8. Menghindar.

155 99 131
                                    

Happy Reading-!!

•••••

8. Menghindar.

Sudah terhitung lima hari sejak malam perjodohan antara Cansu dan Arjuna, Enzi sama sekali tak mau berbicara dengan orang tuanya. Pulang selalu larut malam. Baginya hanya Cansu yang paling penting. Orang tuanya bahkan tak tahu serumit apa masalahnya dengan Arjuna.

Seperti saat ini keluarga Harsha sedang duduk dimeja makan. Suasana kali ini sangat berbeda dari biasanya hening, dan canggung. Setelah menyelesaikan acara makannya, Enzi berdiri lalu berjalan kearah wastafel untuk menaruh piring kotor, dan melenggang pergi ke kamarnya.

Cansu menatap kepergian kakaknya sambil tersenyum hambar. Sudah beberapa kali dia membujuk Enzi untuk membicarakan secara baik-baik dengan orang tua mereka, tapi Enzi tetap tak mau. Selalu pulang larut malam, dengan kondisi muka lebam. Cansu masih berpikir keras masalah apa yang ada diantara Enzi dan Arjuna.

"Cansu!"

Cansu serta kedua orang tuanya menoleh. Ayara, gadis itu baru saja datang dengan dress putih selutut.

"Eh maaf Om, Tante. Tadi Ayara kira sudah selesai makan malamnya."

"Nggak papa, sudah makan?" tanya Angga.

"Sudah, Om."

"Kalian mau keluar?" tanya Nisha sambil membereskan piring-piring kotor.

"Iya, nyari perlengkapan kelas. Nggak lama, palingan jam sembilan pulang. Boleh?" tanya Cansu meminta izin.

Angga mengangguk, "Janji jam sembilan sampai rumah?"

"Janji," ucap Cansu dan Ayara bersamaan.

"Lo duduk dulu, gue mau siap-siap bentar," kata Cansu langsung berlari ke kamarnya.

Angga berpamitan kembali ke ruang kerjanya. Ayara menaruh tasnya lalu menghampiri Nisha. Nisha menoleh, lalu tersenyum saat tahu maksud Ayara.

"Sini tante," ucap Ayara meminta piring kotor, berniat untuk membantu.

"Gak perlu, ini cuma sedikit. Kamu duduk aja."

Ayara mengangguk tapi bukannya duduk gadis itu membantu mengelap piring yang selesai dicuci.

"Mamah, Papah kamu gimana? Kamu sekarang ikut siapa?" tanya Nisha hati-hati.

"Sudah pisah dari sebulan lalu, aku tinggal di apartemen yang dikasih Kakek. Gak milih ikut Mamah ataupun Papah, Papah pergi dengan istri barunya, Mamah juga sudah sibuk dengan pacarnya," jawab Ayara.

"Kalau kamu kesepian, tidur disini aja. Jangan sedih-sedih masa depan kamu masih panjang," pesan Nisha.

Ayara mengangguk sambil tersenyum. Derap langkah terdengar dari tangga.

"Widihh rajin bener," kagum Cansu saat melihat Ayara membantu mencuci piring.

Ayara melihat Cansu dari atas sampai bawah. Tak ada yang berubah dari penampilan sahabatnya ini. Memakai pakaian dengan warna hitam. Dan yang paling penting, jarang sekali Cansu memakai dress atau rok, hanya saat sekolah saja.

"Lo pakai dress gitu sesekali," ucap Ayara.

"Ribet. Takut sobek, gue gak bisa diem," balas Cansu.

Ayara hanya mengangguk pasrah. Kedua gadis itu berpamitan pada Nisha, lalu berjalan keluar rumah. Cansu menoleh kesana kesini, tak melihat mobil Ayara.

"Lo naik apa?" tanya Cansu.

"Ojek online."

"Gue gak dibolehin naik mobil karena nabrak pagar kemarin. Motor gue juga masuk bengkel," ucap Cansu.

CANSU (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang