Keesokan pagi nya Mentari dan semua nya sedang bersiap-siap untuk kembali pulang ke rumah, karena waktu libur sudah habis. Mentari dan dua sahabatnya sedang mengemas barang-barang mereka ke dalam koper.
"Awas ada yang ketinggalan ngga?" ujar Mentari.
"Nah udah, gue ngga ada yang ketinggalan kok" ucap Misha
"Iya gue juga udah semua.." sambung Rainey
"Oke, yuk keluar" ajak Mentari. Misha dan Rainey mengangguk dan mengikuti langkah Mentari yang berjalan keluar dari resort. Semuanya sudah ada di luar, tanpa aba-aba Mentari dan dua sahabatnya masuk ke dalam mobil. Kini mobil perlahan mulai meninggalkan resort.
Selamat tinggal Pink Beach.. makasih buat semua momen yang nggak bakal pernah bisa di lupain. Senja, langit malam yang bertabur bintang dan bulan. Suatu hari nanti aku pasti akan kembali ke sini, tapi entah itu kapan.. intinya terimakasih Pink Beach, sampai
jumpa lagi.Setelah menempuh perjalanan dengan pesawat kini mereka sampai di Bandara kota mereka. Aditya menelfon kang Deden supir di rumah Mentari agar menjemputnya di Bandara.
"Rainey sama Misha mau bareng atau gimana?" tanya Aditya.
"Nggak om.. tadi Iqbal bilang nya mau jemput, terus Rainey juga bareng sama aku" jawab Misha
"Iya om, Rainey bareng Misha" sambung Rainey. Aditya mengangguk, Tak lama dari jauh terlihat laki-laki memakai sweater hitam berjalan menghampiri mereka, benar saja itu Iqbal.
"Nah itu Iqbal kan" ujar Mentari sambil menunjuk ke arah Iqbal.
"Eh iya itu Iqbal. kalo gitu Misha sama Rainey duluan ya om, tante, makasih banyak!" ujar Misha sambil mencium punggung tangan Aditya dan Ayda.
"Iya om, tante, makasih banyak buat liburan nya hehehe" sambung Rainey sambil mencium punggung tangan Aditya dan Ayda juga.
"Duluan ya om, tante" kata Iqbal
"Iya kalian hati-hati ya!" ucap Aditya
"Iya jangan ngebut-ngebut bahaya!!" sambung Ayda seraya tersenyum. Iqbal mengangguk dan tersenyum balik kepada Ayda dan Aditya, kini mereka bertiga mulai berjalan menjauh dari tempat tadi. Tak lama akhirnya kang Deden datang menghampiri Mentari dan keluarganya.
"Maaf tuan, nyonya, tadi jalan macet" ujar kang Deden.
Aditya tersenyum, "Ngga papa kang. maklum Ibu Kota hahaha"
Mereka masuk ke dalam mobil, Mentari yang merasa lelah tertidur di pundak Bella. Bella terseyum dan membenarkan posisi kepala Mentari yang agak miring.
"Kasian, pasti capek banget" ujar Raihan sambil mengelus kepala Mentari dengan lembut.
"Iya, tapi dia juga pasti seneng banget" ucap Bella. Raihan mengganggu dan tersenyum. Sudah pukul 12.00 namun mereka belum juga sampai karena jalanan yang macet, Mentari terbangun dari tidurnya karena merasa terganggu dengan suara kendaraan lain.
"Kok bangun?" tanya Raihan.
"Berisik, gimana ngga ke bangun" jawab Mentari.
Raihan tertawa. Tak lama akhirnya jalanan mulai berangsur normal, kini mobil Mentari bergerak dengan kecepatan normal. Hingga akhirnya Mereka sampai di rumah nya. Mentari merasa lega kini ia bisa meluruskan kaki nya dan membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk, Mentari turun dan ikut membantu mengeluarkan barang-barang dari bagasi mobil. Setelah selesai mereka masuk ke dalam rumah, Mentari duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
"Cape banget" keluh Mentari.
"Lebay" ejek Raihan.
"Dih. kak Raihan kan laki beda tenaga nya sama perempuan" ujar Mentari. Raihan hanya tertawa, begitu juga dengan Bella yang duduk di sebelahnya. Aditya masuk ke dalam sambil membawa beberapa plastik, dan duduk di sebelah Mentari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Beach
Teen Fiction"Tunggu kalian saling kenal?" "Iya, ini sahabat gue yang sering gue ceritain ke lo" Ghava, merupakan 'cowok aneh' yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kehidupannya. Mentari bertemu dengan Ghava ketika ia sedang berlibur ke Pink Beach. Namun siapa s...