9. Hujan.

154 87 117
                                    

Happy Reading gengs-!!!

•••••

9. Hujan.

"TENDANG PALANYA CANSU!!!"

"BAYANGIN DIA MANTAN LO!!!"

"CANSU! CANSU! CANSU!"

Semua siswa-siswi SMA Starlight bersorak menyemangati Cansu yang kini sedang dihadapkan dengan musuh SMA sebelah. Mulai dari taekwondo, wushu, pencak silat semua lomba-loma itu diwakili Cansu. Lawan tandingnya sudah kelelahan tidak berdaya karena serangan demi serangan yang Cansu berikan.

Berkali-kali Arjuna dan Aarav meringis ngeri saat melihat Cansu menendang lawannya. Sedangkan Enzi, Reza, Arga, Ayara, dan juga Anjas terus bersorak menyebut nama Cansu. Sang Wasit sudah memisahkan kedua Cansu dan lawannya, lalu mengangkat tangan Cansu pertanda gadis itu yang menang.

"Alhamdulillah, kagak sia-sia Cansu ngeluarin tenaga!" heboh Arga sambil terus memukul-mukul kaleng roti dengan sandal jepit miliknya.

"Berisik! Lo heboh sendiri daritadi. Lagian lo dapet kaleng monde darimana sih?" sentak Ayara yang sudah tak tahan. Gendang telinganya terasa mau pecah.

"Oh ini, dapet dari kantor bk, kaleng kosong lumayan buat nyemangatin Cansu," balas Arga santai.

"Kemenangan tidak ditentukan dari jenis kelamin. Adek gue emang paling jago kalo masalah gelut," ucap Enzi bangga. Memang hari ini Cansu mendapat lawan dengan jenis kelamin laki-laki.

"Gak ngebayangin kalo jadi suaminya terus dia diselingkuhin gimana jadinya," ucap Anjas geleng-geleng karena melihat serangan brutal yang diberikan Cansu tadi.

"Paling hilang kepalanya," balas Reza.

"UNTUK SISWA-SISWI SMA STARLIGHT DIMOHON LANGSUNG KELUAR DARI ARENA PERTANDINGAN, DAN MENUNGGU DIDEKAT LOKASI PARKIR, TERIMAKASIH," suara itu menggema begitu keras.

"Kalian duluan aja, nanti gue keluar bareng Cansu," pesan Enzi.

Reza, Arga, Aarav, Ayara, serta Anjas mengangguk dan mulai berjalan keluar dari arena. Sedangkan Arjuna celingukan mencari kamar mandi.

"Lo kenapa gak ikut keluar?" tanya Enzi malas.

Arjuna menoleh, "Cari kamar mandi."

"Ck, ayo ikut gue."

Akhirnya kedua pria itu berjalan bersama menuju kamar mandi. Arjuna langsung berlari ke arah toilet laki-laki, sedangkan Enzi berdiri menunggu Cansu didepan toilet perempuan.

"Bang!" ucap seseorang dari belakang sambil menepuk pundak Enzi.

Enzi menoleh dan mendapati Cansu dengan rok sekolah dan kaos hitam polos. Enzi tersenyum sambil mengacak-acak puncak kepala Cansu.

"Bagus banget, tapi kok tumben lo nyerangnya brutal banget kayak tadi?" tanya Enzi sedikit heran.

"Salah sendiri ngeledekin gue diawal. Yaudah sikat aja," jawab Cansu sedikit emosi.

Enzi tertawa mendengar jawaban Cansu. Memang adiknya ini mudah terbawa emosi. Apalagi dengan kata-kata merendahkan yang keluar dari mulut lawannya.

"Ayo keluar, nungguin apa disini?" tanya Cansu.

"Nunggu Arjuna, masih ditoilet dia. Mungkin bentar lagi keluar," jawab Enzi.

"Lah? Bukannya kalian berdua musuhan? Kok sekarang jadi deket gini?"

"Emang musuhan, gak deket juga. Yakali dia ditinggal sendiri disini."

Enzi dan Cansu menoleh saat menyadari keberadaan Arjuna. Arjuna mengangguk pertanda urusannya sudah selesai dan dibalas anggukan Enzi serta kode menyuruh Arjuna berjalan lebih dulu. Sedangkan Cansu, gadis itu sama sekali tak tahu apa yang dimaksud kedua pria didepannya.

CANSU (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang