Happy Reading!
•••••
20. Mulai Terungkap.
"Gue ceritain tapi lo jangan ngasih tau Cansu, Ayara, atau siapapun."
Anjas menganggukkan kepalanya, tentu saja dia tak mungkin menceritakan pada Cansu dan Ayara.
"Dua tahun lalu ada cewek namanya Jesslyn, dia ada di sekolah yang sama. Nih anak berdua suka sama Jesslyn. Ya lo tau yang mereka lakuin pasti rebutan cewek itu." Aarav menghela napasnya, rasanya berat sekali jika mengingat kematian Jesslyn.
"Hingga akhirnya Jesslyn lebih milih Enzi, gue agak gak terima. Gue terus deketin Jesslyn, tapi malam itu gue mabuk di club tanpa Aarav. Paginya gue udah ada di apartemen sama Jesslyn. Tapi sumpah gue gak ngelakuin apa-apa. Gue mau nunjukin rekaman CCTV yang ada di kamar apartemen gue ke Enzi, tapi gue gak tahu filenya hilang kemana." Arjuna menyambung cerita itu, dia mengatakan apa kebenarannya.
"Terus kenapa bisa meninggal?" tanya Anjas.
"Lo jangan emosi dulu, Jun. Dengerin penjelasan Enzi biar semua tau jalan masalahnya," ucap Aarav memperingati Arjuna.
Arjuna mengangguk pasrah. Aarav masih terus menatap Arjuna, pria itu sedikit tak yakin dengan Arjuna. "Lo emosi beneran gue tabok!"
"Iya-iya!" kesal Arjuna.
Enzi menghela napasnya, jelas itu masih menjadi luka untuknya. "Malam itu memang gue makan bareng sama Jesslyn, gue memang pegang gelas dia karena waktu itu gue nuangin cola ke gelas dia sama gelas gue. Kita minum bareng, habis itu gue tinggal angkat telpon dari Cansu. Pas gue balik dia udah tergeletak mulutnya ngeluarin busa."
"Gue gak ngerti apa-apa. Kalaupun gue naruh racun di minuman botolnya pasti gue juga keracunan." Enzi menatap minuman kaleng dengan merk cola di depannya.
"Lo berdua saling salah paham? Bisa aja ada orang yang sengaja bikin permusuhan kalian semakin besar dengan mengorbankan cewek itu." Anjas mulai paham awal mula permasalahan antara Arjuna dan Enzi.
"Gue, Arga, sama Reza juga udah ada niatan buat nyari tahu masalah itu karena kasian sama Cansu. Lah kok sekarang udah ada masalah lagi," ucap Aarav sambil memijit batang hidungnya.
"Gue tetep gak percaya sama Enzi," celetuk Arjuna membuat semua pria itu menoleh ke arahnya.
"Apalagi gue, gue juga gak percaya sama lo! Waktu Jesslyn diautopsi secara keseluruhan bahkan sampai rahimnya, memang dia gak hamil tapi segelnya udah gak ada! Lo bisa tanya Arga atau Bundanya dia kalau gak percaya!" balas Enzi tak mau kalah.
"GUE GAK NGAPA-NGAPAIN JESSLYN BAJINGAN!" teriak Arjuna emosi.
"GUE JUGA GAK NGERACUNIN DIA BANGSAT!"
"BACOT ANJING! DIEM LO BERDUA!" Reza akhirnya membuka suara, teriakan mampu membuat suasana hening.
Reza menunjuk Arjuna dan Enzi secara bergantian. "Lo berdua gak usah ngomong sekarang. Giliran gue, Arga, sama Aarav kalo lo berdua ngomong sekata aja beneran gue patahin leher lo, mau itu Enzi ataupun Arjuna." Reza berhasil membungkam kedua pria itu, entah kenapa aura Reza sekarang sangat tidak bersahabat.
Anjas merasa namanya tidak disebut juga ikut diam, dia juga takut melihat Reza saat ini. Mungkin Reza sudah muak dengan berdebatan Arjuna dan Enzi. Hah! Jika tidak begitu kedua pria itu akan terus berdebat saling menyalahkan dan itu tidak ada habisnya.
"Lupain dulu masalah Jesslyn, kita bahas masalah di hutan kemarin."
Anjas mengangkat tangannya lalu menunjuk dirinya sendiri, Anjas berusaha menjelaskan bahwa dia ingin berbicara menggunakan bahasa isyarat yang dilakukannya. Anjas tidak berani membuka suara karena takut dengan Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANSU (REVISI)
RomansaJadi inget ini cerita di akunku dulu @her_andien. Aku tulis lagi disini, karena aku lupa password aku yang dulu. So aku bukan jiplak karya orang, karena ini karya aku sendiri. Cuma beda akun aja, Happy Reading. Budayakan follow dulu ya gens, thanky...