Epilog

5K 481 139
                                    

Suatu pagi di sebuah rumah

"Hinata! Sudah ku bilang berapa kali jangan menaruh handuk diatas tempat tidur!" Bentak seorang gadis berkuncir satu terlihat sedang emosi lantaran kasur yang ia tempati kini sudah basah

"A-aku lupa! Maaf!" Balas laki-laki dari ruang tamu tengah memakai sepatu dengan terburu-buru karna dia sudah telat datang ke tempat latihannya

"Jangan jadikan itu alasan dasar jeruk cebol" Gadis ini menatap laki-laki di depannya dengan alis yang mengerut, sedetik kemudian dia kembali tenang karna teringat suatu hal

"Oh iya Hinata, mungkin nanti aku akan telat datang melihat pertandingan mu. Ibu ku ingin di jenguk seben-" Perkataanya terhenti karna tiba-tiba saja laki-laki itu mencium kening sang gadis tanpa aba-aba

"Nama mu kan sekarang sudah menjadi Hinata juga. Mulai sekarang panggil aku Shoyou, (Name)-chan" Tiba-tiba terlintas ide menjahili (Name), Hinata tersenyum tipis sebelum menggoda perempuan yang ada di hadapannya

"Ah tidak. Maksud ku, nyonya Hinata"

(Name) terpaku di tempatnya berdiri dengan wajah yang sudah semerah tomat, dia tidak pernah menduga Hinata akan berani melakukan hal itu

Seperti yang kalian lihat, kedua pasangan ini sudah menikah beberapa bulan yang lalu. Akhirnya momen yang paling di tunggu-tunggu datang juga, (Name) sudah bisa jujur dengan perasaanya sendiri. Begitu juga dengan Hinata

Meski ada sedikit kekacauan saat pernikahan (Name) berlangsung karna banyak yang tidak terima gadis yang pernah disukai oleh banyak orang kini telah sepenuhnya di miliki oleh Hinata Shoyou

"Be-bego! Kau mau membuat ku jantungan pagi-pagi begini!?" (Name) menjitak kepala Hinata lumayan kencang karna malu sekaligus salah tingkah

"Aw! Maaf, habis wajah mu yang memerah terlihat lucu sih" Balas Hinata sambil mengacak-acak rambut (Name)

"Kalau begitu..." Hinata segera mengambil tas yang berisi keperluannya untuk bertanding nanti dan membuka pintu rumah

"Aku berangkat, jangan lupa untuk datang ya"

Sedangkan (Name) masih setia menatap punggung Hinata yang mulai menjauh sambil memasang senyum tipis

"Memangnya kapan aku pernah lupa"

***

(Name) Pov

Selama menemani ibu di rumah sakit aku terus-terusan melihat ke jam dinding yang tertempel di sudut ruangan

Dan tentu ibu menyadari tingkah aneh ku

Menghela nafas panjang, ibu memijit keningnya sebentar sebelum berbicara padaku

"Bahkan kau tidak bisa berpisah dengan suami mu itu untuk satu hari saja? Satu hari"

"Ga bisa, aku bukan seperti ibu" Aku jadi teringat masa-masa kelam dimana aku selalu di tinggal sendirian dirumah bersama para pembantu sementara mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing

"Dasar bucin"

"Gapapa, Shoyou memang pantes buat di bucinin"

"Hadeuh... Aku tidak bisa menang kalau membicarakan hal ini. Biar ku tebak, daritadi kau melihat jam terus karna takut telat datang ke pertandingan itu kan?"

"Tuh tau, jadi sekarang tolong biarkan aku pergi. Ibu kan memiliki pengawal disini, kenapa masih harus memanggil ku"

"Anak bodoh, kau sama sekali tidak peka ya"

𝐦𝐲 𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭𝐦𝐚𝐫𝐞 || ʜᴀɪᴋʏᴜᴜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang