12. Her Home

9 10 1
                                    

Di perjalanan pulang, langit tiba-tiba saja berubah menjadi mendung. Angin bertiup cukup kencang, menandakan akan turunnya hujan.

Namun Mentari dan Ghava masih dalam perjalanan dan rumah Mentari masih cukup jauh. Akhirnya Ghava memilih untuk membawa Mentari ke rumahnya untuk menghindari guyuran hujan yang mulai turun.

Mereka sampai di depan gerbang rumah Ghava. Ghava membunyikan klakson motornya, dan tak lama seorang wanita paruh baya yang merupakan asisten di rumah Ghava membuka gerbang itu.

Ghava memarkirkan motornya, Mentari pun turun dari motor itu dan berlari kecil menuju depan pintu rumah Ghava. Dan ya hujan pun turun dengan sangat deras.

"Ayo masuk" ajak Ghava.

"Tapi gue mau pulang" ujar Mentari

"Lo nggak liat apa ujannya deras banget?" kata Ghava

"Udah ayo masuk dulu"

Mentari akhirnya mengangguk dan mengikuti langkah Ghava yang mulai masuk ke dalam rumahnya.

Ini pertama kalinya Mentari masuk ke dalam rumah Ghava, suasananya tak jauh beda dengan rumahnya. Ghava menyuruh Mentari duduk di sofa berwarna abu-abu yang ada di ruang tamu rumah nya.

"Sebentar ya, gue ke belakang dulu" kata Ghava. Laki-laki itu pun pergi meninggalkan Mentari yang berada di ruang tamu.

Tak lama setelahnya, datang seorang wanita yang cukup cantik. Mentari berfikir mungkin itu ibunya Ghava? Atau mungkin kakaknya? Karena wajahnya terlihat sangat muda.

Wanita itu tersenyum kepada Mentari dan duduk di sebelah Mentari.

Mentari tersenyum canggung saat wanita itu duduk di sebelahnya.

"Pacarnya Ghava ya? Saya mamanya Ghava" ujarnya sambil tersenyum.

"Ah bukan tante, saya temen nya Ghava. Ngomong-ngomong senang bisa bertemu sama tante hehe"

"Oh ya? Tante kira kamu pacarnya Ghava, kamu yang namanya Mentari bukan?"

"Iya tante saya Mentari, tapi maaf tante kok tau nama saya?"

"Oh itu.. Ghava kan sering cerita tentang yang namanya Mentari ke tante"

Pernyataan itu sontak membuat Mentari menautkan alisnya. Sering cerita? Ghava sering menceritakan dirinya kepada mamanya?

Entah perasaan apa yang di rasakan Mentari, tapi kini pipinya sedikit memanas.

"Kaget ya? Tapi bener loh Ghava sering cerita tentang kamu ke tante, katanya dia ketemu kamu liburan di pink beach ya? Dia bilang kamu cewek judes" kata mamanya Ghava sambil tertawa.

"Oh ya nama tante, Reva. Salam kenal ya Mentari, ngomong-ngomong kamu cantik banget" ujar wanita yang bernama Reva itu.

"Tante bisa aja, cantikan tante. Maaf ya tante tadi aku sempet kira tante itu kakak nya Ghava, soalnya keliatan muda banget"

Reva tertawa. "Emang banyak yang bilang gitu, tapi Ghava anak tunggal"

"Oh gitu ya tante, aku kira Ghava punya adik atau kakak"

"Enggak hehe"

Setelah itu kembali hening, dan akhirnya Ghava kembali dan duduk di sofa juga. Ia membawa gelas berisi teh, dan menaruhnya di meja hadapan Mentari.

"Di minum" perintah Ghava.

Mentari mengangguk dan meminum teh itu, dan ini merupakan teh yang tepat takaran gulanya dengan selera Mentari.

Ia kembali meletakkan cangkir itu di meja.

"Kata Ghava, papa kamu meninggal ya? Tante turut berduka cita ya. Padahal tante belum sempat kenal sama papa kamu"

Pink BeachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang