Happy Reading-!!
•••••
7. Pusing.
Enzi mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan yang sepi karena sudah larut malam. Motornya membawa Enzi menuju apartemen miliknya, juga milik Arga dan Reza. Mereka bertiga sudah membuat janji untuk berkumpul hari ini dan bermalam di sana. Sampai disana Enzi segera berlari masuk menunggu didepan lift terbuka. Ponsel bergetar, Enzi segera membuka ponselnya.
From: Eja.
Cepetan, Gue sama Panjul udah sampe.Enzi kembali memasukkan ponselnya saat lift kembali terbuka. Pria itu rak berniat sama sekali untuk membalas pesan, lagipula dia hanya harus naik tujuh lantai untuk sampai dikamar apartemennya.
Pintu lift terbuka, pria itu dengan cepat melangkahkan kakinya keluar lift, lalu berjalan menuju kamar apartemennya. Tanpa menekan bel, Enzi segera menekan password. Pintu itu terbuka, dengan terburu-buru Enzi masuk lalu menutup pintunya kembali.
"Assalamu'alaikum."
Didalam apartemen sudah ada Reza dan Arga yang duduk dimeja makan. Keduanya menoleh dan mendapati Enzi dengan muka yang tidak bersahabat.
"Waalaikumussalam," balas keduanya.
Reza menatap datar Enzi, "Duduk!"
Enzi menghela napasnya lalu duduk disamping Arga.
"Itu beneran dijodohin?" tanya Arga masih tak percaya.
"Iya. Meskipun dijodohin gue gak bakal nge-restuin. Yakali gue ngasih adek gue ke dia," jawab Enzi menggebu-gebu.
"Terus lo gak setuju. Terus gimana sama Mamah Papah lo?" tanya Reza.
"Gak ngerti, tapi kalo beneran dijodohin, gue bawa kabur Cansu ke Amsterdam. Lagian mana mau Cansu sama dia. Ganteng kagak, songong iya!"
Reza dan Arga menghela napasnya kasar. Mereka berdua tahu sebesar apa permusuhan Enzi dan Arjuna, dan pastinya mereka juga terlibat, begitu pula dengan Aarav. Pastinya Enzi akan tetap menolak perjodohan ini.
"Gue mikir gini, gimana bisa Papih Mamih-nya Juna jodohin dia. Padahal mereka tahu kalo Juna punya pacar," ucap Reza.
"Mungkin bukan tipe Maminya Juna, mungkin tipe Mamihnya dia Cansu," balas Arga.
"Bukannya Juna mirip kayak tipe-tipenya Cansu?" tanya Reza, berhasil membuat Enzi menatapnya kesal.
"Kalaupun Cansu tipenya kayak Arjuna. Gue juga gak bakalan mau punya adik ipar modelan Arjuna," balas Enzi kesal.
"Bercanda, serius aje hidepnye," ucap Reza dan Arga bersamaan.
Enzi dibuat semakin kesal disini, "Serius! Bercanda aje hidepnye!"
•••••
Cansu masih memikirkan kejadian kemarin. Musuh? Musuh apa? Arjuna hanya berkata permusuhan diantara mereka hanya dalam balap motor saja, tapi sepertinya ada hal lain disini. Cansu sudah bertanya pada Arga dan Reza secara detail. Tapi mereka berdua tak memberikan jawaban sama sekali, Aarav? Anjas? Juga tak menjawab. Enzi juga selalu mengalihkan topik pembicaraan jika Cansu menanyakan hal itu.
"Aaarghhh!!" Cansu berteriak prustasi sambil mengacak-acak rambutnya kesal.
"Lo kenapa sih?" tanya Ayara bingung.
Cansu menoleh, terlintas pikiran untuk menceritakan hal ini pada Ayara. Cansu menghembuskan napasnya kasar.
"Gue dijodohin, Ra," lirih Cansu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANSU (REVISI)
RomansaJadi inget ini cerita di akunku dulu @her_andien. Aku tulis lagi disini, karena aku lupa password aku yang dulu. So aku bukan jiplak karya orang, karena ini karya aku sendiri. Cuma beda akun aja, Happy Reading. Budayakan follow dulu ya gens, thanky...