11. Sementara waktu.

124 65 94
                                    

Sebelumnya mohon maaf, please don't call me Kak, Author, thor. Alasannya karena gak enak aja gitu, apalagi dipanggil Kakak. Saya masih bocil bunda, harusnya saya yang manggil kakak ke Anda. Tapi bukan bocil epep:)

Panggil Andini atau Min aja okay?

Happy Reading gengs!!

•••••

11. Sementara Waktu.

Brakk!!

Motor Enzi oleng hingga terjatuh. Begitu pula dengan Enzi dan Cansu. Enzi menoleh cepat ke Cansu, melihat adiknya yang tengah kesakitan Enzi langsung berusaha bangkit dan menegakkan motornya kembali. Enzi melihat ke arah pengendara yang menendang motornya. Pengendara itu menyadari saat Enzi melihat langsung melarikan diri.

"WOY ANJING!!!" teriak Enzi.

Perhatian Enzi kembali ke Cansu, Enzi membantu Cansu berdiri lalu memeluk adiknya. Cansu juga cukup terkejut dengan kejadian ini. Dua hari berturut-turut dia diganggu oleh orang tidak dikenal. Kemarin dengan Arga, dan sekarang dengan Cansu.

"Arjuna nih pasti," ucap Enzi pelan.

Enzi melepaskan pelukan, lalu menatap Cansu serius, "Lo gak seberapa sakit karena jatuh tadi?"

Cansu menggeleng, "Kenapa?"

"Mau bantuin gue?" tanya Enzi. Cansu mengangguk pelan, walaupun tidak seberapa yakin.

"Ayo ikut gue ke markas Arjuna, gue yakin ini perbuatan dia. Karena kemarin dia kalah balapan, lo mau bantuin gue hajar anak buah Arjuna yang udah buat jatuh tadi?"

Seharusnya Enzi dan melibatkan Cansu dalam hal ini. Namun, kali ini sudah benar-benar keterlaluan. Jika saja Enzi sendirian tadi dia masih memaafkan Arjuna. Tapi tidak untuk saat ini, karena dia sudah ikut mencelakai Cansu. Cansu kembali mengangguk.

"Bentar gue telpon Reza sama Arga," ucap Enzi lalu mengeluarkan ponselnya.

Dengan cepat Enzi mencari kontak Reza lalu menghubungi Reza. Enzi langsung menempelkan benda pipih itu di telinganya.

'Kenapa, En?'

"Tolongin gue, Bro. Lo kesini sama Arga, gue di perempatan deket sekolah," ucap Enzi.

'Otw.'

•••••

Arjuna baru saja sampai di markas, dia datang sendrian. Arjuna langsung membuka pintu rumah yang memang dijadikan markas.

"BRO!" teriak Arjuna.

Semua orang yang ada didalam keluar, termasuk Aarav dan Anjas. Mereka semua menatap Arjuna bingung. Ada apa dengan pria itu?

"Kenapa, Jun?"

Arjuna menghembuskan napasnya kasar, "Enzi cari masalah sama gue. Dua hari gue teror sama dia, motor gue sampe lecet karena jatuh, kalian mau nolongin gue? Dia juga nyerang gue, pas gue lagi sama Mamih."

"Berarti dari kemarin malam lo di teror?" tanya salah satu anak buah Arjuna.

Arjuna mengangguk, "Selesai balapan kemarin malam, dia nendang motor gue, gue sempet jatuh."

"Lo yakin dia Bang Enzi?" tanya Anjas.

"Yakin! Karena cuma dia musuh gue."

Suasana mendadak hening, Aarav sedikit merasakan kejanggalan. Tidak mungkin Enzi melakukan hal itu, apalagi saat Arjuna bersama dengan Mamihnya. Dia tahu sifat Enzi, walaupun mereka bermusuhan. Enzi tak pernah menyerang dari belakang seperti itu.

CANSU (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang