8. Pinggir Jalan

21 19 2
                                    

Hari ini adalah hari Sabtu, Mentari hanya berada di rumah tidak tau apa yang harus di lakukan nya. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke balkon rumah nya dan duduk di kursi yang ada di sana, ia melamun sejenak dan meraih ponsel nya.

"Kenapa Tar? ganggu aja lo, gue lagi tidur tau" ujar Rainey

"Gila, lo dari pagi baru bangun sekarang gitu?" tanya Mentari

"Hm" jawab Rainey lemas.

"Tau sumpah nih si Rainey, kerjaan nya tidur mulu" sahut Misha

"Gue kan emang nggak tau harus ngapain, jadi ya mending tidur"

"Nah kalo gitu jalan yuk nanti malem! Mau nggak?" ucap Mentari

"Yah gue udah ada janji sama Iqbal, maaf ya Tar" jawab Misha

Mentari mendengus nafas nya, "Yaudah deh ngga papa, kalo lo bisa nggak Rai?"

Namun tidak ada jawaban apapun dari Rainey

"Rai? tidur lagi lo ya?"

"Iya kali, kebiasaan banget emang. Punya temen cantik-cantik hobinya tidur" kata Misha sambil tertawa. Mentari pun ikut tertawa.

"Yaudah lah yaa, gue matiin aja. Dah"

"Dah Tar"

Mentari mematikan telfon nya dan ponsel nya, ia menaruh ponselnya di meja. Sekarang ia benar-benar bosan, tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan nya. Hingga akhirnya ia berdiri dan mengganti pakaian nya, Mentari memutuskan untuk pergi ke Aurora cafe sendirian, walaupun sendirian setidaknya ia bisa merasakan kenyamanan di cafe tersebut. Kini mobilnya terparkir di parkiran Aurora cafe.

Mentari menuju bagian atas Aurora cafe, tepatnya di bagian outdoor . Ya cafe itu menyediakan tempat outdoor supaya pelanggan nya bisa menikmati langit malam ataupun senja. Mentari memesan hot americano dan souffle pancake. Kini makanan nya telah habis, ponselnya berbunyi yang tanda nya ada pesan yang masuk, Mentari yang sedang menatap langit sore yang berganti menjadi malam, mengalihkan pandangan nya ke ponsel milik dirinya.

Unknown
Bahagia selalu sampai kita bisa bertemu kembali.

Mentari mengangkat alisnya.

Mentari
Udah deh, lo tuh siapa sih sebenarnya? dapet nomer gue dari siapa?

Unknown
Sudah ku bilang nanti juga tau.

Mentari tidak membalas pesan itu lagi dan menaruh ponselnya. Ia meminum hot americano miliknya. Mentari melihat sekelilinya, namun mata nya tertuju pada seorang laki-laki yang duduk tidak jauh dari nya, sosok itu sangat familiar bagi Mentari. Lelaki itu pun meletakan ponselnya dan menatap sekelilinya, ia melihat Mentari yang sedang menatapnya.

Mentari langsung mengalihkan wajahnya ke arah lain. Laki-laki itu menghampiri Mentari dan duduk di sebelahnya. Mentari menengok ke arah laki-laki itu dan mendengus kesal.

"Sumpah ya, dunia ini sempit banget perasaan. Dimana-mana pasti ketemu sama lo" ujar Mentari. Lelaki itu hanya diam dan tidak menjawab ucapan Mentari, "jangan bilang lo ngikutin gue?" sambung Mentari.

"Geer banget, ini tuh tempat umum" jawab lelaki itu yang ternyata adalah Ghava. Setelah nya suasana menjadi hening hanya ada suara orang-orang yang sedang berada di dekat mereka.

"Anterin gue yuk?" ujar Ghava

Mentari megerutkan dahinya. "Kemana?"

"Ikut aja, anggep aja lo bales budi sama gue"

Pink BeachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang