chapter 1

12.4K 711 16
                                    

"aku ga jelekkkkkk" pekik seorang gadis SMA mengacak rambutnya kesal

"Emang siapa yang bilang kamu jelek?" Tanya seorang laki-laki dari arah dapur. Ia mengambil sekotak susu dalam kulkas lalu meminumnya dengan tenang

"Abang, ada yang bilang aku jelek" gadis tersebut bernama Stella, ia merengek pada abangnya sekaligus bercerita tentang kegiatannya tadi saat sekolah

"Engga, cantik kok" Kenzo mengecup pipi adiknya singkat. Kalau tidak begitu yang ada nanti adiknya akan semakin rewel dan mengganggu pekerjaannya

"Tapi kata Diva aku jelek Abang..." Stella terus merengek ia bahkan sampai menggigit bahu abangnya

"Ya katain balik lah. Ngapain kamu diem aja"

"Tapi Abang bilang ga boleh bikin masalah di sekolah"

"Yaudah nurut"

"Tapi Abang bilang harus katain balik''

"Yaudah nurut"

"Tapi-"

"Ngomong lagi Abang buang kamu ke tetangga sebelah"

Stella merengut. " Ish galak banget orang cuman nanya doang"

Kenzo terdiam melirik adiknya kesal. Untung sayang, kalo gak abis nih anak perawan

🗿🗿🗿

Keributan di tengah malam mulai dari bunyi sendok dan piring yang bergesekan lalu suara kaki berlari kesana kemari membuat fokus Kenzo teralihkan. Ia tidak tau apalagi yang dibuat adiknya di lantai bawah

Dengan sedikit kesal, ia berjalan turun mencari tau apa yang sedang di lakukan oleh sang adik. hanya beralaskan celana pendek tanpa atasan yang menampilkan perut kotaknya, Kenzo langsung menghampiri sang adik

"Bhahahahahaha muka bibi lucu" terlihat Stella tengah menggelitik sang art rumah kemudian segera berlari ketika wanita paruh baya itu mengejarnya menggunakan sutel

"O'ow bahaya" Stella berhenti berlari ketika melihat abangnya berjalan mendekat sambil menatap nya tajam " om jangan om, aku masih muda gamau di ngap sama om" gadis itu mengatupkan kedua tangannya sambil memasang wajah memelas sedangkan Kenzo  menggeram kesal lalu tanpa ba-bi-bu menampar bokong adiknya

"Aws.. sakit Abang" ia mengusap pantatnya sambil mencibir, benar-benar nakal gadis satu ini

"Gausah drama. Ngapain kamu gangguin bik asih ? Uda gitu lari-larian ntar kalo jatuh gimana ? "

Stella menyengir menampilkan deretan giginya yang berbaris rapih

"Iseng aja soalnya engga ada temen. Abang juga sibuk kerja"

Lagi dan lagi Stella kembali mendapat tamparan di bagian bokongnya. " Ngeles aja terus, bukannya tadi siang baru abis balik dari mall ? Sore nya kamu keluar ke bioskop bareng temen-temen kamu trus alasannya engga ada temen?"

"Ih ih aku becanda doang sayang, kenapa marah-marah Mulu ntar jodohnya janda" ucap Stella sambil mengecup pipi Kenzo lalu setelah itu ia megedipkan sebelah matanya

"Haish... Genit banget sih kamu. " Kenzo terlihat tertekan dengan sifat sang adik, lalu dengan tidak berperasaan ia menarik kerah baju stella, menyeret sang adik ke dalam kamar untuk disuruh tidur

"BIK ASIH, STELLA TIDUR DULU YA NANTI BESOK STELLA GELITIKIN LAGI PERUT LIPAT 3 NYA BIBI"

"Stella tidur cepet. Ngomong lagi Abang beneran buang kamu ke tetangga"

"Abang tega?" Stella memasang tampang sedihnya

"Enggak sih" Kenzo terkekeh lalu mencium kening adiknya sebelum pergi. "Good night princess monyet"

"Good night juga prince babi"

"heh!"

"Mwehehe ampun sayang ampun"

🗿🗿🗿

Hari ini jam sembilan pagi Kenzo mendapat telepon dari pihak sekolah Stella untuk segera datang menghadap. Cowok itu sendiri hanya bisa pasrah entah kali ini apalagi kesalahan yang dibuat oleh sang adik

Sekitar pukul sembilan lewat limapuluh ia sudah berada tepat di dalam ruangan kepala sekolah. Matanya menatap tajam kearah sang adik yang sibuk menggenggam erat sebuah kertas

"Stella cepat kasih kertasnya ke kakak kamu" perintah guru perempuan berbadan besar

"Gamau Bu"

"Stella jangan ngebantah! Ayo cepat kasih"

Kenzo yang tidak ingin memperpanjang masalah segera menarik kertas tersebut. Bisa dia lihat angka nol terpampang jelas menggunakan tinta merah di ujung kertas tersebut. " Ulangan kamu nol ?" Tanya Kenzo tak habis pikir

"Gatau Abang, padahal jawaban Stella sama kok kayak jawaban Nana. Masa aku dapet nol sedangkan Nana dapat seratus engga adil banget mentang-mentang Nana tuh pintar"

Kenzo menepuk jidat frustasi. "Nyontek ?"

"Engga aku cuman liat jawaban Nana aja. Lagian Nana juga kasi kok"

Rasanya Kenzo ingin melempar adiknya ke bukit monyet. Makin hari adiknya semakin menyebalkan

"Untuk nak Kenzo tolong diawasin lagi ya adik nya di rumah. Stella ini hitungannya masih lemah banget. "

Setelah menyelesaikan urusannya di ruang kepala sekolah Kenzo langsung menyeret sang adik ke arah parkiran. "Pulang Abang tunggu di rumah. Engga ada nyasar ke mall, bioskop atau yang lainnya. Kamu telat Abang beneran ngasih kamu ke tetangga" cowok itu menyentil kening adiknya sambil mengomel sedangkan Stella mengangguk santai sembari memeluk abangnya erat

"Orang lagi marah itu di dengerin, makin bandel kamu ya"

"Emang Abang bisa marah sama aku ?"

"Enggak"

"Xixixi kalo gitu nanti pulang aku bareng Maudy ke cafe bentar ya, dia ada janjian sama om Leon"

"Om ?"

" Iya dia kan sugar Daddy nya Maudy"

Kenzo mengernyit "terus kamu ngapain ikut ?"

"Nyari sugar Daddy juga bang. Kata orang kalo sahabatan tuh harus sama. Jadi kalo Maudy punya sugar Daddy berarti Stella juga"

Oke fine sepertinya kali ini Kenzo benar benar menyerah mengurus sang adik.

"Terserah, pusing ngatur kamu. Yang ada Abang sakit jiwa"

K E N Z OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang