.
.
.
Edgar menyuruh Nathan agar berdiri membelakanginya, dengan sedikit bergetar Nathan turun dari paha Edgar dan membelakangi pria itu.
Dengan keras Edgar memukul bongkahan kenyal milik Nathan, "Angh!" Pekik Nathan.
Edgar terkekeh, lalu mendekatkan kedua jarinya yang sudah berlumuran saliva dari Nathan ke depan lubang kenikmatan Nathan yang berkedut malu.
"Aghhh" Jerit Nathan lirih, kedua tangannya Nathan gunakan untuk menutupi mulutnya. Nathan merasakan sesuatu aneh yang masuk ke dalam dirinya.
Nathan menolehkan kepalanya, terlihat Edgar tersenyum manis lalu dengan perlahan Edgar mulai memaju mundurkan jarinya di lubang Nathan, sesekali Edgar melebarkan kedua jarinya seperti gunting.
Desah-desahan lirih keluar dari mulut Nathan akibat permainan yang Edgar berikan, tangan Edgar yang bebas memegang kejantanan Nathan yang sudah menegang.
"Lumayanlah, tapi masih kalah sama punya gue" ujar Edgar sambil membandingkan miliknya dan milik Nathan.
"Sial-Ahh" Edgar terkekeh ketika mendengarkan umpatan yang bercampur dengan desahan itu, ayolah itu sangat menggoda.
Edgar mengeluarkan jarinya, membuat Nathan menatap Edgar sendu. Nathan merasa kosong, dirinya ingin diisi kembali.
"Jangan natap gue kayak gitu, permainannya baru saja di mulai" Ujar Edgar sambil mencium kedua kelopak mata Nathan yang beberapa kali mengeluarkan cairan bening, maklum percobaan pertama.
Edgar menatap dildo yang ada, pandangan terpaku pada sebuah dildo berukuran sedang yang bentuknya mirip dengan kejantanan pria itu.
"Ja-jangannh" ujar Nathan lirih, kejantanannya miliknya sudah mengalami ejakulasi mengeluarkan cairan kentalnya akibat hand job yang Edgar berikan, sialnya Nathan mengakui kalau itu lebih nikmat daripada ketika dia menyentuhnya sendiri.
Edgar terkekeh, lucu sekali si pangeran sekolah satu ini. Bagaimana tidak, mulutnya berkata jangan tapi tubuhnya berkata lain, lihat saja lubangnya berkedut lapar dengan cairan usus yang mengalir keluar, oh jangan lupakan tangannya yang mencoba meraih tangan Edgar untuk masuk kembali.
Nathan berjengit ketika merasakan sensasi dildo yang bergesekan dengan lubangnya, Edgar sengaja tidak memasukkannya dia ingin tau seberapa besar Nathan menginginkan permainannya.
Nathan menggeram lirih, bibir holenya terasa gatal, begitu pula kejantanannya yang sudah mulai berdiri kembali.
"Memohon lah" ujar Edgar dengan terkekeh kecil, ketika Nathan menatapnya dengan mata sayunya.
"Ed-edgar gu-gue mohon-nghh" Edgar terkejut mendengar penuturan Nathan, dia hanya bermain-main saja, Edgar tidak menyangka Nathan akan menurutinya.
Edgar tersenyum, "Sesuai keinginan anda tuan" lelaki itu menggigit daun telinga Nathan, sementara tangannya sedang menuntun dildo itu untuk masuk ke dalam Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Side Ketos (Completed)
Teen Fiction"Lo pendiam ya, sekali ngomong yang keluar malah desahan" ___________ Warning : - boy's love - banyak adegan ohohihik skidipapap uwaw🔞