AA•17

605 82 3
                                    

"Hanya saja kau selalu menghilang setiap akhir pekan. Dengan jubah ku pada pekan kemarin dan aku tidak tahu apakah itu pertama kalinya."

Hermione menggaruk pelipisnya, bingung dan merasa bersalah. Mereka baru saja menerima hasil O.W.L dan Harry ingin membahas tentang jubah gaib nya yang hilang dengan menyisakan sebuah catatan bertuliskan 'aku pinjam jubah mu, Harry. Tertanda Hermione.'

"Harry, dia memiliki hidupnya sendiri."

"Sorry, Ginny, tapi aku sedang berbicara pada sahabat ku."

Matanya beralih dari Harry ke Ginny yang juga menatapnya seolah mengatakan 'sorry' dan kemudian pergi meninggalkannya dengan Harry yang masih menatapnya marah dan Ron berusaha menguatkannya tanpa kata.

"Aku hanya butuh jubah mu, Harry. Dan saat itu pagi-pagi sekali. Aku tidak ingin membangunkan mu jadi aku meninggalkan catatan."

"Atau kau bisa mengatakannya dimalam hari."

"Harry, aku sungguh minta maaf atas pencurian yang tidak di maksudkan begitu, okay? Mengapa kau sangat marah? Ron?" Tanyanya kini menatap pada sahabat berambut merah dengan penuh harap.

"Karena Parvati melihat mu dan Malfoy di danau hitam."

"Itu— kebetulan, kau tau kan? Malfoy selalu mencari celah untuk berbuat jahil pada ku."

"Itu yang aku bicarakan," suara Harry meninggi, menatap dalam pada matanya.

"Apa?" Hermione merasa bodoh karena tidak memahami ini. "Kau marah karena mengkhawatirkan ku? Bukan karena aku meminjam jubah mu?"

"Ya, dan aku harap kau menjauh dari orang menyedihkan itu, Mione. Kau lihat kan? Ayahnya, Lucius Malfoy adalah Death Eaters. Dan bibinya, Bellatrix Lestrange juga sama. Bahkan dia membunuh— aku ingin kau menjauhi Malfoy atau apapun yang berhubungan dengan mereka."

Andai saja kau tau apa yang telah Draco Malfoy lakukan untuk sebagian keberhasilan kita, Harry, batin Hermione menatap sendu sahabatnya yang sekarang sibuk menatap perapian. Dan Ron? Dia memberi isyarat agar Hermione mengiyakan perkataan Harry. Harry hanya sedang sedih. Kepergian Sirius adalah pukulan telak untuk nya.

Dan Draco Malfoy, sejak pertemuan terakhir mereka di danau hitam— benar pertemuan rutin mereka setiap akhir pekan. Itu mengubah hampir 360° pandangannya tentang Draco. Yeah, sekarang cowok itu adalah Draco tapi dia tetap Granger.

=•=•=•=

Draco sudah mengepak semua barang-barang nya. Nilai O.W.L nya sempurna tapi bagaimanapun juga Granger tetap yang nomor satu. Selalu begitu. Ia berkeliling asrama mencari Blaise dan Theo yang sangat aneh tidak berada di sekitarnya saat ia sedang tidak bersama Granger.

Sia-sia, tidak berguna, buang-buang waktu. Dimana Blaise dan Theo sebenarnya? Mungkin aku harus menemui Granger? Tidak mungkin, gadis itu pasti sedang menyiapkan kopernya.

"Malfoy!"

"Weaslette?" Alisnya bertaut melihat orang yang sejauh ini cukup berperan.

Weasley paling muda itu mengangkat tangan kanan nya sebagai tanda agar Draco menunggu dia yang sedang sibuk menarik nafas karena baru saja berlari melintasi setiap koridor.

Amor Aeternus √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang