5. Khawatir

145 18 2
                                    

Mark menatap pada Haechan yang menatap terus menerus pada lehernya yang kini memiliki bekas cekikan karena perbuatan Jungkook.

"Sakit ya hyung," kata Haechan yang kemudian menatap pada Mark.

Tanpa berkata apapun, Mark melumat lembut bibir Haechan. Lumatannya semakin dalam, bibirnya tanpa henti menghisap bergantian bibir bawah dan atas milik Haechan hingga luka dan rasa sakit ditubuhnya mulai perlahan - lahan menghilang.

Mark melepaskan ciumannya dan meringis ngilu merasakan sakit yang masih terasa di bagian perutnya.

"Luka tusuknya tidak tertutup hyung," kata Haechan.

"Iya.. tidak bisa kalau hanya dengan ciuman," ucap Mark sembari mendengus kesal.

"Aku bisa melayanimu leb..." ucapan Haechan terhenti begitu Mark mencium lembut bibirnya.

"Jangan bilang melayani, kau bukan budakku," kata Mark.

Haechan yang merasa terharu dengan ucapan Mark, spontan memeluk tubuh Mark, dia melupakan luka di perut Mark sampai kemudian mendengar teriakan kesakitan dari Mark. Haechan melepaskan pelukannya dan nyengir lebar.

@@@@@

"Jadi yang tadi itu pangeran iblis.." mata Yangyang membulat, "Tampan sekali."

Kun menatap tajam kearah shikigaminya yang langsung berhenti cengar cengir.

"Para iblis itu kan sudah menganggu umat manusia sejak ribuan tahun lalu, kalau semakin parah gara - gara rebutan Haechan... bisa - bisa..." Jihyo menghentikan ucapannya, ia menatap pada kekasihnya yang dari tadi diam. Jihyo menggeser duduknya, mendekat pada Hyunbin dan mengelus lembut pada punggung Hyunbin, "Kau sedang memikirkan apa?"

"Cepat atau lambat memang akan terjadi perang besar - besaran dengan para iblis," kata Hyunbin, "Selama mereka tidak mau mengalah untuk berhenti menganggu para manusia,dan berambisi untuk tetap menguasai 4 dunia maka perang itu akan tetap terjadi meski tanpa kehadiran Haechan."

"Satu pangeran saja kekuatannya seperti itu, bagaimana kalau muncul semuanya?" tanya Kun yang kemudian menatap pada Taeil, "Selain kau dan Hyunbin nunna, siapa lagi yang memiliki darah dewa?"

"Setahuku sih cuma kami berdua," kata Taeil, "Tapi mau banyak keturunan dewa juga kekuatan tetap tidak seimbang. Iblis itu dari lahir memang sudah menjadi iblis, sementara aku dan Hyunbin tetap memiliki darah manusia. Dan sialnya, manusia adalah mahluk paling lemah dibandingkan Dewa, iblis, peri bahkan goblin."

"Tidak bisakah meminta bantuan para dewa?" tanya Yangyang.

"Bisa.. kalau keturunan dewa - nya tidak sering mengumpat pada para dewa," jawab Kun yang melirik kearah Hyunbin.

"Kenapa jadi salahku?" Hyunbin balas bertanya.

"Pasti akan ada jalan keluarnya," kata Jihyo, "Aku rasa untuk sementara waktu ini paling aman adalah memperkuat senjata para guardian."

"Setuju. Dan memperketat latihan," kata Taeil.

"Dan mulai mengumpulkan guardian lainnya yang tersebar di kota - kota lain," sambung Kun.

"Aku khawatir, guardian yang tidak paham hanya akan menyalahkan Haechan," kata Hyunbin.

"Sudah... sudah... jangan dilanjutkan lagi diskusi ini," kata Jihyo, "Kalian sudah lelah... mandi, makan kemudian tidur yang nyenyak."

"Setuju...." ucap Kun, Yangyang dan Taeil dengan kompak.

@@@@@

Jihyo meletakkan teh melati hangat dihadapan Hyunbin yang nyatanya belum tertidur. Dia tahu, perempuan berambut cepak yang kini ada disampingnya ini tengah memikirkan banyak hal.

"Kau tidak lelah? Tidak tidur?" tanya Jihyo.

Hyunbin menolehkan kepala, tersenyum lembut pada Jihyo. Tangan Hyunbin terjulur dan mengelus lembut pada wajah manis kekasihnya.

"Kalau perang sampai terjadi, kau mengungsi di dunia peri ya... aku punya kenalan disana," kata Hyunbin.

Jihyo memengangi tangan Hyunbin yang masih ada di pipinya, "Tidak bisa... tugas shikigami adalah mendampingi tuannya sampai akhir hayat si tuan. Justru ketika ada perang, kami tidak boleh pergi karena menjadi obat untuk kalian."

"Sudah kuduga kau akan berkata seperti itu," kata Hyunbin.

"Aku tidak mau mengingkari janjiku agar di kehidupan berikutnya bisa kembali menjadi kekasihmu," Jihyo memeluk lengan Hyunbin dengan cukup erat.

Hyunbin tersenyum tipis, ia menatap kearah Jihyo dan mencium lembut pada bibir kekasihnya, "Memangnya semenyenangkan itu menjadi kekasihku?"

"Tidak sih.. mengingat kau yang mesum dan suka melirik yang lain," balas Jihyo.

"Tapi aku hanya mencintaimu..." kata Hyunbin.

"Idih gombal, siapa yang minggu kemarin menggoda Hyorin eonni?"

Hyunbin mengerutkan keningnya. Jihyo masih ingat kejadian minggu kemarin.

"Kau juga mengirim pesan agak romantis pada Dasom eonni, tahun kemarin tepatnya di bulan Agustus tanggal 28," lanjut Jihyo.

Dan sebelum Jihyo mengabsen kesalahannya yang lain, Hyunbin sudah lebih dulu membungkam bibir Jihyo dengan ciumannya.

"Hmmph..."

Hyunbin melanjutkan ciumannya, memperdalam ciumannya dan perlahan - lahan membaringkan tubuh Jihyo diatas sofa empuk. Bibir Hyunbin terus bergerak menciumi bibir Jihyo, hingga berakhir dengan menciumi leher putih jenjang milik Jihyo. Sentuhan bibir Hyunbin yang dipadu dengan sentuhan - sentuhan lembut tangan Hyunbin, akhirnya membuat Jihyo larut dan melupakan semua kesalahan Hyunbin. Memang selalu seperti ini kejadiannya.

@@@@@

Yangyang naik keatas ranjang, atau mungkin lebih tepatnya naik keatas tubuh Kun dan membaringkan kepalanya diatas dada kekasihnya ini.

"Pangeran iblis yang lain apa setampan Jungkook juga?" tanya Yangyang.

"Masih kau tanyakan tentang pangeran iblis, aku akan memasukimu sampai pagi," ancam Kun.

"Yeee... gege mah cemburuan parah," kata Yangyang yang menduselkan kepalanya pada dada Kun.

"Mudah - mudahan tidak terjadi perang seperti yang di prediksikan Hyunbin," kata Kun.

"Tetap saja kita semua harus bersiap - siap kan," sahut Yangyang.

"Kau tahu tidak bagaimana agar senjata para guardian setidaknya bisa melukai iblis setingkat bangsawan?" tanya Kun.

Yangyang menatap kearah Kun, ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Bahan baku senjata sihir yang digunakan setidaknya harus dicampur dengan air dari danau dunia dewa Hael dan Riun. Dicampur dengan serbuk akar pohon dari dunia milik dewa Ren. Dicampur dengan lava dunia bawah milik dewa Drack," kata Kun.

"Bukankah iblis itu lebih bawah derajatnya dari dewa?" tanya Yangyang, "Kenapa harus membutuhkan semua itu untuk membuat senjata yang bisa melukai iblis bangsawan?"

"Karena yang memakai senjatanya kan manusia," jawab Kun, "Senjata yang sekarang aku gunakan ini hanya memakai satu elemen yaitu air dari dunia dewa Hael dan Riun. Jika ketiga elemen digunakan, senjata memang akan menjadi kuat tetapi manusia yang menggunakan jika tidak mampu juga akan mengalami kerusakan fisik. Makanya kalau sampai perang besar terjadi, kerugian besar akan berada di dunia manusia."

Yangyang mencium singkat pada bibir Kun, "Berdoa saja akan ada keajaiban. Aku yakin para dewa tidak akan membiarkan ketidakadilan begitu saja."

Kun tersenyum lembut, ia mencium pada bibir Yangyang. Melumat lembut pada bibir bawah Yangyang hingga kehangatan dan energi yang menguatkan tubuhnya mulai terasa memasuki dirinya.

Shikigami : The Lost Memory (MarkHyuck Center's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang