chapter 2

7.8K 563 45
                                    

"ABANG AKU PUNYA KABAR BAHAGIA!" Stella melompat kegirangan diatas kasur sedangkan Kenzo memilih untuk duduk di sofa, menatap kegilaan adiknya dari sana

"Aku ngewakilin sekolah ikut lomba cerdas cermat matematika"

Wajah datar Kenzo berubah menjadi pias. Oh astaga ini namanya kabar buruk bukan kabar bahagia. Bagaimana bisa para guru memilih adiknya yang tidak memiliki otak kalaupun punya tingkat kepintarannya hanya mencapai 0,2 %

"Gimana ceritanya kamu ikut lomba?"

"Ya gitu deh. Aku kan pinter jadi dipilih" Stella menatap kuku-kuku nya yang baru saja di cat kemudian menatap abangnya yang duduk di sofa dengan angkuh

" 9×7 berapa ?" Tanya Kenzo datar. Ia meneguk susu kotaknya namun pandangannya tak lepas dari sang adik

"Mau tau aja apa mau tau banget ?" Tanya Stella menggoda

Tanpa menjawab lagi Kenzo mengotak atik ponselnya lalu tidak lama kemudian terdengar bunyi panggilan

"Abang ngapain ?"

"Telpon guru kamu. Mereka salah pilih"

Dalam hati Stella bersorak senang. Siapa juga yang mau ikut lomba cerdas cermat, ikut pelajaran saja dia malas apalagi ikut lomba. Ini hanya akal akalannya supaya Abang nya menelpon para guru untuk mengeluarkannya dari peserta peserta lomba

"Aku mau keluar bentar ke supermarket. Boleh ya"

"Ngapain"

"Mau beli soalnya makanan di kulkas Uda abis"

"Engga. Biar Abang nanti sama bibi yang beli"

"Ish biar aku aja kan ak-"

"Gausah bandel. Nanti dari supermarket kamu ke taman, dari taman kamu ke mall, dari mall kamu ke cafe intinya Abang tau otak kamu yang ga pernah beres itu"

Stella merengut, dia kan bosan kalau diam di rumah terus menerus.

Kenzo tersenyum tipis, bertahun-tahun tinggal bersama adik kecilnya membuat ia harus ekstra menjaga Stella. Apalagi adiknya yang sekarang lebih aktif ketimbang dulu

🗿🗿🗿

Jam 2 siang laki laki berjas itu pulang, baru saja mobil mewahnya memasuki pagar telinganya sudah di ganggu dengan suara tawa anak-anak. Lebih parahnya lagi ketika ia melihat adiknya yang duduk di atas pohon sambil memegang kayu sedangkan para bocil duduk di bawah tanah sambil mendengar ocehan adiknya di atas pohon

"Ngapain lagi itu anak" ia memijit pelipisnya pusing. Tiada hari tanpa tingkah aneh adiknya

Selesai memarkirkan mobil Kenzo langsung memasuki mansion tanpa melirik ke arah Stella. "Bibi, adek Uda makan ?"

"Belum tuan, tadi Uda bibi suruh makan tapi non Stella nya engga mau"

Kenzo mengangguk. Saat ini yang perlu dilakukan adalah mengganti pakaian baru setelah itu menghukum adiknya yang kelewat bandel.

Setelah dirasa sudah fresh, ia berjalan keluar mansion mengambil gagang sapu yang sudah patah akibat Stella, sedangkan tangan sebelahnya membawa piring berisi makanan

"JADI GITU KISAHNYA GUYS" para bocil bertepuk tangan riang, membuat Kenzo keheranan

"Kalian pulang dulu ya. Nanti besok baru main lagi, kakak Stella nya harus istirahat" Kenzo berucap ramah sembari tersenyum.  Dengan senang hati bocil-bocil itu mengangguk lalu satu per satu mulai pergi pulang

"Turun cepetan"

"Engga"

Kenzo mengayunkan gagang sapu pada ujung jari kaki Stella membuat gadis itu berteriak jengkel. "Iya aku turun"

K E N Z OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang