Prolog

29 3 0
                                    



Seorang gadis anggun dengan rambut hitam pekat nya yang selalu ia biarkan tergurai, tengah menangis di bangku miliknya.

Kedua tangan nya ia jadikan alas untuk menutupi wajahnya yang tengah memerah.

Ia tak tahu apa kesalahannya disini.

Hingga suatu tangan yang berukuran sedikit besar darinya mendarat halus tepat di kepala nya.

Ia mendongak. Menatap sang empu yang kini tersenyum manis. Menampilkan sedikit bolongan pada kedua pipinya.

Kanaya hanya membalas tipis senyuman pria itu. Sembari dirinya berkata,

"Makasih Pra. Aku gak papa"

Sang pria berambut sedikit ikal tersebut duduk di bangku kosong sebelah dirinya. Tangan nya kini telah beralih membereskan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya.

"Jangan lemah Kana."

Hanya itu. Hanya itu saja yang dirinya katakan tetapi berhasil membuat Kanaya tersenyum simpul.

Detik berikutnya, sang pria pergi meninggalkan Kanaya sendirian. Sebelum pergi meninggalkan kelas, ia menurunkan bahu nya. Berbisik kepada Kanaya,

"Nanti ketemu di tempat biasa"

"Mereka datang, inget lo bisa lawan mereka! jadi jangan takut-" Samuel mengarahkan mata hitam pekat nya ke arah pintu yang telah menampilkan dua orang yang baru saja masuk.

"Meskipun itu sama gue."

Deg!

Jantung Kanaya berpacu begitu kencang mendengar ucapan terakhir lelaki bertubuh jangkung itu. Senyum lebar yang telah menghiasi wajahnya kini telah terganti dengan perasaan takut.

Apa yang pengen kamu lakuin ke aku lagi?

"Gimana aku mau kuat? Kalo kamu aja begini terus Pra sama aku?." Ucap Kanaya dalam hati.
___

guys makasih bangett udah mau baca cerita ini😍

Jangan lupa vote & comment nya biar aku makin semangat yaa🥰💗

KANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang