08|| not special

6 1 0
                                    


"Pra!"

"Pra. Tunggu!"

Sosok lelaki jangkung berambut coklat itu masih tetap berjalan lurus tanpa menghiraukan teriakan wanita dibelakangnya.

"Pra!"

"Pra sebentar!"

Samuel terpaksa memberhentikan langkah nya. Ia sangat jengah dengan suara Kanaya yang memanggil dirinya dengan sebutan Pra.

"Apa?"

Kanaya menetralkan detak jantung nya, ia hampir saja menabrak tubuh pria jangkung itu saat Samuel membalikkan badannya tiba-tiba.

"Don't you miss the tree house?"

Samuel membeku dengan penuturan Kanaya. Dirinya selama dua tahun ini telah melupakan rumah pohon itu. Rumah pohon yang menyimpan berjuta kenangan.

"Nggak."

"Apa selama ini kamu lupa kalo kamu pernah buatin aku rumah pohon?"

Yaa, Pra kecil dulu merengek meminta ayahnya membuat rumah pohon di perbatasan rumah kanaya dan dirinya. Alasan nya adalah agar mempunyai ruang tersendiri untuk menghabiskan waktu dengan gadis manis itu. Sekaligus mempunyai tempat yang bersedia menjadi saksi bisu masa kecil nya.

"Nggak penting untuk di inget juga kan?"

Kanaya menampilkan senyum tipis nya.

"Kamu berubah ya El semenjak pindah."

"Bahkan rumah pohon yang selalu menyimpan kenangan manis kita aja kamu lupa. Apa semua yang berhubungan dengan aku kamu benci?"

"Iya. Semua yang berhubungan dengan lo itu gue benci."

"Gue pikir setelah gue pindah rumah, gue bakalan bisa hidup tenang tanpa lo Kana! tapi ternyata lo satu sekolah sama gue. Dan itu yang  bikin gue tambah jijik dan muak sama lo!"

"Gapapa kok Pra.. gak papa kalo kamu merasa benci dan jijik sama aku. Tapi ingat, aku bakalan selalu ada buat kamu."

"Hey kalian!" suara bu Wari menggelegar di koridor utama.

"Kalian bukan nya lagi di hukum sama pak Broto?" Kanaya dan Samuel mengangguk.

"Trus ngapain masih disini?"

"Ibu sendiri ngapain masih disini?"

"Ibu, yaa ibu, ibu ngapain ya disini?" Bu Wari bingung sendiri dengan dirinya yang ada disini. Niat nya sih tadi ingin buang air besar, tetapi melihat dua insan yang tadi dihukum ini malah berdua an ya jadinya bu Wari menghampiri nya.

"Tuhkan ibu bingung sendiri"

"Aduhh udahlah kalian ke lapangan lagi!"

Bu Wari lari terbirit-birit. Rasanya perut bu Wari ingin meledak sekarang.

Samuel menggelengkan kepala nya sembari tertawa renyah. Tawa yang sangat dirindukan Kanaya.

"Kamu manis kalo ketawa."

***

Kanaya sedang menunggu jemputan dari pak Torik di halte sekolah.

Tangan mungil nya sedari tadi tak berhenti memainkan ujung tas berwarna hijau army tersebut. Barang berwarna hijau satu-satunya milik Kanaya.

"Nay. Jemputan lo masih lama?" gadis blasteran dengan rambut coklat terang itu bertanya dengan raut khawatir.

"Aku gak tau Key,"

"Udah yuk bareng gue aja"

Baru saja Kanaya ingin menggelengkan kepala nya, sebuah pesan masuk yang mengabarkan bahwa pak Torik tidak bisa menjemput karna ada urusan mendadak.

"Key, emang aku gak ngerepotin kamu?"

"Astagaaaa ya nggak dong Kanaya!"

"Lo itu temen gue satu-satu nya di SMA BUMI. Tapi sih gue pengen nganggep lo sahabat Nay, tapi nggak tau lo nya mau apa nggak jadi sahabat gue. Tapi jujurly banget yaa Nayy gue bener-bener nyaman deket lo, tapi inget hanya sebagai sahabat not pacar yaa. Yakali gue ama lo, gue masih normal yaa Nay! ehh tapi lo emang mau jadi sahabat gue?"

Kanaya bingung sendiri di tempat. Nada bicara Keysha yang cukup kencang begitu menarik atensi.

"Ya, aku mau. udah ayuk sekarang kita balik!"

"Aaaa jadi sayang sama Kanayaa"

"Semoga aja Muel juga sayang gue!" Keysha memajukan bibirnya sesenti.

Kanaya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kanaya tidak bisa bayangkan bagaimana ekspresi Keysha begitu mengetahui bahwa Samuel adalah pacar Kanaya.

Biarlah. Biarlah waktu yang menjawab semua nya.

***

Bima dari tadi menggerutu sebal. Dirinya terpaksa menemani Alika.

"Dek"

"Dek!"

"Abang apaansih?!" Alika menatap sebal sembari memainkan makanan nya.

"U-udah belom galaunya?"

"Belom!"

"Abang kalau mau pulang ya pulang duluan aja!"

"Seriusan dek?!" Bima memancarkan sinar dalam matanya.

Dirinya segera mengambil tas dan bersiap pergi. Tetapi isakan Alika kembali memberhentikan kegiatan nya.

"Hiks"

"Hiks. Abang jahat ama Ika"

"Abang pasti tega ama Ika"

"Abang udah gak sayang sama Ika kan?"

"G-gak gitu sayang, abang cuma punya urusan"

"Sama aja bang.." tangisan gadis berambut sebahu itu semakin menjadi-jadi. membuat seluruh atensi menghadap ke arah mereka berdua.

"Udah-udah. Abang disini dan terus nemenin Ika sampe DM Ika dibales sama kakel Ika."

"Huaa makasih abangg!!" Alika mendekap erat tubuh Bima membuat Bima menarik kedua sudut bibirnya.

"Gemesin banget adek abang."

"Besok mau abang beliin novel baru?"

"MAU!!!"

TBC!!!

Hay guyss!!!

Gimmana part ini??

Semoga kalian suka ya sama cerita ini!!

Dan sorry banget aku up nya lama🤧

Jangan lupa di vote&comment ya!!

love you all❤️❤️❤️❤️

KANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang