10|| perfect eye

6 1 0
                                    


Hujan deras di pagi hari tentunya membuat murid-murid merasa senang, lantaran tidak melakukan upacara di luar melainkan di ruangan tertutup.

Kanaya sedari tadi gelisah. Mata nya terus mencari-cari keberadaan Samuel.

"Naya!" ucap Keysha berbisik penuh penekanan.

"Lo ngapain sih dari tadi gak bisa diem?"

"Eung.. gapapa Key" Kanaya masih saja terus memainkan bola mata nya. Ia tak mau karna kejadian tadi pagi, Samuel malah menjauhi dirinya.

Kanaya sangat fokus mencari keberadaan Samuel, hingga tak sadar bahwa upacara sudah selesai dan semua murid sudah mulai berpencar.

"Nyariin siapa?"

"Bima... kaget tau!" Bima hanya bisa cengengesan melihat raut wajah gemas milik Kanaya. Ingin rasanya ia menculik Kanaya dan membuat Kanaya amnesia agar Kanaya bisa menjadi miliknya selamanya.

"Hmm nyari Pra."

"Pra?"

"Iya. Liat gak Bim?"

"Gak ikut upacara dia. Anaknya tadi di kantin."

"Ohh oke Bima aku kesana dulu yaa?"

Bima hanya tersenyum pasrah dan berlari menuju kelas.

BRUK!

"BISA GAK KALO JALAN LIAT-LIAT!"

"Dih apaan sih! jelas-jelas lo yang nabrak gue!"

"Eh Bisul! asal lo tau yaa, gue itu paling anti deket-deket sama spesies kaya lo!"

"Apaans sih! gak nyambung banget pembicaraan nya."

"Iya gak nyambung, kaya otak lo!"

Keysha berjalan menghentak-hentak kan kaki nya. Belum jauh gadis berbando kuning itu berjalan, tangan nya sudah di tarik kencang oleh Bima. Membuat diri nya kehilangan keseimbangan dan jatuh dalam pelukan Bima.

Kedua orang itu masih diam memandang indah nya ciptaan tuhan. Bima yang tidak bisa lepas dari pipi chubby Keysha, dan Keysha yang tidak ada puas nya memandang indah mata Abu-abu milik Bima.

"Ekhem."

"Ada yang udah berpaling dari Kanaya nih?" dengan buru-buru Bima dan Keysha menstabilkan diri masing-masing.

"Maksud lo apa?" tanya Bima pada siswa yang rambut nya dipotong asal-asalan. Sepertinya ia habis kena razia rambut tadi.

"Nanti kalo Keysha baper Kanaya buat gue ya?" Raja mebuat senyuman jahil menambah kesipitan matanya bertambah.

"Wahh bener-bener lo Ja!" Bima berlari mengejar Raja berniat memberi pelajaran untuk nya.

"Raja setan sini lo!"

"Gak mau ahh takutt sama bang Bim!"

"Awas lo minta contekan IPA sama gue!"

"Gue nanti minta sama Nara aja Bim!"

Keysha tersenyum manis memandang mereka berdua yang masih lari mengelilingi lapangan indoor. Persis seperti seorang anjing dan kucing yang sedang berseru.

Hati Keysha sedari tadi tidak berhenti berdetak tak karuan setelah ia memandang bola mata indah milik Bima. Ia rasa Bima adalah pemilik bola mata terindah di dunia ini.

"I like your perfect eyes."

***

"Jadi mau ngomong apa?" Samuel memainkan pena dengan tangan kiri nya sembari kaki panjang nya ia naik-kan ke atas meja.

"Hmm.... kamu gak marah kan sama kejadian pagi tadi?" Samuel memandang sengit Kanaya. Ahhh ia kesal sekali dengan kejadian tadi pagi yang begitu memalukan.

"Maaf banget ya Pra. Aku emang ceroboh banget tadi. I'm sorry" Kanaya menundukkan wajah, memainkan kuku-kuku jari nya.

"Emang gitu kan diri lo Kana?"

"Maksud kamu?"

"Lo selalu minta maaf tanpa tau kesalahan yang lo buat. Bahkan walaupun lo tau kesalahan yang lo buat, lo bakalan terus minta maaf tanpa berusaha untuk memperbaiki atau mempertanggung jawabkan kesalahan itu Kana." Setelah mengatakan itu dengan tenang, Samuel pergi meninggalkan Kanaya dengan segala pemikiran nya.

"Pra tunggu!"

"Pra!"

Semua siswa di koridor menatap heran ke arah Kanaya yang terus memanggil nama Pra. Bukan kah Samuel sangat membenci nama tersebut?

Samuel menggertakkan giginya, urat leher nya tampak terlihat sekarang, dan jangan lupakan kedua telapak tangan nya yang sudah tertancap kuku nya sendiri.

"IKUT GUE!"

"Pra.."

"Sakit..."

BRUK

Samuel melempar tubuh Kanaya jauh hingga menabrak bangku yang cukup rapuh di gudang sekolah.

"UDAH GUE BILANG JANGAN PANGGIL GUE PRA DI DEPAN UMUM!"

"Maaf.."

Samuel menghampiri Kanaya, tangan kekar nya mencengkram keras kedua pipi gadis itu hingga berwarna merah.

"Harus gue apaain supaya lo nyerah Kana?"

"Pake cara alus udah"

"Cara kasar juga udah Na!"

"Cara apalagi supaya gue bisa hidup bebas tanpa lo?!" Samuel melepas kasar cengkraman nya. Ia menendang meja panjang yang ada di sebelah dirinya.

"Pra.."

"Asal lo tau Na, gue benci lo dari dua tahun yang lalu." Tatapan Samuel kini terlihat seperti orang yang putus asa. Sangat jauh dari beberapa detik yang lalu.

"Kasih tau aku Pra apa kejadian dua tahun lalu.."

"Gue gak yakin lo akan tanggung jawab Na. Bahkan kejadian yang penting aja lo lupa!"

"Aku bakalan tanggung jawab sebisa aku Pra."

"Lo bisa apa Kana? lo bisa apa hah?!"

"Gue gak akan minta tanggung jawab lo,"

"Kalo gue bisa urusin ini sendiri."

"Aku bakalan bantu kamu Pra"

"Pulang sekolah temuin gue di taman tempat lo selingkuh sama Bima."

"Aku gak selingkuh!"

"Jangan sekali-sekalinya lo ber fikir bisa lepas begitu aja dari gue, sebelum masalah kita selesai!"

"Aku harap masalah ini gak akan selesai Pra..."

"Agar aku bisa menikmati banyak waktu bersama mu."

"Walaupun setiap detik itu rasanya menyakitkan."

TBC!!

Hallo gaes!!!

Akhirnya aku bisa up part yang satu ini😍
Untuk nulis part ini bener-bener muter otak banget shay🤣
Tapi akhirnya aku bisa nge up juga❤️❤️

Jangan lupa vote&comment ya gaes❤️⭐️

LOVE YOU ALL❤️❤️❤️❤️❤️

KANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang