Berada di keramaian dan di kelilingi oleh orang-orang berpakaian formal tentunya bukan hal yang di sukai Kanaya.Di sini lah dirinya. Di sebuah hotel bintang lima dengan gaun merah muda dan sedikit polesan make-up yang membuat dirinya tampak lebih manis.
"Kanaya."
Kanaya menoleh ke arah Darma yang tampak bahagia di hari pernikahan nya ini.
"Kenalkan, ini Anton, rekan bisnis papa."
Anton menyulurkan tangan nya.
"Kanaya"
"Nama yang bagus."
"Oh iya Ton, katanya kamu kesini sama anak kamu?"
"Iya Dar. William lagi mengambil minuman di sana." pria berjas hitam itu menunjuk arah jejeran tempat minuman. Menampilkan seorang pria jangkung blasteran dengan jas biru dongker nya yang sedang mengambil dua gelas wine.
Anton memanggil nama anaknya. Menyuruhnya untuk bergabung.
"Yes dad?"
"Introduce this papa's business partner and this is Kanaya."
William menjabat tangan Darma sembari mengulaskan senyum nya kepada Kanaya.
"Who is Kanaya, dad?"
"Kanaya is uncle Darma's son."
"Omg! you look so pretty Naya?"
"Thank you."
Kanaya menghampiri Darma, dia berniat pulang lebih cepat karena khawatir tentang keadaan mama nya saat ini.
"Pah. Kanaya pulang duluan ya?"
"Kenapa?"
"Mama gak ada yang jagain pah..."
Darma segera menggenggam kasar tangan Kanaya dan meminta izin keluar sebentar untuk berbicara dengan putrinya.
"Awss sakit pahh"
"Kamu tuh ya!"
"Bisa gak sih kamu sehari aja ngertiin papa?!"
"Mama kamu biar aja sendiri!"
"Lagian juga dia diem doang kaya boneka. Gak akan lah dia ngapa-ngapain."
"PAH!"
"Stop ya papa ngerendahin mama!"
"Masih mending Kanaya mau dateng ke pernikahan papa dan tante Bunga!"
"Panggil dia mama, Kanaya!"
"Enggak!"
"Papa nyadar gak sih? Tante bunga itu lebih pantes jadi temen Kanaya dari pada mama Kanaya!"
PLAK!!
"Cukup Kanaya!"
Tamparan keras dari Darma membuat gadis manis itu hampir hilang keseimbangan nya.
Kanaya lari meninggalkan Darma. Dapat Kanaya lihat bahwa William memandangnya dnegan perasaan heran. Kanaya tetap berlari membelah kerumunan sembari tangan nya menghapus air mata yang dengan kurang ajarnya turun.
***
Alunan musik yang sangat bising serta lampu-lampu terang yang mampu membuat kepala menjadi pusing, malah di jadikan Samuel sebagai tempat penghilang penat.
Sosok pria dengan jaket kulit yang terus menengker di bahu kiri nya, sedang menikmati minuman alkohol bersama perempuan cantik yang bertengker manja di tubuhnya.
"Samuel-Samuel" gadis dengan dress merah menyala seatas lutut itu menggeleng-gelengkan kepala nya.
"Heran gue sama lo. Tiap hari kesini terus, tapi masalah lo kayaknya gak selesai-selesai."
Samuel menaruh gelas, membawa gadis itu dalam pelukan nya, menatap intens bola mata berwarna biru tersebut sembari mengacak gemas rambut Clara.
"Masalah gue gak akan selesai kayaknya Ra."
"Itu mah jawaban lo setiap hari."
"Dan lo, gak pernah bosen untuk nanaya hal itu." Samuel menyentuh gemas hidung Clara, sembari membawa nya ke dalam pelukan. Menikmati wangi rambut Clara yang memabukkan.
Clara mulai menjauhkan tubuh nya dari Samuel.
"Gue yakin masalah lo akan cepet selesai, kalo lo mau jujur ke Kanaya tentang masalah kalian berdua."
"Kanaya udah tau sendiri Ra masalahnya."
"Tapi emang dia nya aja yang terus-terus an lugu dan sok polos."
"Menurut gue, Kanaya gak kaya gitu El. Tapi terserah lo sih.."
"Iya dong terserah aku..."
"Ihhh geli bangett!!! untung sayang. Ck"
Kedua insan itu terus hanyut dengan iringan musik serta pengaruh alkohol. Sampai tidak sadar ada orang yang menunggu dirinya untuk kembali.
****
Kanaya saat ini sedang melamun di depan meja belajar nya.
Memikirkan perkataan yang terus menggangu pikiran nya hari ini.
"Kalo kamu punya masalah, ceritain ke aku Naya."
"Aku siap jadi pendengar yang baik untuk kamu."
"Makasih Will, tapi aku gapapa"
"You're beautiful, and I'm interested"
Sungguh mengapa sulit sekali rasanya hidup ini? Kanaya bersumpah tidak akan mau bertemu dengan William lagi nanti nya. Membuat Bima menghilangkan perasaan nya pada Kanaya saja sangat susah! apalagi harus menambah orang? huft..
Baru saja ingin naik ke kasur nya dan berniat tidur, suara dering ponsel milik Kanaya malah terus berbunyi.
Kanaya dengan malas membuka pesan dri nomer yang tidak diketahui. Biasanya sih ini nomer penipuan atau tidak nomer yang menawarkan pinjaman online.
+6297xxxxxxxx
Send a picture
Kanaya melebarkan matanya begitu melihat gambar yang dikirim oleh nomer yang tak dikenal itu.
Dia terus meyakinkan bahwa orang itu bukan Samuel. Lagian jika itu Samuel, Kanaya harus apa? menghampiri Samuel dan marah-marah menanyakan apa maksud gambar ini? OMG! itu malah membuat Kanaya semakin dipermalukan nantinya!.
Akhirnya dengan perasaan sakit, Kanaya berusaha menutup matanya. Ia berharap mimpinya akan jauh dari kenyataan hidupnya yang pahit.
TBC!!
Hayy guys!! sorry banget untuk part ini aku buat lebih pendek dari biasanya😣
Belakangan ini aku harus fokus ujian dan rada susah untuk mikir alur dari cerita ini yang kadang suka aku rubah biar lebih menarik!.
Tapi it's ok, untuk part selanjutnya kalian bakalan makin greget sama Samuel dan Keysha yang makin nempel🤗
jadi kalian tim siapa?
#Samuel&Keysha
#Kanaya&Bima
Jangan lupa sisihin 2 detik nya untuk vote yaa💖Love you all❤️❤️❤️❤️