Kanaya mengerjapkan mata nya beberapa kali, ia meraba-raba kasur. Mencari keberadaan guling kesayangan nya yang bermotif stroberi.Dia melebar jangkauan nya untuk mencari guling, tetapi dirinya tak jua mendapatkan apa yang ia ingin kan.
Kesal dengan hal itu, Kanaya akhirnya melebarkan matanya, membuat dirinya sadar dari mimpi indah nya itu. Kanaya suka tidur, karna di waktu tidur itu lah dirinya bisa merasakan kebahagiaan dan ketenangan yang mustahil di dapatkan di planet ini.Betapa kaget nya Kanaya, ketika menyadari dirinya bukan berada di kamar bernuansa merah dengan harum stroberi. Melainkan berada di kamar serba hitam dengan wangi citrus yang menyengat.
Sosok lelaki dengan celana pendek selutut berwarna hitam serta kaos Polo putih menjawab semua kebingungan Kanaya.
"Udah bangun?"
"Kok aku bisa disini Bim?"
"Pingsan Nay,"
Gadis berambut acak-acakan itu mencoba mengingat kejadian kemarin malam.
Kanaya berlari kecil di pinggiran pantai.
Menikmati setiap hembusan angin yang membuat rambut hitam nya bertebaran.Sedangkan Bima menggelengkan kepala nya, melihat Kanaya yang tampak seperti anak kecil kegirangan.
"Bim!" Kanaya mengangkat tangan nya, memamerkan apa yang ia dapat.
"Aku ketemu penyu Bim!"
"Sini cepet! di deket aku ada satu lagi"
Bima menghampiri gadis dengan gaun putih polos, serta beberapa jepitan bermotif stroberi menghias indah rambut Kanaya.
Bima segera mengambil penyu kecil yang berada di dekat kaki Kanaya.
"Kita lepas bareng-bareng ya Bim?"
Bima mengangguk setuju.Kedua insan itu tampak kegirangan melepaskan hewan laut favorit Kanaya.
Senyum manis menghiasi wajah Kanaya maupun Bima.
"Lo emang suka banget sama stroberi ya Nay?" Kanaya mengangguk pelan, tatapan nya masih lurus kedepan menatap gembira kepada penyu yang kini semakin hilang.
"Why?"
"Stroberi itu sulit di tebak. Buah stroberi kadang manis dan kadang asam. Buah stroberi itu ibaratkan dunia aku Bim, aku gak bisa memilih siapa yang baik atau yang buruk buat aku. Kalo aku dapet yang manis, yang baik sama aku, ya aku bersyukur banget. Tapi kalo aku dapet yang asam, yang gak baik sama aku, aku pun akan nerima dia. Karena aku udah terlanjur nerima dia di kehidupan aku.
Ibarat nya, kaya aku udah terlanjur nge-gigit stroberi itu. Kan sayang kalo aku buang, apalagi itu buah favorit aku."Bima masih diam memandang gadis di depan nya ini. Ingin rasanya Bima mendekap erat Kanaya dan membawa nya pergi ke planet lain. Planet yang tidak ada orang jahat di keliling nya.
"Lo aneh, lo terlalu baik."
Kanaya memandang Bima intens. Bima menyentuh pipi Kanaya lembut.