Ara.
Reza langsung berjongkok dan mengangkat tangan Ara. Reza sedikit meringis saat tangan Ara tak berhenti mengeluarkan darah. Reza menatap Ara yang sedang menutup matanya. Apa Ara pingsan?
"Ra! Ara! Jangan takutin gue!"
Reza mengguncangkan tubuh Ara berharap Ara membuka matanya.
"Bodoh! Gue nggak pingsan!" ucap Ara membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Girl
Teen Fiction~Keadaan yang menyakiti kita dan keadaan itu sendiri yang mendewasakan kita~ Arasya Nandini M. . . Cukup kata bijak Arasya deskripsi ceritanya, biar lebih penasaran jalan cerita 'MYSTERIOUS GIRL' seperti apa😂 Kalau mau mampir, silahkan... Tapi...