9

2.9K 224 0
                                    

Jamie berlari kencang menuju ke tempat yang tadi. Dadanya naik turun dengan cepat. Nafasnya memburu. Ia mengedarkan sekelilingnya. Berlari kecil menuju tempat yang bisa saja disinggahi Jane.

"Jane!" panggilnya keras.

"Jane sayang!"

"Jane honey kau dimana?!" teriaknya seperti orang gila yang buta arah. Sejak ditinggal oleh istrinya akal sehatnya sudah mati. Ia tak bisa lagi berpikir jernih.

Saking keras teriakannya sampai orang-orang yang berlalu lalang menengok ke arahnya.

Keringat dingin mengalir. Ia takut istrinya meninggalkannya lagi. Ia takkan bisa hidup lagi.

Entah berapa jam ia berlari memutari jalanan kota yang masih lumayan ramai. Menyugar rambutnya kasar. Lalu mengacak-acaknya kesal.

"Jane!" panggilnya lirih.

Apakah ini hanya imajinasinya saja? Apa ini efek merindukan istri tercintanya? Sampai-sampai ia tak bisa membedakan kenyataan dan khayalannya saja. Dadanya tiba-tiba sesak lagi. Tak sadar langkah kakinya membawa ke stasiun kereta bawah tanah.

"Aargggh!" teriaknya seraya meninju tembok di dekatnya berkali-kali. Menyalurkan emosinya saat ini. Tak memperdulikan ia yang menjadi pusat perhatian.

Nafasnya memburu naik turun. Tak memperdulikan tangannya yang terluka.

"Heh, kau sudah gila ya? Bukankah kau orang yang tak meminta maaf karena sudah menabrakku? Dan membuat video cringe itu?" ujar seorang wanita dengan raut wajah prihatin. Dan dengan logat Amerika yang kental.

Pria itu menatapnya tak percaya. Matanya menyiratkan kerinduan yang mendalam. Kedua tangannya bergetar terayun ke depan. Sudut bibirnya membentuk senyum yang sudah lama tak pernah ia tampakan.

"Jane..."

Ini nyata. Jane masih ada.

TBC

PLEASE, REMEMBER ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang