:*
Cukup lama, Edgar kemudian menyudahinya, pria itu lalu mengusap pelan kepala Nathan, "Jaga diri baik-baik ya, gue pergi dulu"
Setelah mengucapkan itu, Edgar akhirnya pergi. Nathan masuk ke dalam kamarnya dan kembali terisak.
Edgar benar-benar menuruti perkataan Nathan, bahkan di sekolah sekalipun, Nathan tidak pernah berjumpa lagi dengan Edgar.
"...Tan!"
"...Nthan!"
"Nathaniel!" Nathan tersadar dari lamunannya.
"Lagi-lagi Lo ngelamun, ngelamunin apaan sih?" Tanyanya.
Nathan mendongakkan kepalanya, menatap kearah orang yang mengajaknya berbicara.
"Soal Edgar lagi ya?" Nathan mengangguk.
Ola yang mendengar itu hanya bisa memutar matanya jengah dengan kedua pasangan labil itu, iya labil.
Nathan yang niatnya ingin diseriusin malah ngusir Edgar, dan Edgar yang gak berjuang buat dapetin Nathan.
"Salah siapa coba nyuruh Edgar ngejauh, lihat sekarang jadi galau sendiri kan" cibir Ola membuat Nathan mengalihkan pandangannya.
Sudah hampir 1 bulan lamanya sejak insiden di mana Nathan mengusir Edgar dari rumahnya, dan selama itu pula Nathan merasa menyesal.
Namun Edgar, pria itu benar-benar menuruti perkataan Nathan. Nathan tidak pernah lagi bertemu Edgar di sekolah, seakan-akan pria itu menghindarinya.
Nathan bahkan untuk pertama kalinya berpura-pura sakit demi untuk bertemu pria itu, tapi nyatanya Edgar malah menyerahkan Nathan kepada siswa yang sedang bertugas.
"Tuhkan ngelamun lagi" ujar Ola menatap Nathan kesal.
Ayolah, dia bosan harus melihat Nathan yang sering melamun gara-gara ulahnya sendiri. Edgar juga salah sih, pokoknya mereka berdua salah dan hanya Bianca yang cantik.
"Lo ikut ke kantin gak? Gue mau ke kantin nih, sekalian ketemu Bianca sama Leon"
Ngomong-ngomong soal Leon, pemuda manis itu kini selalu menempeli di mana Nathan berada. Dan akhirnya dia menjadi akrab dengan Ola dan Bianca.
Kembali lagi kepada Nathan yang kini berjalan di samping Ola, terlihat sangat serasi walau hanya sebatas sahabat. Beberapa fans Nathan menatap iri, tapi mereka juga yakin bahwa Ola yang terbaik untuk pangeran mereka.
"Pak Edgar sama Luna cocok banget ya" kata seorang siswi.
Tubuh Nathan langsung menegang, begitu juga dengan Ola yang berdiri di sampingnya saat mendengar perkataan itu.
"Bener banget, mereka tuh couple goals kedua setelah kak Ola sama kak Nathan" lanjut seorang siswi lain kepada siswi tadi.
Nathan mencoba menetralkan ekspresinya, lalu kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke kantin.
Saat di kantin, Nathan dan Ola hanya melihat Bianca yang duduk sendiri di meja yang berada di ujung kantin. Dengan segera mereka berdua menghampiri Bianca.
"Sendirian aja Ca? Leon mana?" Tanya Ola sambil duduk berhadapan dengan Bianca, begitupun dengan Nathan yang duduk di samping Ola.
"Katanya sih tadi mau beli nasi goreng, mungkin masih antri" balas Bianca sambil memakan salad buah buatannya sendiri.
"Mau dong Ca" kata Ola sambil menunjuk salad buah milik Bianca, yang langsung di setujui sang kekasih.
"Suapin" lanjut Ola, dengan begitu terjadilah kejadian Bianca menyuapi Ola dengan penuh kelembutan.
"Nathan mau juga?" Nathan menggeleng, dia hanya berharap Ed- ah maksudnya Leon segera datang, agar dia tidak perlu melihat kedua orang itu bermesraan.
Tanpa menunggu lama, seorang pemuda manis berlari kecil kearah Bianca dan langsung duduk di sampingnya, orang itu adalah Leon yang sedang membawa sepiring nasi goreng.
"Ca! Gue tadi denger dari adek kelas, kalo pak Edgar bakalan tunangan nanti sore!" Kata Leon yang membuat Nathan tersentak kaku, bahkan Ola langsung tersedak.
"Serius?" Tanya Bianca mewakili yang lain.
Dan untuk sekarang kantin sedang sepi, jadi mereka gak takut bikin keributan yang membuat siswa atau siswi lain terganggu.
"Gue dikasih tau sama sahabatnya si cewek yang bakalan tunangan sama Edgar. Dan juga tadi gue di chat sama om Riyan buat pergi bareng ke tempat tunangan Edgar" balas Leon panjang tanpa sadar kalau di sana sudah ada Nathan.
"Leon" tegur Ola membuat Leon segera menghadap kearah depan dan bertatapan dengan Nathan yang tepat ada di depannya.
Tubuh Leon seketika menegang, jujur Leon hanya ingin memberitahu Bianca bukannya memanasi Nathan secara tidak langsung.
Dan Nathan, pemuda tampan itu semakin terlihat suram dan sedih. Ola menghela nafasnya sejenak, dia tidak tau jika mengurusi para pihak bawah begitu menjengkelkan.
"Gimana kalo kita datengin pak Edgar terus minta kejelasan tentang hubungannya sama Nathan?" Usul Bianca yang sepertinya paham dengan keadaan Ola yang sedang jengah.
"Bener, walaupun gue gak ngerti, Nathan harus tau hubungannya sama pak Edgar itu apa" lanjut Leon menambahi perkataan Bianca.
"Gimana Nath?" Tanya Ola kepada Nathan yang sejak tadi berdiam diri.
"Lo juga mau kepastian dari Edgar kan?" Tanyanya lagi memastikan.
Nathan terdiam sebentar. Memendam juga bukan pilihan yang tepat.
"iya" balasnya sambil menatap kearah yang lainnya.
"Bagus, mumpung Edgar belum jadi suami orang, kan kalau udah sah jadi suami orang bakalan susah rebutnya" ucap Leon.
"Heh, gak boleh gitu. Jadi dimana tempat pak Edgar tunangan?" Tanya Bianca.
"Bentar, Gue tanya Om Riyan dulu" Leon merogoh sakunya dan langsung menelpon Dokter Riyan.
"Lo deket sama Dokter Riyan, yon?" Tanya Ola penasaran, setahunya Dokter Riyan merupakan dokter yang selama ini ngerawat ayahnya Nathan.
"Gak juga"
~•°•~
Nathan menatap jam tangannya, masih ada 1 jam lebih dari waktu dimulainya acara pertunangan Edgar.
Saat ini dirinya, Leon, Ola dan juga Bianca sedang berada di jalan menuju sebuah pantai yang memang khusus di sewa untuk acara pertunangan Edgar.
"Semoga masih bisa" batin Nathan berharap.
.
.
.
TBC
Ehe, cio mau ulangan dulu bay(๑•﹏•)
/Ngilang
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Side Ketos (Completed)
Teen Fiction"Lo pendiam ya, sekali ngomong yang keluar malah desahan" ___________ Warning : - boy's love - banyak adegan ohohihik skidipapap uwaw🔞