chapter 14

5.8K 695 122
                                    

Jam tujuh pagi mansion milik Kenzo sudah ramai dipenuhi para orangtua yang gayanya masih seperti anak muda. Salah satu yang ada disana adalah Louisa, wanita itu tengah bersama Dara dan beberapa wanita lainnya didapur sibuk memasak sedangkan yang laki-laki mulai dari yang tua sampai muda sibuk bermain PS ada juga yang menonton bola kaki

" Mommy aku dapet ini dari Chiko" Stella datang membawa ikan cupang didalam toples dan mendapat tatapan tajam dari Glen. Lelaki itu baru saja tiba di Indonesia tadi malam pukul delapan

" Chiko siapa ?" Tanya Glen penuh intimidasi, gairah menonton bola seketika pudar mendengar gadis pujaannya menyebut nama pria lain

"Gausah cemburu, itu Chiko anak Tante Jihan baru umur 5 tahun kok" jelas Louisa yang memang mengenal semua orang disekitar lingkungan

Glen mendengus, dasar bocah sialan

"Si om ovt Mulu, ga like banget" gadis tersebut meletakkan toples diatas meja kemudian berjalan menuju dapur, menemui mommy nya yang sedang memasak

"Kenapa kesini, sana main sama abang-abang kamu didepan" Stella merengut, yang dimaksut mommy nya itu adalah teman-teman Kenzo

" Gamau ntar si om mati kesurupan jin kambing"

Glen yang mendengar namanya disebut mendelik tidak terima meskipun itu adalah fakta. Lagian pria mana yang rela wanita nya didekati orang lain

" Sini aja, gapapa" Kenzo memberi kode agar adiknya mendekat, kalau sudah begini Glen tidak akan bisa berbuat apa-apa " duit jajan masih ada ?" Tanya Angelo lembut, ia adalah  sosok kakak idaman karna tidak akan membiarkan ATM adiknya kosong

"Abis bang, kemarin ke mall belanja, nonton di bioskop, terus ke shalon duh pengeluaran nya banyak banget"

Mendengar itu sontak mereka semua menyodorkan kartu atm kearah Stella. " Hah ? Ngapain ini ?"

"Katanya duit abis" celetuk Naziel, meskipun ia tau itu adalah sebuah ketidakmungkinan mengingat Kenzo yang selalu memanjakan Stella

"Engga becanda doang, ada kok duit aku. Banyak malah, Abang mau ?"

Mereka saling bertatapan lalu tertawa kencang. Seorang gadis mungil menawarkan uang pada mereka yang merupakan CEO ? Jangan bercanda

" Nih pake aja itung-itung biar kamu puas jajan" satu per satu kartu berwarna hitam itu menumpuk menjadi 6 membuat Stella meringis. Dia sudah punya banyak sekali kartu dan sekarang dikasi 6 membuat kepalanya menjadi pusing

" Jajan tuh yang bener, masa sehari cuman ngabisin 15 juta. Niat jajan ga sih ?" Pekik Juje, manusia ini yang paling sering berdebat dengan Stella hanya karna tidak pernah mendapat satupun pesan jika Stella mengambil uang

" Ya sabar dulu ga gampang ngabisinnya"

Stella menyandarkan tubuhnya pada Kenzo yang sedang meminum susu kotak

"Bagi dong"

"Ambil sendiri"

" Males "

" Nih minum, biar otaknya berkembang"

Semua perlakuan manis itu tak lepas dari mata tajam Glen. Ia berdecih kesal melihat tumpukan blackcard diatas meja " segitu doang mah gue bisa"

"MAKANAN UDAH SIAP, SINI KUMPUL" teriakan Louisa membuat telinga siapa saja yang mendengarnya mendadak sakit

Semua beranjak menuju meja makan, mengambil makanan masing-masing sambil bercerita riang " gila ya Dar, jadi Lo model di Paris ?"

"Hm. Bulan depan gue balik"

"Trus dua bontot Lo ini gimana ?" Tanya Gian

"Dibuang ke Ciliwung"

Wajah Kenzo mendadak pias sedangkan Glen tersenyum puas. Anggap saja ini sebagai balasan karna tadi membawa wanitanya pergi dan berakhir didekati para manusia buaya kelas kakap

" Heh babi kecil, makan tuh yang bener" Stella merengut, teman Kenzo yang bernama juje ini memang sangat menjengkelkan " om Glen liat nih mereka ngatain aku" sedangkan Glen mengedikan bahu acuh, biar saja gadis itu mengurus masalah nya sendiri sekalian ini akan menjadi aksi ngambek nya

"Ekhm... " Deheman seorang pria membuat mereka semua yang ada di meja makan mengalihkan tatapan pada sumber suara

"Loh Alfa ? Ngapain ?" Tanya Zayn heran. Ia yakin tidak ada satupun dari mereka yang mengundang pria tua itu

"Boleh bergabung ?" Tanya Alfa penuh harap, namun apapun jawabannya ia akan tetap memaksakan untuk ikut makan bersama

"Ckck perusak suasana" decak Kenzo

" Kita ngasi makanan aja ya ? Tapi gausah gabung bareng kita" ucap Louisa, ia berdiri ingin membungkus makanan yang ada namun kegiatannya terhenti karna dihadang oleh Gian

" Gausah. Enak banget ga nyumbang seribu buat beli bawang malah dikasi makanan"

Dara sendiri masih terdiam tidak ingin mengeluarkan suara, beda dengan Stella yang sudah menunduk ia takut daddynya datang untuk membandingkan prestasinya dan juga Frea

"Gapapa aku bawa makanan sendiri kok" Alfa mengambil tempat di samping dara, sontak semuanya menjadi diam terlihat terlalu berani untuk ukuran pria brengsek seperti Alfa

"Menjauh 10 langkah dari ibuku" teriak Kenzo

"Dia istriku, kalau kau lupa"

"Istri yang anda telantarkan. Bukan begitu tuan ?"

"Oke fine, Daddy salah. " Hatinya sesak namun tidak apa, ini bahkan belum setimpal dengan apa yang ia perbuat

"Glen ?" Alfa mengernyit heran ia baru sadar sejak kapan rival nya bisa sedekat ini dengan keluarganya

" Kau ayah calon istriku, right ?"

" jangan mengarang bedebah, putriku tidak mungkin hidup dengan pria brengsek sepertimu" maki Alfa, ia tidak Sudi musuhnya menikah dengan putrinya

"Cih, seperti sempurna saja" Glen mengusap sudut bibirnya menggunakan tissue, seluruh gerak gerik pria itu tidak lepas dari tatapan semua orang " jangan terlalu emosian ayah mertua, kau tidak ingin istrimu menjadi janda kan ? Sebenarnya tidak masalah, karna beliau masih terlihat muda. "

"Berani heh?"

Angelo dan lainnya memutar bola mata malas, jelas sekali disini merekalah yang punya kekuasaan lebih tinggi tapi Alfa datang dengan gaya nya seperti paling berkuasa diantara yang lain

"Aku ngga akan merestui hubungan ini" ucap Alfa, ia tidak merestui hubungan putrinya dan juga Glen

Dara membanting sendok keatas meja, menatap jijik pada sosok yang sedang duduk disampingnya.

"Apa aku meminta izinmu?"

Suasana kini berubah mencekam, Oland dan Zayn nampak menahan jengkel melihat kedatangan Alfa yang seperti jelangkung, karna tidak diundang

"Tolong yang bukan keluarga silahkan angkat kaki dari sini"

" Oke Daddy minta maaf, kita lanjut makan aja ya" nadanya terdengar serak namun semua memilih tidak peduli " ga makan ?" Tanyanya heran lantaran dia sendiri yang melahap makanan sedangkan yang lain hanya diam mematung

"Aku sama yang lain eneg liat muka kamu " Dara langsung berlalu pergi diikuti yang lain, menyisakan Stella sendirian

" Maaf" cicitnya dengan kepala menunduk, penyesalan itu semakin terasa melihat wajah putrinya " princess Daddy udah gede, boleh peluk ?"

" Sorry, Frea ga ada disini"

"Bukan, princess nya itu kamu"

" Aduh maaf ya, Stella gasuka dipeluk orang jahat"










Rabu, Sabtu, Minggu
Vote/COMENT
Mas/mbak

K E N Z OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang