"Sas...Sas... woi Sashi Yosephine Kanaka." Panggilan Kaira dengan nama lengkapnya membuyarkan lamunan Sashi.
Sebelah alis Sashi terangkat, "Kenapa?" Tanyanya malas-malasan, karena tubuhnya memang sangat lemas setelah tidak tidur semalaman.
"Elo kenapa sih? Kayaknya dari tadi pagi lo kelihatan lemas banget. Pak Bambang nggak di kampus? Atau elo disuruh ngulang semua bab 3 elo?" Kaira coba menebak apa yang membuat Sashi tampak lemas.
"Hmmm... pak Bambang suruh ngulang bab 2 ama bab 3 gue karena katanya kajian pustaka sama metode penelitian gue tanda bacanya berantakan." Sashi tidak sepenuhnya berbohong karena selain tidak tidur semalaman, salah satu alasan dia lemas adalah masalah skripsinya yang disuruh dibuat ulang. Padahal untuk membuatnya saja dia membutuhkan waktu 3 hari karena pak Bambang, salah satu dari tiga dosen pembimbingnya itu sangat teliti dan sangat freak soal EYD.
Kepala Kaira mengangguk-angguk kecil tanda mengerti.
"Jadi lo langsung pulang sehabis ini buat memperbaikinya?" Lanjut Kaira bertanya sambil memutarkan tubuhnya melihat antrian pemesanan makanan yang sepi.
Tadi setelah bertemu pak Bambang untuk memeriksa skripsinya, Sashi segera kekantin karena terlalu malas langsung pulang. Tanpa sengaja dia bertemu dengan Kaira yang ternyata sedang mengumpulkan materi dari perpustakaan kampus. Itulah kenapa temannya itu belum memesan makanan saat dia sudah mendapatkan susu dan juga sandwich mini miliknya.
"Pak Langit," suara Kaira tertangkap pendengaran Sashi.
Tanpa sadar jantung Sashi berdebar. Jelas bukan karena jatuh cinta, tapi karena hubungannya yang dimilikinya dengan dosennya itu sekarang. Jujur saja Sashi tidak mau teman-temannya tau tentang dia dan Langit. Bodohnya otaknya Sashi memang maunya begitu, sayangnya tubuhnya lebih cepat bergerak mengikuti refleksnya. Lihatlah bagaimana dia sekarang menoleh pada Langit yang memang sedang berjalan memasuki kantin kampus bersama Nayla, salah satu dosen wanita di kampus mereka.
"Mereka tampak serasi ya." Ucap Kaira.
Sashi tidak menjawab karena kini fokusnya benar-benar tertuju pada Langit dan Nayla.
"Hubungan ini tidak seperti yang kamu pikirkan karena sebenarnya aku tidak mencari orang untuk melakukan hubungan seksual." Begitu kata Langit kemarin malam.
Mendengar itu, Sashi sebenarnya sempat kebingungan karena dia pikir alasan Langit mau membayar untuk perempuan adalah untuk seks. Bukankah seharusnya begitu?
"Tapi..."
"Aku punya suatu keadaan yang aku pikir tidak perlu aku beritahukan apa itu yang membuat aku membutuhkan kekasih segera."
Sashi tidak mengerti. Kekasih? Bukankah dengan semua yang dia punya seharusnya mudah buat Langit mendapatkan kekasih, bahkan tanpa membayarnya. Lagi-lagi seolah bisa membaca pikiran Sashi, Langit memberinya jawaban bahkan tanpa dia perlu bertanya.
"I need someone who can make sure that there won't be any feelings involved later."
Sedikit banyak Sashi akhirnya mengerti alasan Langit mencari wanita. But still it so random of him mencari kekasih melalui seorang mucikari. Tapi terserahlah itu bukan urusannya, begitu pikir Sashi kemarin malam. Makanya Sashi membiarkan hal yang mengganjal dipikirannya dan pilih melanjutkan membicarakan kesepakatan antara dia dan Langit nantinya. Dalam membuat kesepakatan mereka tidak menemui banyak masalah karena pria tersebut tidak banyak maunya. Hanya ada satu masalah yang sempat menjadi permasalahan diantara mereka, yaitu Sashi yang diminta Langit untuk tinggal bersamanya.
Well yeah, Sashi memang berniat meninggalkan penthouse yang ternyata memang pemberian papanya begitu dia punya uang. Tapi dia tidak pernah berpikir untuk tinggal dengan pria yang membayarnya. Dalam bayangannya saat dia menerima tawaran Shanny, dia hanya akan menghabiskan malam saja bersama client-nya. Bahkan kalau boleh, dia tidak perlu menginap. Itu yang ada dipikiran Sashi sebelum bertemu dengan Danik. Tapi setelah bertemu Langit dan pria tersebut bilang tujuannya membayar Sashi bukan untuk sexual activity, Sashi pikir tinggal bersama bukanlah hal yang besar. Apalagi Langit tidak keberatan membayarnya dengan jumlah besar, sesuai dengan kemauan Sashi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE BE MY SUGAR ***** (REPOST)
ChickLit(21+) Menjadi sugar baby? Dengan semua yang dimilikinya, Sashi tidak pernah berpikir akan pernah melakukannya karena selama ini Sashi bisa mendapatkan apapun tanpa melakukan apa-apa. Tapi apa jadinya kalau sesuatu memaksa Sashi untuk melakukannya? T...