Johnny X Taeil

59 8 3
                                    

Johnny menatap kearah kekasih hatinya yang masuk kedalam kamar sembari mengomel tidak jelas. Ia bangkit berdiri dari tidurannya dan mengikuti Taeil yang masuk sampai ke wardrobe room

Johnny berdiri di depan pintu sembari melihat Taeil marah - marah, membuka pakaian kemudian dibanting begitu saja keatas lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Johnny berdiri di depan pintu sembari melihat Taeil marah - marah, membuka pakaian kemudian dibanting begitu saja keatas lantai. Ia memaklumi sikap kekasihnya ini, biar bagaimanapun Taeil adalah anak dari dewa amarah dan dendam,jadi wajar sekali jika Taeil memang sering marah - marah.

Johnny tersenyum tipis, melihat tubuh bagian belakang Taeil yang terekspos, membuat dia merasakan deguban jantung yang mulai tidak normal. Langkah kaki Johnny melangkah, namun segera terhenti ketika tiba - tiba saja muncul sosok Dewa Amarah dihadapannya.

"Hayo mau ngapain???" tanya Zelo sang dewa amarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hayo mau ngapain???" tanya Zelo sang dewa amarah.

"Waaaaa!!!!!" Johnny menjerit karena saking terkejutnya.

Taeil yang mendengar keributan, membalikkan badan tanpa sempat memakai pakaian.

"Halo anakku sayang..." sapa Zelo.

"Ngapain ayah kesini tiba - tiba?" tanya Taeil.

"Enggak apa - apa, kangen aja..." Zelo melirik kearah Johnny, "Ayo kita keluar anak mantu."

Johnny menurut saja, daripada dia kena marah kan. Begitu sampai di kamar dan Taeil masih di ruang wardrobe, Zelo memegangi bahu Johnny hingga membuat Johnny menatap kearahnya.

"Dengar anak muda... Kalau kau berniat mau menyentuh anakku yang manis itu, tolong dipersiapkan dengan baik," Zelo menjentikkan jarinya dan ditangannya mendadak muncul dildo berukuran cukup besar.

Mata Johnny terbelalak tidak percaya menatap pada bapak mertua yang memang lain daripada yang lain. Johnny nyengir lebar sembari mengambil dildo dari tangan Zelo.

"Benar kan.. harus dipersiapkan," Zelo mengedip nakal pada Johnny, "Soalnya punyamu besar, kasihan anakku kalau tidak ada persiapannya sama sekali."

"Siap abeoji... Akan aku persiapkan dengan sangat baik," kata Johnny.

"NGAPAIN KALIAN!!!!" jerit Taeil.

Johnny yang terkejut luar biasa sampai melemparkan dildo ditangannya dan sialnya, jatuh tepat di depan Taeil - dalam posisi berdiri.

"Haduh..." Zelo memilih segera menghilang dari hadapan anaknya yang mulai terlihat lebih menyeramkan dari dirinya.

Taeil menatap kearah Johnny untuk meminta penjelasan.

"Itu ayah mertua..." Johnny kebingungan untuk menjelaskannya.

"Ya sudah ayo pakai," kata Taeil yang mengambil dildo dari atas lantai.

"Beneran?" Johnny menatap pada Taeil yang mendekat padanya, berdiri dihadapannya, melingkarkan tangan dan pada lehernya dan mengecup lembut pada bibirnya meski sambil menjinjitkan kaki.

Johnny langsung saja menyambar bibir Taeil, membalas lumatan - lumatan dari bibir Taeil. Dua bibir yang beradu mulai menimbulkan suara khas. Johnny menggerakkan tangannya, mengelus lembut pada pinggang ramping Taeil dan berakhir meremas pada pantat Taeil.

Johnny mengangkat tubuh mungil Taeil pada dekapannya, tanpa melepaskan ciuman diantara mereka.

Kaki Johnny melangkah menuju ranjang. Ia mendudukkan diri dengan posisi Taeil diatas pangkuannya. Johnny melepaskan ciumannya dengan Taeil untuk membuka pakaian Taeil hingga kekasihnya ini kembali tidak memakai pakaian.

Johnny memainkan dua puting milik Taeil dengan jari jemari nya sebelum kemudian ia menundukkan kepala dan menyesapi puting susu milik Taeil.

"Anggghh... Aaahhh..." Desahan Taeil tidak terputus, apalagi ketika Johnny dengan sengaja menghisapi puting nya kanan - kiri secara bergantian, "Aanghh... Aaah... Johnny..."

Johnny berhenti menghisapi puting Taeil, ia mendongakkan kepalanya dan tersenyum lebar pada Taeil dipangkuannya.

Taeil mencium kembali pada bibir Johnny meski singkat, karena ia kemudian turun dari pangkuan Johnny dan mulai membuka risleting celana Johnny.

Taeil masih saja tidak siap ketika melihat penis Johnny, memang besar dan karena itu juga dia tidak marah dengan ide ayahnya. Tapi selama ini yang jadi masalah bukan ukuran penisnya. Taeil mengelus pada batang penis Johnny dengan kepala mendongak menatap pada Johnny.

"Besar sekali... Aku tidak yakin bisa masuk dalam sekali percobaan," kata Taeil dengan senyuman lebar.

"Bisa dong..." Johnny menundukkan kepalanya, melumat bibir Taeil dengn begitu bersemangat. Johnny melepaskan ciumannya.

"Soalnya sebesar ini... Aku takut tidak bisa masuk.." kata Taeil yang masih menatap kearah Johnny, "Penis Daddy memang yang terbaik..."

Johnny yang sedari tadi menahan hasrat untuk tidak langsung menubruk Taeil dan berjanji akan melakukan persiapan dengan lebih baik agar Taeil tidak terlalu sakit, langsung melupakan semua janjiny karena sikap manis dan menggoda Taeil.

Johnny mengangkat tubuh Taeil, membaringkan diatas ranjang, membuka celana Taeil dengan begitu brutal hingga robek dan langsung saja menghimpit tubuh Taeil.

"Angghh... Aaah... John...aaakhhh... Aaahh... Pelan aaah... Oouuhhh..."

Johnny yang sudah gelap mata karena kemanisan Taeil jelas tidak akan mengurus, ia langsung saja melesakkan penisnya kedalam lubang anal Taeil yang sempit dan hangat.

"Aaah... Ouuh... Aaah... Sakit... Aaahh... John....aaaah..." Taeil menjerit cukup keras ketika merasakan penis Johnny menghentak kasar dan langsung mengenai titik nikmatnya, "aaaah... Enak... Oouh.... Aaah... Aaah..."

Johnny segera menggerakkan pinggulnya, penisnya keluar masuk di lubang anal Taeil dengan begitu bebasnya. Sepertiny karena memang Taeil sudah terlalu sering dimasuki penis Johnny, tanpa persiapan yang matang pun penisnya sudah bisa masuk dengan mudah.

Johnny menciumi dengan gemas pada pipi dan bibir Taeil, sebelum kemudian dia meletakkan tangan dibelakang tubuh Taeil dan mengangkat pelan tubuh Taeil hingga posisi mereka berganti menjadi Taeil diatas tubuh Johnny. Atau lebih tepatnya duduk diatas penis Johnny yang begitu perkasa dan membuat Taeil lupa diri.

Johnny menatap pada Taeil yang langsung menggerakkan tubuh, menggoyangkan pantat hingga penis Johnny merasa semakin dimanjakan oleh lubang pantat hangat milik Taeil. Karena Taeil menggerakkan tubuhnya sendiri naik turun, Johnny hanya tinggal berbaring menikmati pemandangan indah dihadapannya ini.

Malam hangat semakin berlanjut dengan desahan - desahan yang keluar dari dua belah bibir milik Johnny dan Taeil yang dimabuk cinta.

SEMENTARA ITU

Zelo menggelengkan kepala melihat kelakuan anak dan anak mantunya. Ia mematikan siaran langsung adegan bercinta anaknya.

"Aku tahu itu wajar... Mereka memang sepasang kekasih... Tapi... Kenapa rasanya kok enggak tega dan rela ya..." Zelo bangkit dari kursi kerjanya, "Ya sudahlah... Aku pergi menyiksa manusia di neraka saja."

Zelo menggelengkan kepala, mencob menghilangkan wajah anaknya yang begitu menikmati penis besar milik Johnny.

"Karmaku.... Mana tinggi Taeil sama pendeknya dengan Jongupku sayang... Akkkkhhh!!!!"

Zelo pada akhirnya tidak bisa menahan amarahnya, dan tentu saja dia tersadar karena amarahnya salah satu kota di salah satu negara langsung diserang hujan badai.

Shikigami : The Lost Memory (MarkHyuck Center's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang