AA•23

458 66 6
                                    

Kalung itu ternyata berhubungan dengan Katie Bell.

Hermione tidak tahu secara detail karena Katie masih di rawat di Hospital Wings. Dan sekarang kepalanya dipenuhi pertanyaan darimana Draco Malfoy bisa mengetahui semua kejadian ini? Ataukah dari ayahnya? Well, siapa tahu Draco ingin bersikap baik dan menentang jalan yang di pilih ayahnya tapi masih merasa takut untuk menyuarakan itu. Dan mungkin saja dengan memberikan Hermione beberapa clue membuat Draco merasa tidak terlalu bersalah juga berniat menebus kesalahan ayahnya yang terang-terangan menentang Dumbledore juga Orde? Ya, pasti alasan Draco adalah salah satu dari hal di atas.

Tapi clue yang Draco berikan terlalu umum bahkan terlalu samar. Setelah semua barang, Hermione selalu menebak dengan terlambat bahkan untuk yang satu ini. Tidak, Draco tidak salah karena jika Draco memberitahu dengan terlalu jelas juga bisa membahayakan nyawanya sendiri. Maksudnya, Voldemort pasti akan curiga darimana kami— pihak Dumbledore dan Orde, bisa tahu dan menggagalkan semua rencananya?

Ia terpaksa harus memikirkan jawaban dari semua teka-teki seorang diri atau paling tidak hanya dengan Ginny. Bukan maksud untuk menyembunyikan dari Ron dan Harry, hanya saja ia sudah bisa menebak kemana asumsi Harry jika semua benda ini berhubungan dengan suatu peristiwa.

"Halloween.." gumamnya pelan teringat pada kejadian dimana Filch menyeret Draco masuk ke dalam pesta professor Slughorn.

Apa yang di lakukannya? Filch bilang dia ketahuan menyelinap dilantai atas karena di undang oleh professor Slughorn. Tapi, Draco bahkan bukan anggota Klub Slug. Atau itu karena dirinya? Ia sempat mengajak cowok pirang itu melalui surat yang ia kirim melalui burung hantu, percaya atau tidak. Dan sekali lagi ia mengabaikan surat darinya.

"Atau tidak."

Menjelang pesta Halloween di kantor profesor ramuan mereka yangbaru, Hermione sibuk menunggu balasan surat dari orang yang bahkan tidak membalas pesannya. Jadi, mengapa kali ini dia fikir Malfoy akan membalas suratnya?

"Itu untuk Malfoy!" Desisnya sambil memukul tas jinjing yang ia bawa ke arah tembok setiap koridor yang di laluinya.

"Untuk dia karena membuat ku seperti idiot yang tergila-gila olehnya."

Sekali lagi ia mengayunkan tangan yang menggenggam tas sekolanya membentur tembok, "itu masih untuk Malfoy. Untuk dia yang berhasil mengambil sesuatu dari ku lantas membawanya pergi."

Saat ia hendak mengayunkan tangannya lagi, seseorang menariknya ke salah satu celah yang ada di dinding.

"Itu untuk kau yang menyudutkan ku di koridor setiap ada kesempatan," desisnya sengit setelah memukul kepala pirang yang sekarang menatap ke arahnya.

Benar, Draco Malfoy cowok yang menjauhinya berminggu-minggu sekarang telah kembali dengan cara seperti biasa, menyudutkannya disegala kesempatan.

"Apa?!" Tanya nya emosi karena Malfoy hanya menatapnya dengan tatapan sendu dan hembusan nafas yang keluar bersama dengan ungkapan rasa lelah dari raut wajahnya. Bagus, sekarang cowok itu membuatnya merasa bersalah.

"Sorry," ucapnya menunduk tapi itu hanya sesaat karena tangan pucat yang sangat akrab langsung menahan dagunya.

"Don't. I'm sorry," Draco bergumam pelan sekali hampir seperti bisikkan. "Don't look at down, Hermione. I wanna see your beautiful eyes. It's make me strong."

Keheningan menyapa, seperti biasanya. Tapi kali ini keheningan itu memang diharapkan. Draco menempelkan dahinya dengan dahi Hermione. Matanya terpejam, hembusan nafasnya berat dan tangannya masih tetap dingin.

"Sorry, aku tidak memahami kalung itu."

Draco tidak merespon, ia masih ada di posisi yang sama tapi kini membawa salah satu tangannya untuk menangkup pipi Hermione.

Amor Aeternus √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang