Saat ini ketiga cowok Slytherin yang di pimpin oleh Draco tengah berjalan cepat di sekitar koridor yang berkemungkinan besar adalah tempat dimana orang yang tengah dicarinya berada. Sudah dua hari sejak percakapan mereka mengenai rencana bertanya pada gadis Slytherin tentang penyakit berdarah. Sayang sekali mereka baru bisa melancarkan ini sekarang karena dua hari lalu terlalu sibuk mengerjakan essai, juga latihaan Quidditch. Well, O.W.L bukan alasannya untuk mereka mengecualikan latihan Quidditch.
Langkahnya semakin mendekati tempat tujuan-Great hall. Sekarang memang menjelang waktu makan malam dan berdasarkan informasi dari 'sumber Theo', Pansy atau Daphne mungkin ada di Great Hall. Mengobrol tentang hal-hal feminim mengenai perempuan atau membicarakan penis anak cowok dan menjadikannya bahan fantasi sebelum tidur. Theo benar-benar luar biasa dalam pengetahuan mengenai hal seperti itu. Sebenarnya, mereka bisa saja menemui Astoria, tapi adik temannya itu diketahui tengah bersama teman Ravenclaw nya. Dan mereka juga tidak terlalu dekat dengan cewek Greengrass yang paling muda. Jadi, mereka memutuskan bertanya pada Pansy atau Daphne terlebih dahulu. Lagipula ini hanya pertanyaan tentang penyakit, mengapa pula ia tidak bisa mendapatkan jawaban dari Pansy dan Daphne sampai harus mencari Astoria ke tempat para Hufflepuff?
"Tepat! Sudah ku katakan sumber ku terpercaya."
Draco mengarahkan kepala ke arah yang Theo maksud ketika mereka baru saja melangkahi ambang pintu, "tidak terlalu, sebenarnya. Kau bilang Astoria Greengrass bersama teman Ravenclaw nya."
"Well, bukan masalah besar. Mungkin gadis itu sudah kembali karena memang sebentar lagi waktu makan malam. Lagipula bukankah itu bagus? Jadi, jangan protes."
Ia hanya memutar matanya malas kemudian duduk di sebelah Daphne, berhadapan tepat dengan Astoria Greengrass. Sementar Blaise duduk disebelahnya, Theo memilih duduk di sebelah gadis itu.
"Girls, kami punya pertanyaan," ucap Blaise memulai pembicaraan.
Ketiga cewek dihadapannya langsung mengalihkan fokus pada Blaise. Sementara ia dan Theo mulai mengeguk jus labu dan membuat Blaise menatap mereka dengan tajam.
"Saat kami tahun ke-empat, kami ingat pernah melihat mu," Blaise menunjuk Astoria Greengrass yang sangat jelas merasa bingung dan terkejut diwaktu bersamaan. "Kau masuk ke dalam comon room dengan Pansy dan Daphne. Lalu Theo menarik Pansy dari kalian, singkat nya kami melihat darah di rok biru mu."
"Pertanyaan nya," sambung Theo, "apa kau juga menderita penyakit berdarah?"
Hening, tidak ada jawaban sama sekali sementara wajah Greengras terakhir itu sudah semerah tomat, "tidak perlu merasa malu, Greengrass. Kau bukan satu-satunya yang menderita penyakit itu, kan?"
Tepat setelah Draco berbicara, gadis itu langsung berdiri dan pamit dari sana. Nah, apa yang salah? Ini hanya tentang penyakit, Merlin!
Daphne mengikuti adiknya pergi, "Dasar cowok kasar," Pansy mengatakan itu sambil berdiri kemudian pergi menjauh.
Mereka bertiga saling memandang, tidak mengerti apa yang barusan itu?
"Apakah penyakit berdarah sangat memalukan?" Tanya Draco menatap gelas nya.
"Itu.. mungkin saja. Granger juga sangat kesal saat Theo memperjelas hal itu di Hogsmeade, kan?" Jawab Blaise ragu karena kenyataannya tidak ada yang tahu pasti mengenai penyakit sialan menyusahkan itu.
=•=•=•=
"Malfoy?"
Suara berat milik seseorang terdengar dari depan pintu kamar. Draco yang sedang mengerjakan essai mantra nya menyerukan agar entah siapa itu untuk masuk saja. Merlin, siapa pula murid Slytherin yang memanggil nya? Dari suara, ia bisa meyakini itu adalah laki-laki. Nah, untuk apa dia ke sini? Ah, paling meminjam sesuatu, pikirnya tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Aeternus √
Fanfiction°° ORIGINAL PUBLISHED °° Start : 25 Desember 2021 Finish : 02 April 2022 __________________________ Draco berencana membuat Hermione menyukainya, agar ia bisa memastikan balasan dari apa yang ia rasakan. Dibantu dengan kedua temannya, Blaise dan T...