3

5.3K 299 0
                                    

Pria itu memandang kosong ke arah jembatan. Berjongkok sendirian di pinggiran. Tak seharipun ia lewatkan untuk mengunjungi tempat terakhir istrinya.

Ketiga pria yang dulu dengan kurang ajarnya mengusik istrinya sudah dihukum mati. Bukan hanya dengan peluru tapi dengan siksaan yang lebih berat daripada itu.

Bukan hal yang sulit menemukan perampok amatir seperti mereka. Dan sialnya perampok amatir itulah yang bisa mengalahkannya.

Memanfaatkan istrinya untuk menjadi tameng mereka. Kelemahan dan juga kekuatannya adalah istrinya.

Ingin rasanya membalikkan waktu. Menghabisi mereka dengan ganas. Walaupun harus menunjukan jati dirinya pada wanita itu. Biarkanlah ia dibenci daripada kehilangan. Tak sadar bulir matanya mengalir.

Seharusnya seperti itu.

Ia tak sanggup menahan rasa sesak di dadanya.

"Semoga kau tenang disana,"

Mengikhlaskan? Ia takkan bisa.

TBC

PLEASE, REMEMBER ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang