chapter 8

5.5K 623 87
                                    

"Glen bakalan tunangan sama Stella ?" Pekik loisa terkejut. Ia mencubit lengan suaminya tidak percaya

"Iya aunty, tau kan Glen bucin sama Stella?"

"Iya sih tapi kan- astaga ponakan gue udah ada calonnya dong" loisa berkaca-kaca membayangkan suatu saat nanti keponakan tersayang nya akan diambil orang

Sedangkan Stella, gadis itu tidak banyak bicara ia sibuk membuka akun Instagram, melihat beberapa DM yang masuk salah satunya adalah pesan singkat dari akun yang tidak di kenal. "Kangen ?" Beo Stella membaca pesan di layar hp

"Siapa ?'' tanya Zayn melihat wajah Stella yang kebingungan

"Engga tau ini dia DM katanya kangen"

"Coba sini Abang liat" setelah mengotak-atik layar hp, senyuman lebar terbit begitu saja pada bibir Kenzo "calon suami kamu ini mah"

Wajah gadis itu memerah, ia dengan cepat mengambil hp nya kembali lalu mencubit lengan Kenzo. 
"Enggak ya dia bukan calon aku, mana dia udah tua lagi. Mendingan juga aku nyari yang modelan manu rios"

"Do you like other people ?" Suara bass  seseorang dari arah belakang membuat bulu kuduk Stella meremang. Meskipun baru satu kali bertemu namun ia hafal suara pria tua itu

Dan benar saja! Pria tua bernama Glen itu sedang berjalan mendekat dengan gaya angkuh, menampilkan raut wajah datar tanpa senyuman dengan tatapan fokus kearah dirinya

" I Miss you baby" begitu sampai, empat kecupan langsung ia berikan pada wajah gadisnya, mengabaikan tatapan membunuh dari semua orang "kamu terlihat semakin cantik"

Kenzo memutar bola mata malas, ini lah akibatnya kalau terlalu bucin, baru pisah dua hari gayanya macam tidak bertemu seabad

Dan akhirnya mereka bertujuh menghabiskan waktu bersama di mall, kedua perempuan berbeda usia itu dikelilingi para pria tampan yang terlihat bukan dari kalangan biasa, semua benda yang melekat di tubuh mereka bisa di pastikan harga nya tidak main-main

"Pengen beli sepatu Jordan" stella menatap uncle, Abang dan juga calon tunangannya bergantian "tapi ga punya duit. Bayarin ya ?" Pintanya memelas

Oland memutar bola mata malas "engga ada yang lebih mahal gitu ? Kenapa minta nya yang murahan"

"UNCLE SEPATU JORDAN ITU MAHAL"

"palingan belasan juta doang, atau malah tiga jutaan. Ganti ya sayang, cari barang yang agak mahalan dikit. Tenang aja ini semua ATM berjalan"

"Dior, channel, Gucci, apalagi ya ? Atau kamu mau kita langsung jalan-jalan ke perusahaannya? Kalo kamu mau ayo, nanti uncle tinggal pesan tiket"

Rasanya ingin menangis ketika ia mendapat tawaran seperti itu, memang bukan hal baru bagi Stella ketika uncle nya mengajak untuk berlibur keluar negeri tapi yang menjadi masalah adalah kenapa enteng sekali bicara seperti itu ? Apa tidak sayang uang ?

"Oh ini nih yang lagi viral, yang katanya kaya tapi otak bego" seorang gadis berbadan besar lewat bersama kedua temannya. Memang mereka tidak menatap Stella tapi entah kenapa ia merasa apa yang mereka perbincangkan itu adalah dirinya

"Lo ngatain gue ?"

"Lah, ngerasa ya ? Bagus dong."

"Mentang-mentang kaya jadi Lo sombong banget ke si frea. Gue jadi Frea bakalan nyiksa Lo sampai mampus" celetuk gadis yang satunya lagi

"Tau tuh, hebat ya orang kaya biarpun otak ga nyampe tapi kalo udah pake sogokan beda cerita"

"Pantes dong Daddy nya lebih sayang Frea, modelan anak nya aja gini. Goblok!"

"Mama nya pasti nyesel punya anak kayak dia"

Wajah gadis mungil itu menunduk menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Selama ini apapun bentuk bullying yang ia terima, tidak ada satupun yang sampai membawa orangtua tapi kali ini berbeda. Ketiga gadis yang entah darimana asalnya itu datang, memberikan pukulan keras untuknya

"Sialan" louisa tampak tidak terima, ia menyentak kasar tangan suaminya, berjalan mendekati tiga gadis aneh tersebut kemudian menampar mereka semua " tau apa kalian tentang kehidupan keponakan saya ? Jangan cari masalah ya"

Sedangkan Oland, pria itu menyeringai menyusun rencana dalam otaknya. Jangan sampai kejadian yang menimpa Dara terulang kembali, ia tidak ingin keponakan kesayangannya itu harus bernasib sama seperti ibu nya

"Ayolah sayang, jangan membuat tanganmu kotor dengan menyentuh tubuh mereka" Gian membawa Louisa kedalam pelukannya

"Mommy engga nyesel ngelahirin aku kan ? Daddy juga engga nyesel punya anak kayak Stella kan ? Aku juga sering malu-maluin Abang, dapet nilai nol, engga juara, sering masuk ruang BK. Aku minta maaf Abang hiks...engga nakal la-lagi" Kenzo hampir saja meledakan tawanya ketika Stella memeluknya erat, menyembunyikan wajah pada dada bidang nya

"It's okay emang itu gunanya kamu, buat Abang jengkel"

Glen berjalan angkuh, entah darimana pria itu pasalnya tadi pria itu berjalan bersama yang lainnya namun ia tiba-tiba menghilang dan sekarang muncul seperti kuyang "tenanglah baby, berudu-berudu itu sudah basmi" Glen mengusap lembut pipi gendut gadisnya yang basah

"Haish...mood ku menjadi buruk! Uncle pergi dulu ya princess, nanti balik lagi kalau 3 kurcaci itu sudah kaku, dingin, tidak bergerak" Oland dan Zayn berlari keluar mall, tampaknya mereka senang dengan kehadiran  3 mangsa baru

"Udah gausah nangis"

Stella tersenyum miring, mendongak menatap Abang dan calonnya bergantian "siapa juga yang nangis, drama doang" gadis itu mengusap sudut matanya yang basah

"Jadi kamu nangis bohongan ?" Tanya Louisa tidak percaya

"Iya dong aunty, Stella sering masuk BK ditabok pake mistar, sapu, sama buku juga engga nangis tuh. Masa cuma kata-kata doang aku mewek, dih enggak banget"

"Siapa yang ngajarin kamu hm?" Glen mencubit pipi gadisnya gemas dan terakhir ia menyentil kening gadis itu membuat Stella memekik

"Abang yang ajarin" sedangkan Kenzo hanya mengibas-ngibaskan tangannya seraya menganggukkan kepala pasrah dengan tuduhan palsu yang di layangkan

"Uncle bangga, muka boleh sama kayak mommy tapi sifat harus licik kayak Daddy kamu ya" ejek Gian dan Louisa secara bersamaan

"Engga, gamau mirip Daddy mau mirip Abang aja"

"Heh tau ga kamu bukan adik kandung Abang ?" Kenzo menatap datar stella

"Cuma beda mommy doang kok. Pokoknya Abang punya aku"

"Enggak, seriusan Lo bukan adek gue. Tanya aja sendiri ke uncle Zayn, dulu gue mungut Lo waktu masih merah di bawa kolong jembatan"

Melihat wajah serius abangnya membuat Stella kembali menangis. Kali ini bukan akting tapi sungguhan sedangkan Kenzo membiarkan adiknya terus menangis, sekali-kali biarkan Ken yang mengusili gadis itu

"Sini sama saya"

Stella menolak memeluk Glen, ia terus merengek menarik ujung baju Kenzo agar mau untuk memeluknya

"Jangan pegang-pegang, engga kenal"




Vote nya mas mbak
Sabtu 08-11-2021

K E N Z OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang