10. Siapa?

139 75 112
                                    

Happy Reading gengs-!!

•••••

10. Siapa?

Arjuna baru saja sampai dirumah, jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Dengan langkah perlahan Arjuna berjalan, celingukan mencari sang Mamih, serta berdoa agar Mamihnya tak marah. Meski seperti berandalan saat disekolah, tapi saat di rumah Arjuna sangat takut dan menurut dengan Mamihnya.

"BAGUS! DARI JAM SATU NGARET SAMPE SAMA LIMA. DARIMANA KAMU?"

Mendengar teriakan itu Arjuna menghentikan langkah serta memejamkan mata takut. Suara langkah kaki menghampiri Arjuna. Jantung Arjuna berdetak kencang, apakah ini cinta? No! This is the real of Ketar-Ketir!

"Darimana kamu?" tanya Yasha menepuk pundak Arjuna.

Arjuna menoleh lalu tersenyum, "I'm sorry, Mam."

"Darimana? Ini juga baju siapa?" tanya Yasha lagi.

"Dari rumah Enzi, ini juga baju Enzi," jawab Arjuna.

Yasha memicingkan matanya, "Kamu berantem lagi sama Enzi?"

"Astagfirullahaladzim, suudzon mulu. Enggak, Arjuna juga capek berantem mulu sama Enzi," ucap Arjuna kesal.

"Terus ngapain di rumah Enzi?"

"Tadi Arjuna kehujanan, mau telpon ke Mamih tapi HP Arjuna lowbet, terus ada Cansu sama Enzi nolongin. Yaudah sekalian numpang di rumah mereka sampe hujannya redah," jelas Arjuna pada Yasha.

"Lagian kenapa gak jemput Arjuna tadi?" tanya Arjuna kesal.

Yasha memukul lengan Arjuna, "Palingan juga kamu seneng bisa ketemu Cansu," sindir Yasha.

"Kok tau?"

"Kamu tiap hari ngigau manggil-manggil Cansu."

Arjuna melotot tak percaya. Benarkah seperti itu? Aduhh, untung saja hanya Mamihnya yang tahu, jika Papihnya juga tau, pasti sudah lebih malu. Bagaimana bisa terus memikirkan Cansu sampai-sampai terbawa di alam bawah sadar?

"Udah sana makan, Mamih mau lanjutin nonton TV," ucap Yasha lalu meninggalkan Arjuna.

Arjuna masuk ke kamarnya lalu melompat ke kasur membaringkan tubuhnya. Pria itu memukul-mukul kepalanya, malu tentu saja malu. Niat ingin membalas dendam malah menjilat ludah sendiri. Tapi lebih malu saat mengetahui penuturan Mamihnya yang baru saja didengarnya.

"Kenapa harus pake ngigau sih anjir!"

•••••

Jam sudah menujukan pukul enam pagi, tapi seperti matahari enggan untuk menampakkan diri. Mendung disertai hujan gerimis menghiasi cuaca pagi ini. Membuat siapa saja malas untuk melakukan aktivitas apa saja. Terlebih saat hari Sabtu seperti sekarang.

Begitu pula dengan Cansu, gadis itu masih berada dibawah selimut dengan mata terpejam. Berguling-guling diatas kasur untuk mencari posisi nyaman. Mungkin hari ini dia akan bangun pukul sepuluh.

Sedangkan Enzi, pria itu sudah sibuk memasak di dapur, walaupun dia sudah menghancurkan dapur, tapi masih tidak menyerah untuk menyelesaikan masakannya.

"Lo ngapain, Parjo? Sampe-sampe kayak kapal pecah gini?" pekik seseorang yang baru datang.

Enzi menoleh, ternyata kedua sahabatnya sudah sampai. Walaupun hujan gerimis, mereka tetap akan berangkat jika urusan nongkrong.

"Masak," balas Enzi lalu melanjutkan acara masaknya.

"Cansu mana?" tanya Reza karena tak melihat keberadaan Cansu.

CANSU (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang