0.6|| Kehidupan Kanaya

10 1 0
                                    


Kanaya bangun dari tidur nya. Ia melirik jam berbentuk stroberi yang berada di atas nakas. Hari ini adalah hari Sabtu, yang berarti dirinya harus ke rumah sakit.

Sebelum dirinya mandi, ia membersihkan tempat tidurnya terlebih dahulu.

Kanaya telah selesai membersihkan badan nya. Sekarang waktu nya untuk ke dapur. Membuat sarapan untuk keluarga nya.

"Pagi mah?"

Perempuan yang Kanaya sapa hanya diam. Tatapan nya hanya lurus ke depan. Memperhatikan bingkai foto.

"Mama mau sarapan apa hari ini?

"Telur dadar aja ya mah? Kanaya lagi kepengen telur dadar. Apalagi kalo mama yang buat."

Dengan tangan nya yang lincah, gadis itu membuat telur dadar seperti resep ibunya.

"Mah, Makanan nya udah jadi!"

"Mama makan ya?"
Kanaya mendorong kursi roda menuju meja makan keluarga nya.

"Mah, mama tau gak kalo Kanaya kemarin dapet nilai tertinggi di pelajaran IPA loh mah!"

Sebuah suara pantovel terdengar di ruangan itu. Dengan segera Kanaya menghembuskan nafas panjang nya.

"Pagi pa?"

Pria ber jas biru dongker itu sama sekali tidak menjawab salam dari Kanaya. Bahkan melirik nya saja tidak.

"Papa mau sarapan dulu?"

"Naya. Minggu besok kamu ada acara?"

"Gak ada pah" Kanaya menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"Kamu bisa kan datang ke acara pernikahan papa?"

DEG!

Kanaya melirik mama nya yang telah meneteskan air mata.

"Tapi pah, mama?"

"Mama kamu itu cacat! sudah gak bisa jalan dan berbicara!"

"Papa juga capek kali Nay! ini sama aja kaya papa melihara boneka!"

"PAH!"

"Setelah menikah, papa gak akan tinggal disini."

"KAMU SAMA MAMA KAMU SAMA-SAMA BIKIN SUSAH!"

***

Kanaya mengehembuskan nafasnya gusar.
Ia ingin pasrah dengan keadaan dirinya sekarang.

Mengapa nama dan kehidupan nya tidak seimbang?.
Nama Kanaya berarti kebahagian dan ketemtraman. Tetapi dirinya tidak pernah sekalipun mendapat kebahagiaan itu.

Saat hasil pemeriksaan, Dokter berumur kepala tiga itu berkata bahwa dirinya harus melakukan operasi. Karena penyakit kanker ginjal nya telah memasuki stadium 3.

Kanaya meneteskan sedikit air mata nya di depan pria berkulit manis ini.

"Nay?"

"Ceritain Nay, ceritain semuanya ke gue."

Gadis manis itu masih enggan membuka suara. Dirinya masih terdiam dengan tangisan tanpa suara.

"Aku capek sama hidup aku Bim,"

"Gapapa Nay kalo lo capek sama kehidupan lo ini. Semua manusia juga pasti pernah merasa lelah menjadi kuat. Lo bisa istirahat sebentar Nay, tapi jangan sampe lo nyerah."

Bima membawa Kanaya ke dalam pelukan nya. Menyalurkan rasa sayang nya.

"Kanker ginjal aku masuk stadium tiga Bim. minggu depan harus di operasi." Kanaya meluruskan pandangan nya ke depan. Memandang indahnya lautan.

Hati Bima ter gores begitu mendengar penuturan gadis di samping nya ini.
Ia tak tega gadis manis ini selalu mendapatkan masalah.
Kadang Bima berfikir bahwa tuhan tidak adil kepada Kanaya.

"Nay,"

"Aku mohon sama kamu untuk gak ngasih tahu ini ke orang-orang ya?"

"Terutama Pra, papa, mama"

Bima hanya diam membisu dan mengangguk tipis sembari tangannya mengusap lembut bahu Kanaya.

TBC!

Hayy guys!! gimana part ini??
pasti tambah seru kan yaa?!!😻😻

part selanjutnya aku bakalan jamin tambah seru!!

Dan untuk tim Bima,, tenangg besok akan ada episode spesial Bima dan Kanaya!!!

uhuyyy!! siapa yang gak sabar ketemu Bimaa??

Jangan lupa vote & comment yaa guys!!!

peluk jauh dari akuu🤗😻

KANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang